Masih Banyak SMP Belum UNBK

Masih Banyak SMP Belum UNBK

SERANG – Masih banyak sekolah menengah pertama (SMP) sederajat di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Banten yang belum bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang dimulai Senin-Kamis (22-25/4). Penyebabnya, sekolah belum memiliki komputer yang cukup untuk UNBK. Sekolah itu hanya bisa melaksanakan ujian nasional kertas pensil (UNKP). Di Kabupaten Serang misalnya, sebanyak 30 sekolah menengah pertama negeri (SMPN) belum bisa melaksanakan UNBK. Begitu pun di Kabupaten Pandeglang, ada 70 SMP sederajat yang belum bisa melaksanakan UNBK. “Yang negeri yang belum UNBK (di Kabupaten Serang), 30 sekolah ini yang jadi kewajiban kami. Kalau dengan jumlah rata-rata 100 siswa dalam satu sekolah kemudian dibagi dua shift maka dibutuhkan 1.500 komputer lagi, tapi kalau dibagi tiga shift maka kebutuhannya paling 1.000 komputer,” kata Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah seusai meninjau pelaksanaan UNBK di SMPN 1 Petir, Kabupaten Serang, Senin (22/4). Menurut Tatu, terkait belum cukupnya komputer untuk UNBK, pihaknya akan kembali menganggarkan dana penyediaan komputer paling sedikit 1.000 komputer. Komputer itu akan diberikan kepada sekolah pada 2020. “Untuk 1.000 komputer itu anggarannya mulai dari Rp6-10 miliar, mudah-mudahan nanti 2020 bisa tercapai. Dari kemarin sudah diberikan (komputer) tapi bertahap, bahkan ada di perubahan kita anggarkan, tapi 2020 harus dipaksakan harus komputer dulu,” ujarnya. Tatu mengatakan pihaknya juga akan melakukan pemantauan UNKB ke daerah lainnya yang pelosok di Kabupaten Serang, karena adanya laporan beberapa sekolah yang tidak terjangkau oleh jaringan. “Nanti kita cek di Bojonegara, bahkan ke semua pelosok, harus disusur ke desa, jangan sampai yang di ujung komputernya ada tapi jaringannya gak ada,” paparnya. Ia pun menekankan kepada anak-anak yang sedang melaksanakan UNBK untuk terus belajar, karena dalam ujian tersebut bukan hanya menginginkan untuk lulus, namun juga kualitas anak harus dipersiapkan. “Kalau ke anak-anak mungkin penekanannya juga ada di guru, karena sekarang tidak ada skor untuk lulus, tapi jangan hanya lulus tapi kualitas anak harus dipersiapkan. Saya harap ke Pak Kadis (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan/Dindikbud Kabupaten Serang, Asep Nugrahajaya) minta banyak anak dari Kabupaten Serang untuk bisa masuk ke perguruan tinggi tingkat nasional yang bagus, tapi sebelumnya persiapan itu harus dilakukan sejak SMP ini, tidak bisa secara langsung,” tuturnya. Kepala Dindikbud Kabupaten Serang, Asep Nugrahajaya mengatakan keterbatasan komputer dalam UNBK tersebut telah diatasi dengan komunikasi dengan sekolah menengah atas (SMA) sederajat untuk digunakan di SMP terdekat yang membutuhkan. “Tapi sayangnya ini belum semua dilakukan, contohnya di SMP 1 Petir  ini kekurangan fasilitas komputer, dan ini mereka meminjam ke SMA Petir 1,” katanya. Menurut dia, pihaknya akan berupaya pengadaan komputer untuk sekolah-sekolah, karena komputer tersebut bukan hanya digunakan untuk kebutuhan UNBK melainkan juga untuk rutinitas belajar mengajar. “Untuk sementara ini yang kurang memang boleh pinjam dan kita sudah koordinasi dengan Dindik (Dinas Pendidikan) Provinsi Banten, tapi nanti tahun 2020 akan kita penuhi,” tuturnya. Terkait siswa yang tidak hadir saat UNBK, kata Asep, wajib mengikuti ujian susulan yang dilaksanakan satu minggu setelah UNBK tersebut. “Sampai saat ini belum ketahuan yang tidak hadir, ini kan ada tiga shift jadi sampai sore nanti kita lihat saja sore,” paparnya. Sekadar diketahui, pada ujian nasional (UN) di Kabupaten Serang kali ini ada 317 SMP sederajat yang mengikuti. Rinciannya, 62 SMP negeri, 71 SMP swasta, 5 madrasah tsanawiyah negeri (MTsN), dan 179 MTs swasta. Sementara itu di Kabupaten Pandeglang, Bupati Pandeglang, Irna Narulita menekankan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang agar hasil UN di Kabupaten Pandeglang tahun ini tak anjlok seperti tahun lalu di tingkat Provinsi Banten. Hal itu dikatakan Irna saat pemantauan pelaksanaan UNBK di dua sekolah yakni SMPN 3 dan SMPN 4 Pandeglang, Senin (22/4). Saat itu Irna didampingi Kepala Dindikbud Pandeglang, Olis Solihin. "Saya minta kepada Kadindikbud agar tahun ini hasil UN (Ujian Nasional) Kabupaten Pandeglang meningkat, jangan sampai anjlok peringkatnya seperti tahun lalu," kata Irna kepada wartawan di sela-sela meninjau pelaksanaan UNBK. Menurut Irna, memang UNBK dan UNKP saja tidak dapat menentukan kelulusan siswa, tapi apabila nilai ujian praktiknya tidak maksimal, bisa saja tidak lulus. Untuk itu, dia minta semua ujian yang dilakukan baik UN maupun ujian praktik lainnya harus maksimal, sehingga hasil akhirnya memperoleh nilai memuaskan. "Saya memberikan sinyal peringatan keras kepada kadindik, kepala sekolah dan para guru. Jika hasil UN tidak ada peningkatan, berarti nol besar pekerjaan mereka, cari tahu apa masalahnya apakah muridnya atau kah para gurunya," ujarnya. Untuk perolehan nilai maksimal, Irna menilai selain dari peran siswa yang aktif dalam belajar, para guru juga wali murid harus ikut andil. Apalagi, kata dia, saat ini bisa dikatakan kurang lebih baru 25-30 persen SMP di Pandeglang yang melaksanakan UNBK karena minimnya sarana komputer. "Saya akan berupaya maksimal untuk tahun depan baik bantuan pusat, provinsi atau APBD, sehingga semua sekolah dapat melaksanakan UNBK," paparnya. Kepala Dindikbud Pandeglang, Olis Solihin mengatakan sebanyak 115 SMPN, MTs, dan tiga SMP terbuka yang melaksanakan UNBK dan UNKP. Dari jumlah itu, ia mengungkapkan 70 UNKP, 13 UNBK mandiri, dan 36 UNBK ikut di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). "Untuk yang mandiri kurang lebih 8.257 siswa, MTs dan SMP UNBK numpang 9.383 siswa, dan UNKP 5.761 siswa. Jadi, jumlah keseluruhan yang UN SMP dan MTs 17.640 siswa,sedangkan untuk tiga SMP terbuka yaitu SMP 1 Karangtanjung, SMP 2 Labuan dan SMP1 Sumur," katanya. Terkait hasil UN, Olis meyakini tahun ini ada peningkatan dari tahun lalu. Pihaknya terus melakukan  peningkatan kapasitas bagi para guru pengajar. "Para guru yang sudah PNS (pegawai negeri sipil) harus memberikan kinerja yang maksimal, dan saya harap tahun ini tidak lagi kedelapan di tingkat provinsi, minimal peringkat keenam nilai terbaik hasil UN," ujarnya. Olis menilai tolok ukur untuk mendorong keberhasilan para siswa dalam melaksanakan ujian ada beberapa komponen, di antaranya guru, siswa, dan orang tua. "Kita harus bersama-sama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sekarang generasi milenial, banyak anak terganggu, salah satunya oleh gadget, di sini peran orangtua sangat penting untuk mendorong peningkatan belajar siswa," ucapnya. Sementara di Kota Serang, seluruh SMP sederajat sudah melaksanakan UNBK. Walikota Serang, Syafrudin menyatakan pelaksanaan UN di Kota Serang berjalan lancer. "Semuannya berjalan lancar, fasilitas pun aman dan tersedia. Baik komputer, muapun lembar kertas ujian," ungkapnya usai memantau UNBK di  SMP Negeri 1 Kota Serang dan SD Negeri 3 Kota Serang, Senin (22/4). Menurut dia, dalam pelaksaan UNBK tingkat SMP maupun SD, Pemkot Serang sudah memfasilitasi dan memberikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk pelaksanaannya. "Itu semua untuk memenuhi kebutuhan UNBK dan UN. Baik ketersediaan komputer maupun biaya pelaksanaan UN," katanya. Sementara itu, Kepala Dindikbud Kota Serang, Ahmad Zubaedillah menyatakan seluruh SMP di Kota Serang siap melaksanakan UNBK. Sebanyak 79 SMP negeri maupun swasta telah menjadi pelaksana UNBK di Kota Serang, semua server-nya sudah tersinkronisasi. Menurut dia, pihaknya telah mendistribusikan sebanyak 440 unit komputer untuk setiap SMP yang masih kekurangan komputer. "Karena ini amanat langsung dari Kementerian Pendidikan untuk semua SMP melaksanakan UNBK. Makannya kami siap melaksanakannya, dan sedang dalam proses pelaksanaan. Semoga tidak ada kendala," ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa pengadaan 440 unit computer dilakukan dengan menggunakan anggaran Pemkot Serang Rp3 miliar untuk pelaksanaan UNBK tingkat SMP dan UN tingkat SD berjalan lancar. "Ini semua bentuk peningkatan dari Pemkot Serang untuk fasilitas pendidikan. Agar para murid-murid yang melaksanakan UNBK dan UN tidak menghadapi kendala. Baik server komputer gangguan, maupun kekurangan lembar kertas ujian," katanya. Menurut dia, dalam pelaksanaan UNBK tingkat SMP di Kota Serang mengalami perubahan dengan tahun kemarin. Karena pada tahun 2018, hanya 20 SMP yang bisa mengikuti pelaksanaan UNBK. Sedangkan di tahun 2019, semua SMP di Kota Serang bisa mengikuti UNBK. "Semuannya berkat dukungan dari Pemkot Serang dan Kementerian Pendidikan, sehingga di Kota Serang semua SMP bisa melaksanakan UNBK," ujarnya. Seperti diketahui, UNBK tingkat SMP di Kota Serang pada 2019 diikuti sebanyak 3 ribu peserta didik dengan jumlah sekolah sebanyak 79 SMP negeri dan swasta. (mg-03-mg-04-mg-05/tnt)

Sumber: