Karawaci Punya Kampung Hidroponik

Selasa 09-10-2018,04:46 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG – Pemandangan menarik terlihat di permukiman warga di Kelurahan Cimone, Kecamatan Karawaci. Suasana kampung terlihat hijau dan asri dengan tanaman hidroponik menghiasi lingkungan, Senin (8/10). Dengan sistem hidroponik, beragam tanaman seperti kangkung, pakcoy dan sawi pagoda tumbuh dengan segar di setiap sudut rumah yang berada di RT 01/02 tersebut. Suherman, Ketua RT setempat merupakan sosok dibalik pemandangan hijau. Ia yang memprakarsai dan mengkampanyekan Kampung Hidroponik bersama warganya. Sabar dan telaten merupakan kunci dari keberhasilannya menciptakan lingkungan asri dan menyegarkan. Lingkungan yang dulu kumuh dan kotor kini berhasil disulapnya menjadi bersih dan hijau. “Awalnya kampung kami ini sangat kumuh dan tidak terurus. Penuh dengan sampah yang berserakan, saluran air got yang tidak terurus dan banyak gerobak yang tidak tertata dengan rapi. Dari situ saya memberanikan diri untuk mengubah lingkungan dengan merangkul masyarakat sekitar,” ujar Suherman. Tahap awal dilakukan Suherman mengubah lingkungannya dengan mengimbau setiap warga memiliki tanaman hias di depan rumahnya. Imbauan itu direspon positif oleh masyarakat lantaran kemauan yang kuat dari mereka untuk mengubah lingkungan. Dirinya kemudian mendidik masyarakat untuk tidak bergantung dengan instansi manapun. Menurutnya, jika tanaman itu merupakan hasil jerih payah sendiri, warga dengan senang hati merawat tanamannya. “Tahap awal menuju proses perubahan itu saya mulai dengan mengimbau masyarakat untuk menghias halaman rumahnya dengan tanaman. Kita juga sampaikan kepada masyarakat agar tidak bergantung dengan orang lain, karena ini lingkungan kita. Kalau bukan kita yang mengubah mau siapa lagi,” pungkasnya. Tidak ada perngorbanan dan perjuangan yang sia-sia. Demi mengubah lingkungannya menjadi bersih dan hijau. Suherman sampai menjual laptop kesayangan miliknya. Tidak puas sampai disitu ia pernah menggadaikan BPKB motor orangtuanya. “Untuk biaya hidroponik inikan mahal ya mas, saya tidak mau masyarakat sampai putus asa impiannya tidak bisa tercapai karena permasalahan uang. Saat itu saya terpaksa menjual laptop dan menggadaikan BPKB milik kedua orangtua saya,” jelasnya. Usahanya kini sudah membuahkan hasil. Meski belum sempurna Suherman mengaku kampungnya sering kedatangan mahasiswa yang tertartik dengan tanaman hidroponik yang digagasnya. “Alhamdulilah, kita sempat menjadi narasumber bersama pemkot Tangerang. Di sana kita mengajukan sama pak walikota untuk dibuatkan toilet umum untuk fasilitas pengunjung dan langsung direspon. Dari Dinas Perpustakaan juga mau membuat saung membaca,” tutupnya. (mg7)

Tags :
Kategori :

Terkait