SPAL vs AS Roma (2-1), Serigala Kalah Nyali

SPAL vs AS Roma (2-1), Serigala Kalah Nyali

KESEMPATAN AS Roma menembus posisi empat besar dan berada di Zona Liga Champhions pudar. Karena secara mengejutkan Serigala Ibukota takluk dari peringkat 16 klasemen sementara Serie A SPAL dengan skor 2-1, Minggu (17/3) dinihari WIB. Sebelum menjamu Roma di Stadio Paolo Mazza, SPAL tak pernah menang pada enam laga terakhir (5 kalah 1 imbang). Mereka bahkan cuma meraih satu kemenangan dalam 18 pertandingan. Tapi tuan rumah tampil gigih dan merepotkan Roma. Mohamed Fares sudah membawa SPAL memimpin di menit ke-22. Berawal dari umpan melengkung Thago Cionek, Fares melakukan sundukan terarah ke pojok kiri gawang dan tak bisa diselamatkan Robin Olsen. Roma sempat menyamakan skor lewat penalti Diego Perotti. Penalti diberikan usai Edin Dzeko diganjal di dalam kotak penalti oleh Cionek yang membuat wasit menunjuk titik putih. Perotti dengan dingin mengeksekusinya dan mengecoh kiper. Namun eksekusi penalti Andrea Petagna kembali mengantar tuan rumah memimpin setelah setelah Petagna dilanggar Juan Jesus. Petagna menjadi eksekutor dan membuat skor berubah 2-1 dan bertahan sampai usai. Hasil ini membuat Roma tertahan di peringkat kelima dengan 47 poin dari 28 laga. Sedangkan SPAL menjauh dari zona merah dengan 26 poin dan lima poin dari Bologna di urutan 18 sementara. Pelatih AS Roma Claudio Ranieri menyebut timnya kalah nyali dari tuan rumah. Ini terlihat dari kengototan pemain tuan rumah untuk bertarung di lapangan pertandingan. Mereka bahkan bisa menandingi penguasaan bola anak-anak ibukota, dengan perbandingan 49 persen-51 persen. Roma melepaskan 16 percobaan, namun hanya empat yang mengarah ke gawang. Sementara SPAL mencatatkan ancaman ke gawang dengan jumlah yang sama, dari 10 tembakan saja. Plus satu peluang mengenai mistar gawang. Ranieri menyebut timnya kalah mentalitas. "Kami bermain melawan sebuah tim dan kami gagal tampil sebagai sebuah tim. Usaha tanpa organisasi itu tidaklah cukup," ujar Ranieri kepada Sky Sport Italia. "Kami praktis kalah pada tiap duel, terutama yang dimainkan dengan kaki, dan Anda bisa melihat kenekatan mereka. SPAL kemudian mencoba untuk menahan bola dan membuang waktu di babak kedua. Sesuatu yang bisa saya pahami menengok situasi mereka." "Ada beberapa pemain yang tak memiliki karakteristik ini, yang lainnya kurang percaya diri. Tapi di antara kedua tim ini, SPAL memang lebih bertekad," jelas mantan manajer Leicester City itu. (apw/dtc)

Sumber: