Warga Tamansari Normalisasi Drainase, 100 Meter Kubik Pasir Diangkut
CILEGON – Warga Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon bersama Lanal Banten dan masyarakat melakukan normalisasi drainase di sepanjang jalan protokol. Hasilnya, lebih dari 100 meter kubik pasir yang bercampur dengan lumpur dan sampah diangkut dari saluran air tersebut. Lurah Tamansari, Edi Sugara menjelaskan normalisasi dilakukan karena kondisi drainase sudah sangat tidak layak. Drainase dibangun sedalam kurang lebih 1,5 meter itu mengalami pendangkalan. Sebelum dilakukan pengerukan, pasir yang bercampur lumpur dan sampah berwarna hitam itu terlihat sudah hampir memenuhi seluruh drainase. Akibat pasir itu, drainase menjadi dangkal, kurang lebih 20 sentimeter saja, hampir sama dengan permukaan jalan. Akibat pendangkalan itu, saat hujan deras mengguyur area Kecamatan Pulomerak, kata dia, air yang seharusnya mengalir di drainase meluber ke jalan sehingga jalan menjadi licin. "Itu berbahaya bagi pengendara motor dan mobil, saya pernah dapat laporan ada pengendara motor yang jatuh gara-gara jalan licin," ujar Edi, Minggu (3/3). Drainase dengan lebar kurang lebih 1 meter itu memiliki panjang kurang lebih 100 meter. Ujung dari drainase tersebut adalah pantai. Jika kondisi drainase normal, air hujan seharusnya bisa langsung terkirim ke pantai sehingga tidak meluber ke jalan dan juga daerah sekitar. Edi berharap dengan dinormalisasinya drainase itu, tidak ada lagi pengguna jalan yang mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang licin dan dipenuhi air. Ketua RT 06/01, Selamet Riyadi menjelaskan normalisasi drainase ini melibatkan dua RT yaitu RT 02 dan RT 06. Untuk mengangkut tanah dari drainase itu, satu eskavator, empat mobil pick up, dan satu motor bak diterjunkan. Menurut Selamet, kerja bakti seperti ini sudah beberapa kali dilakukan namun sebelumnya hanya dilakukan dengan alat-alat seadanya sehingga drainase pun mudah kembali dipenuhi oleh pasir. "Hujan sebentar aja banjir meluber ke jalan," paparnya. Selamet menambahkan pasir yang diangkut dari drainase itu dibuang ke lingkungan Babakan Seri. Kebetulan di lingkungan itu ada lokasi yang membutuhkan tanah urugan. Kata Selamet, proses normalisasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Menurut dia, kerja bakti dilakukan dari pukul 09.00 pagi hingga sore hari. Dengan adanya normalisasi itu, ia berharap aliran air akan menjadi lancar sehingga tidak membanjiri jalan dan lingkungan sekitar. (rbn/tnt)
Sumber: