Waspada Demam Berdarah, Kemenkes Minta Semua Daerah Siap Siaga
JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) selalu menjadi ancaman setiap musim hujan. Hingga akhir Desember 2018 saja, terjadi peningkatan kasus suspect dengue di 22 provinsi. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono mengatakan, dari 22 provinsi suspect dengue tersebut, ada beberapa wilayah yang telah berstatus KLB atau kejadian luar biasa. Berdasar data kemenkes, penderita DBD se-Indonesia sebanyak 11.224 orang. Dari jumlah tersebut, 110 orang meninggal dunia. ”Provinsi yang mempunyai trend tinggi kasus suspect dengue adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, Sulut, dan Lampung,” terangnya kemarin (27/1). Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran kepada semua gubernur tentang kesiapsiagaan penanganan kasus DBD. Penanggulangan penyakit tersebut tidak hanya dilakukan pemerintah. Anung berharap masyarakat ikut terlibat dalam pemberantasan sarang nyamuk. ”Kami juga minta mengaktifkan Pokja DBD di setiap kabupaten dan kota,” tuturnya. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, daerah berstatus KLB sudah ditangani oleh tim gerak cepat kemenkes bersama dinas kesehatan provinsi setempat. ”Kemenkes juga sudah melakukan penyelidikan sumber penularan DBD. Sudah dilakukan langkah stop penularan DBD agar KLB tidak meluas,” katanya. Dia mengimbau masyarakat agar melakukan gerakan 3M+. Yakni, menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. ”Plusnya kita menggunakan ikan pemakan jentik. Jika di dalam rumah ada tanaman berisi air, nah air itu juga bisa menjadi tempat jentik nyamuk penyebab demam berdarah. Sebaiknya di sana ada ikan pemakan jentik nyamuk,” papar Nadia. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan menaburkan larvasida di tempat berair yang tidak mungkin dikuras. Larvasida berfungsi membunuh larva nyamuk. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso SpAn mengatakan, sejak Desember 2018 hingga Sabtu sore (26/1) jumlah penderita DBD di wilayahnya sebanyak 2.437 orang. Kabupaten Kediri menjadi daerah yang warganya paling banyak menderita DBD, yakni 271 orang. ”Jumlah kematian di Jawa Timur karena DBD ada 42 orang,” tutur Kohar kemarin. Pemerintah Jawa Timur telah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan kewasapadaan dini terhadap KLB DBD. Dinkes Jatim juga menggandeng BPDB provinsi dan UPT Kementerian Kesehatan BBTKL untuk melakukan investigasi sekaligus intervensi awal di 10 kabupaten prioritas. ”Kami telah menyiapsiagakan seluruh layanan kesehatan agar melakukan tata laksana pasien DBD, termasuk melaksanakan pelaporan DBD di RS,” ujarnya. (lyn/oni)
Sumber: