Thailand Master, Ujian Pertama Para Pelapis
JAKARTA - Pebulu tangkis pelapis Indonesia akan memulai musim kompetisi 2019 di Thailand Master. Turnamen yang berlangsung di Indoor Stadium Huamark, Bangkok itu akan bergulir hari ini, hingga 13 Januari. Pada turnamen level Super 300 di BWF Tour itu, PP PBSI memberikan kesempatan sepenuhnya buat pebulu tangkis pelapis di pelatnas. Pertimbangannya yakni top elite pebulu tangkis dunia juga tidak banyak yang ikut serta. Artinya secara peluang untuk mendulang gelar bisa terbuka. Salah satu yang diharapkan bisa bersaing yakni para pasangan ganda campuran pelapis. Misalnya, Rehan Naufal/Siti Fadia Silva. Pasangan yang mendulang dalam dua tahun terakhir selalu menjadi peraih medali perunggu di Kejuaaran Dunia Junior. Meskipu masih di level junior, mereka diharapkan bisa bersaing dengan para ganda campuran senior. “Turnamen pembuka awal tahun ini menjadi ujian bagi mereka, kalau bisa mulus, saya kira ke depan mereka akan lebih percaya diri,” sebut Nova Widianto, asisten pelatih ganda campuran pelatnas. Harapan tersebut tentu sejalan dengan misi PBSI untuk menjalankan program regenerasi. Selain Rehan/Fadia, ganda campuran Indonesia juga mengirim lima pasangan lainnya ke Bangkok. Selanjutnya, setelah Thailand Masters, dua turnamen penting lainnya juga akan berlangsung beruntun. Yakni Malaysia Masters dan Indonesia Masters di akhir Januari 2019. Kabidbinpres PP PBSI, Susy Susanti menyebutkan, secara kualitas, para pasangan muda di pelatnas masih butuh diuji. “Makanya ini juga kami berikan kesempatan main di level Super 300, mereka harus bisa memanfaatkan itu,” ujarnya. Misi besar selanjutnya yakni menempatkan sebanyak-banyaknya para pasangan ganda campuran, maupun sektor lainnya di top 20 ranking dunia. “Ini penting karena kami nggak mau spekulasi untuk menyongsong Olimpiade 2020,” terang legenda tunggal putri Indonesia tersebut. Yang menarik adalah keberadaan Rian Agung Saputra yang kini dipasangkan dengan Ni Ketut Mahadewi. Ini juga menjadi ujian bagi mereka. Setelah sebelumnya belum maksimal di ganda putra dan ganda putri. Kebijakan tersebut merupakan langkah strategis demi menempatkan skuad terbaik pasca Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (jpg)
Sumber: