Debat keempat Jokowi-Prabowo Lebih Atraktif, Berani Saling Serang

Debat keempat Jokowi-Prabowo Lebih Atraktif, Berani Saling Serang

JAKARTA - Debat keempat calon presiden yang mengusung tema ideologi, pertahanan dan keamanan, pemerintahan dan hubungan internasional lebih interaktif. Kedua kandidat tampak saling menguasai materi. Prabowo tampil lebih menyerang. Jokowi berargumen lebih tenang. Dalam beberapa segmen, Prabowo juga tampil sedikit emosional. Ada juga satu sesi saat pendukung tertawa, Prabowo sedikit emosional berkomentar kepada penonton di dalam ballroom. Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, debat keempat bisa dibilang menjadi penampilan terbaik kedua kandidat. Tema yang diusung dikuasai. Meskipun saling sindir, pernyataan kedua kandidat berdasarkan data dan fakta di lapangan. Pria yang juga menjabat Direktur Eksekutif Indonesia Political Review tersebut menuturkan, kurangnya kandidat dalam mengeksplor data terutama angka dikarenakan ada rasa kekhawatiran invalidnya data tersebut. Sehingga masing-masing kandidat hanya berargumen sesuai fakta dan pengalaman di lapangan. Yang harus jadi perhatian, kedua kandidat interaktif. Seperti berbalas pantun. Masing-masing mengutarakan pendapat yang berseberangan. Tetapi jika diamati keduanya sama. Sama-sama menunjukkan nasionalismenya, papar Ujang kepada Fajar Indonesia Network, Sabtu (30/3). Hal senada diutarakan oleh pengamat politik Emrus Sihombing. Ia menilai Jokowi tampil tenang dan elegan sedangkan Prabowo sedikit menggebu. Emrus menilai, kedua kandidat perlu diapresiasi dan diacungi jempol. Tasa saling menghormati jelas tersirat selama debat berlangsung. Emrus juga mengapresiasi pernyataan Prabowo yang mengakui dilahirkan dari ibu yang berbeda agama. "Itulah Indonesia. Penuh keberagaman tetapi tetap harmonis," ujarnya. Ucapan Prabowo bisa menarik simpati rakyat menurutnya. Ia menegaskan, jalannya debat seharusnya bisa lebih atraktif jika KPU memberikan waktu lebih kepada kandidat dalam berargumen. Karena dari jalannya debat, banyak ucapan yang terpotong karena habisnya waktu. "Lagi-lagi ini yang perlu dievaluasi. Karena dengan terpotongnya ucapan, pesan dan program yang disampaikan belum sepenuhnya bisa diphami oleh pemilih. Padahal, pemilih harusnya diutamakan. Bukan kepentingan kandidat," terangnya. Penutupan Manis "Saya dan pak kiyai Maruf Amin, malam hari ini ingin menyampaikan melalui debat malam ini kita banyak perbedaan pendapat. Namun kita jangan pernah lupa bahwa yang terpenting adalah bukan tentang debat, tapi masa depan dan kesejahteraan bangsa kita," kata Jokowi. Ia juga mengingatkan tentang memahami dan menyayangi rakyat dan bangsa. Bagaimana mendengarkan dan mencarikan solusi pada bangsa dan negara. "Saya senang naik sepeda dan sering rantainya putus, bahwa rantai persahabatan saya dengan pak Prabowo tidak akan pernah putus. Juga tali persahabatan pak Maruf Amin, pak Prabowo dan Sandiaga uno tidak akan pernah putus tali sahabat dan silaturrahmi atar kita," ungkapnya. Giliran Prabowo yang menyampaikan kata penutup. "Memang ini debat audien kalau lihat, kita terlalu bersahabat gimana ya, saya bersahabat dengan beliau. Kalau kita berbeda ya tentang kenegaraan," ujar Prabowo. Ia juga meminta maaf karena bersikap keras. "Maaf saya keras karena setengah Banyumas setengah Minahasa. Bapak (Jokowi) kan Solo, lebih halus. Percaya pak saya demikian dan saya hormat dengan bapak," tambahnya. Ia juga mengaku tetap bersahabat dengan Megawati, Yenny Wahid dan Pramono yang juga hadir di acara debat. (khf/by/fin)

Sumber: