Argentina vs Cile, Pembuktian Gladiator

Argentina vs Cile, Pembuktian Gladiator

BUENOS AIRES – Argentina bak tim yang penuh gladiator. Bomber-bomber penguasa benua Eropa seperti Lionel Messi, Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, atau Paulo Dybala, ada di dalam tim berperingkat nomor wahid versi FIFA. Akan tetapi di tanahnya sendiri, mereka bak macan ompong.

Ironi tersebut terlihat jelas pada kualifikasi Piala Dunia 2018 zona CONMEBOL. Dengan bermodal nama-nama beken itu, cuma 14 gol yang dikumpulkan La Albiceleste – julukan Argentina – dalam 12 laga kualifikasi. Per laganya, hanya 1,16 gol yang dapat dicetak Messi dkk.

Jumlah gol yang dikoleksi Argentina dengan bomber bintang limanya sama persis dengan Venezuela. Padahal, entah striker bintang berapa yang dimiliki Venezuela. Krisis itu yang harus segera diakhiri Argentina dalam enam pertandungan terakhirnya ke Rusia 2018.

Dimulai ketika Argentina menjamu Cile di Estadio Monumental Antonio Vespucio Liberti, Buenos Aires. "Mengalahkan Cile hasil yang fundamental. Dan saya tidak peduli bagaimana itu didapat, yang penting (kemenangan) bisa tercapai," sebut Edgardo Bauza, pelatih Argentina kepada La Nacion pekan lalu.

Argentina di posisi kelima saat ini dengan 19 poin. Hanya terpisah gap satu angka antara mereka dengan Ekuador dan Cile di posisi ke-3 dan ke-4. Untuk menjaga peluang Argentina lolos ke Piala Dunia ke-17-nya, bukan hanya melawan Cile yang dibidik. Dia juga membidik hasil manis melawan Bolivia di La Paz (28/3).

Sebelum target itu, apa masalahnya? Messi-dependiente atau ketergantungan pada sosok Messi harus dihilangkan Argentina. Bauza dalam dua laga kali ini pun berharap ke La Pulga – julukan Messi. "Anda harus mencari posisi paling nyaman baginya. Terlebih, Cile kerap berhasil mematikannya," lanjutnya. Di kualifikasi Piala Dunia kali ini, Messi juga top scorer Argentina. Meski hanya mencetak tiga gol.

Andai itu tidai diakhiri, maka sudah ada sinyal Argentina susah mengalahkan Cile pada saat Messi mampu diamankan Claudio Bravo dkk. Ingat, lima tahun terakhir Messi tidak mampu berbuat banyak di depan Cile. Tanpa menyumbang satu pun gol, tanpa bisa memberikan satu assists sekalipun.

"Argentina tanpa Messi hanya akan jadi tim biasa. Tentu karena dia pemain yang terbaik di dunia. Kondisi ini sama seperti Real Madrid tanpa Cristiano Ronaldo," ungkap Juan Roman Riquelme, mantan penyerang timnas Argentina ketika diwawancarai Canal 13.

Situs Golazo Argentino menyebut, Bauza perlu merevolusi formasi yang dipakai. Di eranya, Argentina bermain dengan formasi 4-2-3-1, 4-1-2-3, 4-3-3, dan 4-4-1-1. Dari formasi-formasi itu, Messi lebih banyak dimainkan melebar di sayap kanan. Bauza bisa menjajal 4-4-2 dengan Messi di posisi nomor 10.

Nah untuk dua di depan Messi, Paulo Dybala sebagai false nine dan Mauro Icardi sebagai target man bisa dimanfaatkan. Masalahnya, itu kecil kemungkinan diterapkan di Argentina besok. Icardi tidak dipanggil Bauza. Sementara Dybala kemungkinan absen di laga ini karena cedera paha.

Untuk posisi Icardi, Higuain yang juga bisa bermain sebagai target man dapat jadi pilihan. Lalu untuk posisi Dybala Bauza bisa memilih antara Angel Correa atau Ezequiel   Lavezzi. Dari kedua pemain itu, hanya Lavezzi yang sudah menyumbangkan gol selama kualifikasi Piala Dunia 2018 ini.

Meski tidak bermain di Eropa, Lucas Pratto juga bisa jadi opsi. Striker Sao Paulo itu sudah menyumbang dua gol bagi Argentina. Karena cedera patah tulang hidup, pada laga nanti dia bakal mengenakan topeng. "Ini agak aneh rasanya, saya seperti gladiator. Tapi tidak masalah, topeng ini bagus dan saya merasa terlindungi," ungkapnya kepada La Tercera. (jpnn/apw)

Sumber: