Tatto Hijrah Removal Ciater Serpong, Hapus Tato Gratis Syaratnya Hapal 50 Ayat Alquran
Waktu telah mengubah jalan pikiran Sandi Wibowo. Dulu, ia sebagai pembuat tato. Tubuhnya pun dihiasi tato. Kini, menyesalinya. Sebagai penebus doa, ia mendirikan Tatto Hijrah Removal. Gratis. KHANIF LUTFI-Kota Tangsel Wajah Arifin (40) meringis kesakitan saat sinar laser menembak punggungnya. Sesekali ia berteriak menahan pedih. Butuh tekad yang besar bagi pria asal Karawang, Jawa Barat ini memutuskan menghapus tato bergambar wanita berbikini bertinta hitam tersebut. Sebab, menghapus tato tidak semudah memutuskan untuk menato tubuhnya. "Ini dulu rencananya gambar mantan pacar saya, yang sekarang sudah jadi istri saya" kelakar Arifin saat wartawan menanyakan sosok wanita tersebut. Arifin merupakan satu diantara belasan pasien di pusat penghilangan tato Hijrah Removal di Perumahan Ciater Permai Blok A4 No 10, Jalan Ciater Raya, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel. Ia diantar oleh sepupunya yang kebetulan bekerja di Bintaro, Kota Tangsel. Tato miliknya berukuran 6 x 5 cm. Butuh waktu 30 menit untuk proses penghapusan. Sekitar 10 sampai 15 tembakan laser berhasil memburamkan tinta permanen tato tersebut. Nafas Arifin naik turun usai diberitahu bahwa proses penghapusan tatonya selesai. Keringat mengucur di dahinya. Kaos yang dipakainya jadi handuk untuk mengelap keringatnya. "Rasanya kayak disilet," tuturnya sembari duduk di ruang pasien. Ada perasaan malu dan gundah saat ia harus memutuskan menghapus tatonya. Niat awal Arifin datang dari anak sulungnya. Suatu hari, sang anak menjelaskan bahwa tato bukan ajaran Nabi Muhammad SAW . "Jadi pas saya habis mandi, anak saya melihat dan menanyakan ini, dia pun ngasih tahu, ini nggak boleh dalam Islam. Saya kan malu, karena yang ngomong anak saya," ujar bapak beranak tiga tersebut. Setelah meminta izin istri, Arifin pun meluncur ke Kota Tangsel. Pendiri Tatto Hijrah Removal Sandi Widodo pun datang membawa air minum. Segelas air putih langsung diteguk Arifin. Rupanya ia haus usai operasi singkat tadi. Arifin merupakan pasien terakhir hari itu. Sandi mengatakan, ruangan operasi berukuran 8 x 6 meter persegi tersebut, sedikitnya menangani 350 orang yang menghapus tato. Pusat penghapusan tato sendiri dibangun 14 Agustus 2017. "Gratis, tapi daftar tunggunya masih panjang," canda pria yang sebelumnya berprofesi sebagai pembuat tato tersebut. Sandi mengatakan, tidak sedikit orang yang menginginkan untuk menghapus tato. Namun, mahalnya biaya penghapusan tato membuat mereka pasrah. "Jika konsultasi ke dokter kulit mungkin habis sekitar Rp500 atau Rp1 juta," terangnya. Meski demikian, Sangki mengaku syarat untuk menghapus tato gratis sangat mudah. Dia menjelaskan, para pasiennya wajib menghafal 50 ayat Alquran. Bagi Sandi, syarat itu menjadi bukti kesungguhan seseorang untuk berani berhijrah. "Kami juga terlebih dahulu berkomunikasi dengan orang tersebut. Menilai kesungguhannya karena setelah ikut program kami tak akan lepas begitu saja, kami akan berikan jadwal treatment," terangnya. Sandi mengatakan, para kalangan yang datang dari berbagai daerah, tak hanya dari Kota Tangsel. Mereka datang dari luar kota di antaranya Surabaya, Gresik, Jogja, Malang, Indramayu, Cirebon, Padang, Bangka belitung, Makassar, Jambi, Kalimantan, dan bahkan Malaysia. "Awalnya saya benar-benar tak ada ide mendirikan studio ini. Niatan pertama itu muncul setelah berpikir ulang. Kala itu, saya mau menghapus tatto di badan saya saja. Ternyata setelah dikonsultasikan ke dokter biayanya mahal sekali," katanya. Setelah berbicara dengan sang istri, muncul sebuah gagasan mendirikan studio. Dia mengaku keterbatasan alat menjadi kendala utama dalam menjalankan program tersebut. Namun demikian, ia tak patah semangat untuk membeli alat laser seharga Rp80 juta. "Istri saya menyarankan untuk membuka donasi dan bekerja sama dengan situs donasi untuk menggalang dana (fundraising) sebagai inisiatif, campaign dan program sosial," ucapnya. Dia bersyukur, responsnya sangat bagus. Hanya dalam tiga hari saja, dana yang terkumpul mencapai Rp90 juta. "Setelah itu, saya tutup penggalangannya. Kaget juga, ternyata antusias para donatur begitu positif," terang pria berjenggot yang kesehariannya menjadi driver online tersebut. Sandi bersyukur niatannya bisa membantu masyarakat terwujud. Semuanya, dilakukan secara ikhlas tanpa komersialisasi. Meskipun, kini dirinya meminta donasi perawatan laser sebesar Rp150 ribu untuk sekali pelaseran. "Uang itu, saya gunakan untuk perawatan. Soalnya, ternyata mesin laser ada kapasitas maksimumnya. Itu ketahuannya, setelah saya menekuni selama kurang satu tahun ini," tandasnya. Meski demikian, Sandi menjelaskan tidak semua gambar tatoo bisa di hapus. Untuk warna muda tidak bisa dihapus karena mekanisme mesin yang belum bisa menjangkau warna-warna tersebut. Setiap pasien yang mendaftar mendapatkan 5 kali treatment penghapusan tato. Terkadang, hasil akhir tidak semua sempurna, dilihat dari kondisi tato yang akan di hapus. Ukuran tato yang akan dihapus maksimal 8cm X 8cm. "Jadi kalau sudah lima kali treatment namun gambar tato belum hilang sempurna, bisa daftar ulang unyuk program selanjutnya," tandasnya. Ya, perasaan bersalah di masa lampau menjadikan Sandi mendirikan Tatto Hijrah Removal. Upaya ini menjadi ladang pahala dan penebusan dosa bagi dirinya yang dulu merupakan pembuat tato. (*)
Sumber: