JAKARTA-Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga mengaku keberatan dengan keputusan hukuman Komdis PSSI terhadap Persib Bandung. Menurutnya, sanksi yang diberikan Komdis PSSI kepada Persib sangat berlebihan. Meski ia tak bisa memungkiri akan ada hukuman terhadap sebuah peristiwa. "Menurut saya, sanksi itu terlalu berlebihan, karena pada dasarnya suporter yang bermasalah. Dan saya kira itu kurang adil. Karena urusan pemain menurut saya sudah ada mekanismenya yaitu wasit. Kalau dia keras kartu kuning, kalau dia ekstrem kartu merah," tutur pria yang akrab disapa Kang Emil itu di Gedung Sate Bandung, Rabu (3/10). Kang Emil juga berharap upaya banding yang akan dilakukan Persib bisa menurunkan berat sanksi. "Semoga sanksinya bisa seadil-adilnya, adil itu menempatkan segala sesuatu pada takaran dan tempat. Saya dengar Persib bakal melakukan banding," tutup Emil. Persib Bandung memprotes sanksi yang diberikan Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Tim berjuluk Maung Bandung itu menilai keputusan hukuman yang diberikan kepada sejumlah perangkat Persib itu tidak mencerminkan keadilan. Dalam pernyataannya yang diterbitkan di situs resmi Persib, manajemen telah mempelajari hasil sidang Komdis PSSI pada, Senin (1/10) kemarin. Persib mendapat hukuman berat. Salah satunya, dilarang menggelar pertandingan kandang di Bandung. Laga kandang harus digelar di Kalimantan tanpa penonton hingga akhir musim ini. Musim 2019, laga kandang Persib di Bandang, hingga paro musim, tidak boleh disaksikan penonton. Menuruntnya, keputusan hukuman Komdis PSSI terhadap pihaknya itu tidak mencerminkan keadilan. Oleh sebab itu, Persib mengaku akan segera mengajukan banding atas keputusan Komdis PSSI tersebut. "Menyikapi keputusan hasil sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, 1 Oktober 2018 yang telah dirilis, Persib berpendapat bahwa semua butir hukuman yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada Persib tidak menimbang semua fakta di lapangan, sama sekali tidak mencerminkan keadilan dan tidak memberikan solusi atas akar permasalahan yang ada," tulis pernyataan yang diterbitkan pada Selasa (2/10). "Kami telah mempelajari isi keputusan Komdis tersebut dan kami sangat keberatan atas hukuman yang dijatuhkan. Untuk selanjutnya kami akan segera mengajukan banding dan keberatan-keberatan tersebut akan kami sampaikan dalam memori banding kami," sambung pernyataan itu. Selain itu, dalam pernyataan itu juga Persib menghimbau penudukung setia klub kebanggaan masayarakat Jawa Barat atau yang dikenal dengan Bobotoh untuk tetap tenang menyikapi sanksi tersebut. "Kepada Bobotoh yang kami cintai, kami mengimbau untuk tetap tenang dan menciptakan suasana yang kondusif di Bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya. Kami berharap agar Bobotoh tetap santun dan menjauhi provokasi di media sosial," tutup pernyataan tersebut. Sebelumnya, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Kuswara S. Taryono menyebutkan ada keganjilan dari sanksi yang diberikan Komdis PSSI terhadap pihaknya. Menurutnya, setelah dicermati sanksi tersebut, ada beberapa keganjilan. Kuswara menjelaskan, ada beberapa poin keputusan Komdis PSSI yang penuh keganjilan, salah satu diantaranya adalah tidak pernah mengundang pihak-pihak yang relevan di tubuh menajamen klub. Tidak diundanganya pihak manajemen klub membuat duduk permasalahan hanya berada di satu pihak. "Seharusnya, manajemen Persib juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan secara rinci terkait permasalahan yang ada. Karena selama ini, piak-pihak relevan seperti , Panpel, dan pemain tidak pernah diundang Komdis untuk menjelaskan duduk persoalan seperti apa," ungkap Kuswara saat dihubungi wartawan. Pada intinya, menurut Kuswara pihaknya keberatan dengan semua sanksi yang diberikan Komdis PSSI. "Adanya putusan Komdis pihak Persib Bandung keberatan, dalam arti putusan itu tidak mencerminkan rasa keadilan. Kemudian bahwa seharusnya Komdis di dalam memutus harus melihat permasalahan secara komprehensif," jelasnya. Bahkan, sanksi yang dinilai berlebihan ini membuat Manajer Persib Banung, Umuh Muchtar geram. Menurutnya, keputusan tersebut tidak adil, lantaran ia menilai kejadian yang menewaskan oknum suporter Persij Jakarta itu terjadi diluar lapangan dan sebelum pertandingan. "Menurut saya ini tidak adil, karena kita tahu kejadian (meningglanya Haringga) terjadi di luar stadion. Dan kejadian itu juga sudah ditangai oleh pihak keamanan, kenapa ini jadi Persib yang sangat dirugikan," tutur Umuh. Umuh juga mempertanyakan, apakah kejadian tewasnya suporter tersebut sudah dilaporkan ke Federasi Sepak Bola Dunia dalam hal ini FIFA. Karena menurut Umuh, harusnya kasus tewasnya suporter itu mengacu pada aturan yang berlaku dari FIFA. "Dalam hal ini kami tidak bisa membendung kemarahan bobotoh. Dan tak ada cara karena Persib memang tidak salah, karena itu (kejadian tewasnya Haringga) terjadi di luar stadion, dan mereka (PSSI) juga tidak meminta restu kepada FIFA," tutur Umuh. Lebih lanjut, pria berkumis tebal itu juga menyayangkan sanksi yang diberikan kepada sejumlah pemain Maung Bandung. Ia mengatakan pelanggaran yang terjadi di dalam lapangan sudah dinilai oleh wasit yang memimpin pertandingan. "Kenapa pemain juga terkena hukuman, padahal saat mereka (pemain) bertanding sudah ada wasit yang memberikan hukuman dengan kartu kuning atau merah, tapi ini diberikan sanksi larangan bermain yang cukup lama juga," tegasnya. (fin)
Emil Nilai Sanksi Persib Tak Adil
Kamis 04-10-2018,06:14 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :