Mohamad Sobri Pimpin DPC IATCA Jakarta
Tangerang--Mohamad Sobri resmi dikukuhan sebagai Ketua DPC Indonesia Air Traffic Controllers Association (IATCA) Jakarta Periode 2018-2021. Pengukuhan tersebut berlangsung di Ballroom Novotel Tangerang, Jum'at (18/1). Usai dikukuhkan, Mohamad Sobri mengatakan, dirinya sangat berterimakasih kepada seluruh anggota IATCA, Pilot, Stake Holder, dan maskapai penerbangan domestik maupun luar negeri, atas mandat yang diberikan. "Dengan niat dan tekad yang kuat saya berjanji untuk membawa IATCA lebih baik lagi dari sebelumnya dengan cara rekonsiliasi, konsolidasi dan bersinergi dengan semua Stake Holder dalam dunia penerbangan di Indonesia khususnya. Ini karena hubungan IATCA sangat erat dengan pilot, fungsi kami sebagai Air Traffic Control (ATC) yakni mengatur lalu lintas penerbangan udara," ujar Mohamad Sobri. Sobri menegaskan, IATCA lebih menitik beratkan mengatur jalur penerbangan udara mulai pesawat di darat, mengudara dan mendarat kembali atau parkir. ATC Jakarta sendiri menaungi beberapa bandara di area Jakarta diantaranya Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Halim Perdana Kusuma, Lapangan Udara Pondok Cabe dan Lapangan Udara Curug Tangerang. Di tempat yang sama, Direktur Navigasi Penerbangan Udara Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub RI, Elfi Amir mengutarakan, dirinya menitipkan kepada “Penjaga Langit”, khususnya pengurus IATCA Jakarta, untuk menjaga langit Indonesia dalam mengatur lalulintas udara sehingga terhindar dari kecelakaan. Menurutnya, Jakarta memiliki jadwal penerbangan udara terpadat di Indonesia. Seikitnya ada 1200 penerbangan perhari atau 81 movement perjam. " Kami menuntut para pegawai di Air Traffic Control (ATC) bekerja lebih profesional, refreshing dan performance change dalam bekerja serta tidak ada toleransi untuk main-main karena keselamatan adalah prioritas yang utama. Para pegawai Air Traffic Control (ATC) tanggung jawabnya sangat berat, maksimal bekerja 6 jam pehari dan tingkat stressnya nomor dua setelah dokter bedah," tukas Elfi Amir. Elfi menambahkan, dengan adanya Airnav Indonesia sejak tahun 2013, teknologi penerbangan saat ini dinilai sudah cukup baik kemajuannya dari sebelumya. Selain itu, Elfi Amir menjelaskan, pada setiap meeting pihaknya selalu memberikan informasi updating fasilitas dan peringkat keselamatan penerbangan Indonesia menduduki peringkat 55 di dunia dari sebelumnya peringkat 189. Peringkat tersebut didasarkan pada audit terbaru yang dilakukan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dalam Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP). " Ini merupakan loncatan yang sangat signifikan dan saat ini pihaknya tengah mempertahankan posisi tersebut," tandasnya.(RIZ)
Sumber: