RSUD Dradjat Siap Tangani Caleg Stres, Kalah di Pemilu

RSUD Dradjat Siap Tangani Caleg Stres, Kalah di Pemilu

SERANG – Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tinggal menghitung hari. Pascapesta demokrasi itu tak menutup kemungkinan akan banyak calon anggota legislatif (caleg) yang stres karena kalah. Oleh karena itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang siap menangani caleg stres tersebut. Meski demikian, dokter spesialis kejiwaan RSUD itu baru satu orang, padahal minimal dua orang. Selain itu, juga belum ada ruang khusus untuk perawatan inap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang, dr. Efrizal saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (2/4) mengatakan untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung di RSUD Dradjat, pihaknya menerima dokter spesialis jiwa baru dan menyekolahkan dokter-dokter yang ada pada program spesialis kejiwaan. "Untuk jadi dokter spesialis seperti itu kan tidak mudah, tidak mungkin saya tiba-tiba ditarik ke dokter spesialis jiwa, itu kan tidak nyambung. Makanya kita juga ada PNS (pegawai negeri sipil) yang sedang belajar. Saya lupa sekolahnya dimana, yang pasti dia sudah di tahun kedua, jadi sebentar lagi beres dan akan mengabdi di Kabupaten Serang," ujarnya. Terkait belum adanya ruang khusus untuk perawatan inap pasien ODGJ, kata Efrizal, terhadap pasien itu pihaknya baru memberikan perawatan jalan dengan memberikan layanan konsultasi dan pengobatan. "Kalau ruangan khusus kami belum ada. Jadi kalau perawatan inap kami tidak memadai. Kan kalau kita gangguan jiwa ada dua macam, ada yang bisa dengan rawat jalan dan rawat inap, tapi untuk saat ini hanya bisa sebatas rawat jalan, jadi konsultasi sama pengobatan. Kalau rawat inap harus dirujuk, mau kemana Grogol atau kemana?” ujarnya. Meski demikian, pihaknya sedang berupaya untuk menyediakan ruang khusus sakit jiwa. Saat ini penyediaan itu dalam tahap perencanaan. Tempatnya bersampingan dengan ruang Melati di RSUD Drajat. "Sudah ada peruntukannya, karena membuat ruangan khusus jiwa kan beda, harus seperti semipenjara, karena takut dia lari, barang juga khusus, bukan seperti ruangan umum, cuma rencana itu sampai saat ini belum selesai, baru ada alokasinya. Kalau poli atau dokternya sudah ada kita, tapi kalau persiapannya kami hanya batas perawatan, tinggal nunggu anggarannya, tapi tahun ini belum siap," tuturnya. Efrizal mengaku belum bisa dibangunnnya ruang khusus sakit jiwa dikarenakan masih banyak persiapan yang belum selesai. "Persiapannya masih mentah. Kalau memang anggarannya tahun depan ada, mungkin akan dimulai tahun depan, tapi kita juga gak tahu," paparnya. Sementara itu, Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Serang, Heri Azhari mengatakan dalam pemilu, pihaknya selalu menyampaikan beberapa saran kepada caleg-nya. Pertama, caleg harus siap kalah sehingga ketika kalah, mereka sudah tidak kaget dan stres. Kedua, caleg jangan telalu ambisius untuk menang. Ketiga, caleg diminta banyak bersilaturahmi dengan kiyai karena banyak saran yang bagus yang bisa dilaksanakan. “Kalau terlalu ambisius untuk jadi, pasti mereka tidak akan menerima kegagalan. Kemudian kalau ke kiyai minimal mereka dapat mengendalikan emosional. Saya selalu sampaikan kepada calon bahwa dalam politik itu tidak ada kekalahan, yang ada itu kemenangan yang tertunda,” kata Caleg DPRD Provinsi Banten Daerah Pemilihan Kabupaten Serang ini saat dihubungi melalui WhatsApp, Rabu (3/4). Menurut Heri, sampai saat ini, pihaknya belum pernah mendengar adanya caleg yang stres akibat gagal menang, terkhusus di Kabupaten Serang. Meski demikian kemungkinan tetap ada. “Mudah-mudahan tidak ada yang seperti itu, karena saya yakin mereka sebelum mencalonkan benar-benar sudah siap dan menerima resiko (risiko)-nya,” ujar Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang ini. (mg-03/tnt)

Sumber: