Februari, Holding Infrastruktur Tuntas

Februari, Holding Infrastruktur Tuntas

JAKARTA– Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim pembentukan sejumlah holding tidak seragam. Dalam waktu dekat, kalau tak aral melintang, holding BUMN perumahan dan infrastruktur rampung medio Februari. ”Ya, pertengahan Ferbruari. Semoga lancar,” tutur Menteri BUMN Rini Soemarno di Jakarta, kemarin. Rini sebelumnya mengatakan pembentukan delapan holding BUMN bisa selesai Maret 2019. Proyeksi pembentukan holding BUMN jasa keuangan juga molor. Penyelesaian holding itu mundur ke Mei tahun ini dari target sebelumnya. Sejumlah kendala target penyelesaian holding BUMN itu antara lain persetujuan kementerian terkait. Sebelumnya, Rini menargetkan pembentukan delapan holding perusahaan pelat merah rampung pada akhir Maret 2019. Rini menyebut penyelesaian delapan Holding BUMN juga akan menjadi kado istimewa saat usia Kementerian BUMN masuk edisi ke-21 pada April mendatang. Rini mengatakan, delapan holding BUMN itu infrastruktur, perumahan, asuransi, pertahanan, farmasi, pelabuhan, semen, dan BUMN sektor kawasan. Sebelumnya, Rini menjajal Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad (Persero) sambil mengelilingi fasilitas produksi di Bandung. Kendaraan tempur (ranpur) Anoa, secara kualitas bagus untuk kebutuhan pertahanan negara. ”Saya mendorong PT Pindad mengembangkan kendaraan komersil,” tegas Rini. Rini juga mengikuti serah terima lima unit Heli AKS dan satu unit pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA). Yakni kepada Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Laut di Hanggar Rotary Wing KP II milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Pesawat udara diserahkan 1 unit CN235-220 MPA (Serial Number N067) sesuai kontrak jual beli nomor TRAK/19/PLN/I/2013/AL tanggal 07 Januari 2013, antara Kementerian Pertahanan dan PTDI. Pesawat udara itu secara kontraktual telah diserahkan kepada Kemhan/TNI AL pada September 2018. Pesawat udara CN235-220 MPA memiliki sejumlah keunggulan. Yaitu dapat lepas landas dengan jarak pendek, dengan kondisi landasan belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10-11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar. Sedang helikopter diserahkan yaitu 5 unit Heli AKS (Serial Number 7021, 7042, 7043, 7046, 7047) merupakan bagian dari materiil kontrak 11 unit Heli AKS sebagaimana Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/979/PLN/IX/2014/AL pada 30 September 2014 antara Kementerian Pertahanan dan PTDI. Secara kontraktual telah diserahkan bertahap pada Juni 2018 untuk SN 7021 dan 7043 serta bulan November 2018 untuk SN 7042, 7046 dan 7047. Helikopter AS565 MBe Panther full AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. Teknologi HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mengetahui keberadaan kapal selam dari jarak jauh. Dipadu dengan perangkat DS-100, AS565 Panther dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dangkal maupun perairan dalam. ”Saya terus mendorong PTDI memproduksi alat-alat pertahanan berkualitas dan dapat dipakai untuk pertahanan negara. PTDI juga tidak hanya menjadi pemain lokal tetapi juga pasar internasional,” jelas Rini. (dai)

Sumber: