Jelang Pra PON 2019, Salsabillah Didera Cedera
KABAR miris datang dari Pelatda babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) atau Pra PON cabor panjat tebing. Atlet andalan Banten Rajiah Salsabillah mengalami cedera dan harus istirahat selama 6 pekan dari Pelatda Jangka Panjang (PJP) KONI Banten. Namun demikian semangat patriot olahraga diperlihatkan oleh Salsabillah dengan tetap tekun berlatih. Tekad yang tinggi membuat peraih medali emas pada Asian Games 2019 nomor speed relay tersebut tetap menjalani latihan rutin di Wahana Panjat Tebing Kota Tangerang, Alun-alun Ahmad Yani. Tetapi Salsabillah tidak menjalani latihan seperti sebelum mengalami cedera ia hanya berlatih ringan untuk menjaga kondisi. "Saya hanya latihan pull up saja sampai pulih, belum berani memanjat takut terjadi cedera lebih parah lagi. Saya sedih kalau harus istirahat selama enam minggu,” ujar Salsabilah, Rabu (23/4). Diungkap remaja 19 tahun itu cederanya berawal saat mengikuti kualifikasi PON XIX/2016 Jawa Barat pada tahun 2015 lalu. Awalnya Salsabillah mengira hanya cidera biasa. “Saat Pelatnas Asian Games 2018 cedera kambuh lagi dan selama seminggu tidak latihan. Tapi saya tetap bisa bertanding karena pulih selama seminggu, karena saya minun obat," ungkapnya. "Setelah Asian Games cedera tidak pernah saya rasakan lagi dan tidak pernah saya periksakan ke dokter. Baru kemarin saya periksa ternyata saya mengalami robek dibagian otot pinggang,” tutur Salsabillah. Meski cedera Salsabillah tetap akan berjuang hingga pulih dan kembali berlatih. "Sebelum kaki saya putus saya tidak akan berhenti menekuni hobi saya ini. Cidera ini masih bisa ditangani. Saya belum berfikir untuk berhenti,” ungkapnya. Salsabillah hanya berharap dirinya bisa mendapat bantuan dana untuk pengobatan dari KONI Banten. Karena biaya yang dikeluarkannya untuk pengobatan dan terapi cukup mahal dan saat ini harus merogoh kocek pribadi dan dana talangan dari pengurus. Harapan ini dikemukakannya karena dana hibah dari KONI Banten untuk Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (Pengprov FPTI) Banten tak kunjung turun. “Katanya bisa dirembes, tapi sampai sekarang anggaran belum turun, terpaksa kita pakai dana talangan dahulu untuk membiayai pengobatan Salsabillah. Tapi biayanya sangat mahal kalau dihitung-hitung sampai sembuh totalnya puluhan juta,” ungkap Betik, Pelatih Pelatda Panjat tebing Banten. Hal tersebut diamini Ketua Harian FPTI Banten Arsani Maidi yang menyebut saat ini Pengprov FPTI Banten minim dana. Pasalnya, organisasinya tetap menggelar Pelatda lebih awal dari yang dijadwalkan oleh KONI. “Pengprov FPTI sudah memulai Pelatda Pra PON dari Januari, nekad walaupun tidak punya dana. Info terakhir dana dari KONI hanya diberikan kepada Pengprov hanya 4 bulan pelaksaan Pelatda, persiapan 4 bulan untuk Pra PON kami sangat kurang,” kata Arsani. "Makanya kami belum bisa maksimal membantu Salsabillah," tutupnya. (apw/jpg)
Sumber: