Barcelona vs Real Madrid (1-1), Efek Cermat Antisipasi Taktik
TRADISI El Clasico yang selalu panas memang tidak bisa dihapus. Namun, khusus edisi ke-239 pada leg pertama semifinal Copa del Rey kemarin, tansi tinggi dikalahkan adu cermat dua entrenador. Bagaimana tidak. Kedua tim memang tidak menurunkan tim utama seperti yang mereka terapkan di La Liga dan Liga Champions. Blaugrana bahkan tanpa Lionel Messi di starting eleven karena baru pulih dari cedera hamstring yang didapatnya ketika melawan Valencia pada jornada ke-22 La Liga (3/2). Belum lagi Ousmane Dembele yang masih cedera engkel. Sebagai ganti, Ernesto Valverde gambling dengan memasang Malcom sebagai ganti La Pulga. Los Merengues setali tiga uang. Mereka tanpa Gareth Bale, Isco, Casemiro, dan Thibaut Courtois. Posisi Bale yang sebenarnya sudah 100 persen diisi Lucas Vazquez. Uniknya, Malcom dan Vazquez membuktikan kepercayaan pelatih masing-masing dengan brilian. Keduanya menjadi pencetak gol. Vazquez melakukannya lebih dulu ketika laga yang dihelat di Camp Nou itu baru berusia enam menit. Sedangkan Malcom membobol gawang Keylor Navas di paro kedua pada menit ke-57. Bagi Barca, hasil tersebut bisa jadi kerugian. Sebab, Real hanya butuh skor 0-0 di leg kedua yang digeber di Santiago Bernabeu (28/2). Hasil imbang kemarin juga membuat Real selalu mencetak gol ketika away melawan Barcelonan di 15 pertemuan terakhir dengan total 26 gol. Itulah performa away terbaik Real dibanding away melawan tim lain. "Saya yakin itu (golnya, Red) bisa mengangkat kepercayaan diri Malcom. Semoga dia bisa terus membantu kami," ucap Sergio Busquets yang kemarin jadi kapten pengganti Messi seperti dilansir Mundo Deportivo. Winger yang dibeli Barca dari Girondins Bordeaux seharga EUR 41 juta (Rp miliar) tersebut memang angin-anginan musim ini dan lebih banyak diparkir. Pemain berkebangsaan Brasil tersebut hanya tampil sebanyak 14 pertandingan di semua ajang dengan mencetak 3 gol tanpa assist. Meski tidak seburuk Malcom, Vazquez sebenarnya juga pemain serep. Posisi yang ditempatinya milik Gareth Bale. Meski begitu, jebolan akademi Real tersebut tertolong dengan kepiawaiannya bermain di banyak posisi asal di sisi kanan, seperti gelandang bahkan bek. Dia sudah membukukan 31 laga di semua ajang dan menyumbang 5 gol plus 4 assist. Kesamaan lainnya, kedua tim menerapkan fluid formation alias formasi berlapis. Memang, yang tertulis adalah pola 4-3-3. Namun, di tengah-tengah laga terlihat beberapa kali berubah jadi 4-4-2. Di Barca, yang menyamar jadi gelandang untuk formasi tersebut adalah Philippe Coutinho dan Malcom. Sedangkan untuk Real, tugas itu diemban Vazquez. Untuk Malcom, formasi tersebut membuatnya nyaman. Dia bisa mengekspolrasi sisi kanan dengan leluasa karena bantuan Nelson Semedo. Kombinasi keduanya bahkan membuat bek Real Marcelo keteteran. Salah satu buktinya terlihat pada menit kesepuluh saat bek 30 tahun tersebut out of position dan membuat tugas mengawal sisi kanan penyerangan Barca diemban Sergio Ramos. Ramos akhirnya dikartu kuning wasit karena melanggar Semedo. Peran gelandang yang dimainkan Vazquez ketika formasi 4-4-2 diterapkan juga lumayan membantu. Itu terlihat saat dia turun hingga 3/4 lapangan untuk mengejar Messi pada menit ke-69. Kesamaan dua klub tidak berhenti di sana. Statistik kedua tim pada laga kemarin juga mirip. Untuk serangan, keduanya sama-sama melepaskan 11 tendangan dan 3 sepak pojok. Jumlah umpan silang keduanya hampir setara yakni 12 untuk Barca dan 14 bagi Real. Catatan serupa berlaku untuk pertahanan. Madrid membuat 17 pelanggaran berbanding 16 untuk tuan rumah. Jumlah kehilangan bola keduanya juga beda tipis, yakni 116-115. Itulah yang membuat leg kedua di Santiago Bernabeu (28/2) semakin menarik. Ekspektasi serupa berlaku tiga hari berselang di tempat yang sama pada jornada ke-26 La Liga. "Kami harus bisa memanfaatkan hasil imbang ini menjadi keuntungan (di leg kedua, Red). Kami harus all out untuk tiket final," kata Vazquez. Sementara itu, Nike dan Barca terlibat "perselisihan". Hal tersebut dipicu penolakan Blaugrana terhadap rencana apparel asal Amerika Serikat itu membuat kostum away untuk musim 2020-2021 dengan warna putih. Ya, Barca menolak lantaran warna tersebut sudah jadi ciri khas Real. Padahal, Nike memilih warna tersebut lantaran terinspirasi St George Cross yang jadi bendera resmi kota Barcelona. Uniknya, Barca sebenarnya pernah memakai jersey dengan warna putih pada 1950-an. Tapi, kala itu rivalitas dengan Real belum sepanas sekarang. Lebih jauh, pada jersey home 1992 keluaran apparel Italia Kappa, juga terselip warna putih yang ada di bagian pundak hingga celana dan menjadi terkenal kala itu. (jpg/apw)
Sumber: