Nusa Dua - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani memproyeksi defisit Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN) 2018 akan di bawah 2 persen setelah sebelumnya diproyeksi akan defisit 2,19 persen. "Outlook pas di laporan semester 1 APBN itu 2,19 persen. Tapi berdasarkan pemantauan kita dari bulan 10-11 ini kemungkinan di bawah 2 persen lho," kata dia saat memberikan pemaparan dalam acara Press Tour 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (5/12). Ia menjelaskan, untuk pertama kalinya APBN 2018 tidak direvisi dengan APBNP. Ia menjelaskan, saat ini dengan skema yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan akan membuat defisit APBN 2018 akan berada di bawah 2 persen "Biasanya kita butuh APBNP itu untuk mengakomodasi defisit yang lebih besar. Makanya kita butuh APBNP, sekarang kita nggak lakukan APBNP malah defisit kita makin kecil. Bisa di bawah 2 persen," jelas dia. Ia menjelaskan, jika defisit anggaran APBN 2018 berada di angka 2,19 persen maka utang yang harus dibayar dari defisit anggaran penggunaan APBN hanya Rp 81 triliun. "Defisit keseimbangan primer (keseimbangan primer adalah penerimaan negara dikurangi belanja, di luar pembayaran bunga utang) kita yang di APBN menurut target 2,19 persen itu Rp 80 triliun defisitnya, dengan outlook ini berkurang jadi Rp 64 triliun," jelas dia. Sementara jika defisit anggaran mencapai 2,12 persen, maka ytang yang harus dibayar hanya Rp 64 triliun. Sementara jika defisit APBN berada di bawah 2 persen utang yang dibayarkan bisa lebih rendah lagi. "Kalau di bawah 2 persen itu bisa mendekati turun lebih setengah dari Rp 64 triliun, bisa hanya Rp 20 triliun defisit keseimbangan primernya. Kalau di bawah 2 persen itu bisa di bawah Rp 20 triliun," jelas dia. Ia menjelaskan, keseimbangan primer RI di tahun ini tampak berkembang secara positif. Pasalnya dari proyeksi selisih keseimbangan primer Rp 80 triliun biaa turun menjadi Rp 20 triliun. "Defisit keseimbangan primer kita malah positif tidak defisit. Jadi jauh dari target APBN yang Rp 80 triliun di outlook Rp 64 triliun malah kemungkinan di outlook kami hanya di bawah Rp 20 triliun," jelas dia. Ia menjelaskan, jika APBN semakin kuat dan defisit semakin kecil maka keseimbangan primer RI lebih kecil. Jika defisit lebih kecil, Indonesia bisa gunakan langkah ini untuk biaya utang. "Tadi indikasinya 2018 kita bisa APBN kita semakin kuat defisit yang lebih kecil. Keseimbangan primer kita jauh semakin kecil dan dampak lainnya dengan defisit kecil kita bisa kurangi untuk biaya utang kita," jelas dia.(dtc)
Defisit APBN 2018 Bisa Ditekan
Kamis 06-12-2018,08:37 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :