Satgas Siap Jemput Paksa Hidayat

Satgas Siap Jemput Paksa Hidayat

JAKARTA - Satgas Anti-Mafia Bola Polri kembali memanggil mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hidayat pada Kamis (3/1) kemarin. Pemanggilan ulang ini dilakukan setelah Hidayat tidak hadir untuk menjalani pemeriksaan di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Rabu (2/1) kemarin. Namun, sayang dalam pemanggilan untuk kedua kalinya ini, Hidayat yang rencananya bakal dimintai keterangan soal dugaan pengaturan skor Liga 2 juga kembali tidak hadir. "Hidayat tidak hadir. Kami sudah panggil dua kali," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (3/1) kemarin. Hidayat dipanggil terkait upaya pengaturan skor yang melibatkan tim Liga 2, Madura FC. Saat itu, dia meminta Manajer Madura FC Januar agar mengalah kala bersua PSS Sleman pada matchday kedua 2 Mei silam. Dia mengiming-imingi Januar Rp 150 juta. Namun, pria 48 tahun tersebut dengan tegas menolak. Dedi menjelaskan, pemanggilan hidayat diperlukan untuk melakukan verifikasi temuan penyidik. Namun, karena Hidayat selalu mangkir panggilan penyidik, Dedi menyebutkan proses verifikasi pun belum dapat dilakukan hingga saat ini. "Jadi sampai hari ini (kemarin), belum terverifikasi," tutur mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut. Jelas hal itu cukup disayangkan oleh Dedi. Mengingat tim Satgas Anti-Mafia Bola bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah menangani perkara ini secara persuasif. "Ibu Sekjen (PSSI Ratu Tisha Destria) yang sempat mangkir panggilan Satgas Anti-Mafia Bola) saja hadir dan komitmen untuk memberikan data tambahan ke Satgas," singgung Dedi. Jenderal bintang satu itu mengatakan, jika kasus tersebut sudah ditingkatkan ke penyidikan, Hidayat sudah tidak bisa mangkir lagi di panggilan ketiga. Sebab, menurut Dedi, pihaknya memiliki wewenang untuk mengambil tindakan tegas berupa penjemputan. "Contoh, Pak Hidayat sudah diundang dua kali, ini belum ditingkatkan penyidikan. Kalau dua kali tidak hadir ya nanti dijemput," terang Dedi. Lebih lanjut, Dedi menuturkan bahwa pihaknya tidak mengetahui penyebab mangkirnya Hidayat dalam undangan klarifikasi tersebut. Menurutnya, pihaknya tidak pernah memberikan konfirmasi ke penyidik terkait mangkirnya tersebut. "Sejauh ini tidak ada konfirmasi lebih lanjut (dari hidayat)," ucap Dedi. Meski demikian, Dedi belum mengetahui kapan pihaknya bakal kembali memanggil Hidayat sebagai saksi. Namun, Dedi menuturkan bahwa tim Satgas Anti-Mafia Bola bakal kembali memeriksa Hidayat dalam kasus dugaan pengaturan skor pada pertandingan Madura FC kontra PSS Sleman yang menyeret namanya ditingkatkan ke tahap penyidikan. "Menunggu peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan. Kalau penyidikan, panggilan dikirim oleh penyidik itu pro justicia," tukas Dedi. Sebelumnya, manajer Madura FC Januar juga telah dimintai keterangan oleh Satgas Anti-Mafia Bola Kamis lalu (27/12), lalu. Pada kesempatan itu, pria kelahiran Pasuruan itu juga menyerahkan bukti berupa percakapannya melalui pesan singkat. ’’Sudah ada bukti percakapan WhatsApp. Saya berharap, bukti itu cukup kuat,’’ kata Januar saat dihubungi Jawa Pos. Nah, karena sudah ada bukti, Januar tentu berharap banyak kepada tim satgas. Dia ingin agar ada efek jera bagi pelaku match fixing. ’’Saya juga berharap agar satgas menelusuri siapa yang meminta Pak Hidayat agar Madura FC mengalah. Sebab, kalau ketahuan siapa oknum tersebut, akan terbuka pintu berikutnya,” tambah Januar. Memang, hingga saat ini belum diketahui siapa dalang di balik upaya pengaturan skor yang dilakukan Hidayat. Selain memanggil Hidayat, di waktu yang bersamaan Satgas juga memeriksa Direktur utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Risha Adi Wijaya. Satgas juga memeriksa ahli hukum pidana untuk melengkapi keterangan membangun konstruksi hukum untuk menjerat para tersangka. Dedi menambahkan, sampai Kamis (3/1) kemarin, tim Satgas sudah menerima 267 laporan dari masyarakat terkait kasus dugaan pengaturan skor. Bahkan, ia mengakui Kamis (3/1) kemarin pihaknya juga kembali menerima tiga laporan terkait kasus tersebut. Sehingga dirinya memastikan, laporan pengaduan dari masyarakat tersebut masih terus didalami oleh pihaknya bahkan dapat mengalami pengembangan. "Ada 50 (laporan) diantaranya yang diklarifikasi, diverifikasi, (tak menutup kemungkinan) diinvestigasi nantinya dengan memeriksa pihak yang berkompeten seperti pemain, wasit, klub dan lainnya," tegasnya menandaskan. (jpg/fin)

Sumber: