Wapres JK Bela UAS

Rabu 05-09-2018,06:07 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengomentari keputusan Ustaz Abdul Somad (UAS) membatalkan jadwal ceramahnya di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Keputusan pendakwah asal Pekanbaru, Riau itu membatalkan jadwal ceramahnya di sejumla daerah sebagai respons atas munculnya penolakan dan ancaman. JK -inisial untuk Jusuf Kalla- memastikan penolakan dan intimidasi terhadap ustaz kondang itu agar membatalkan jadwal ceramahnya bukan dari aparat. Menurutnya, penolakan memang muncul dari sebagian masyarakat. "Tentu kita prihatin, tapi bukan ditolak oleh aparat. Masyarakat memang ada pro-kontra. Tapi di samping ini tentu kita harus lihat kenapa, tentu juga evaluasi secara keseluruhan, evaluasi di masyarakat. Juga Ustaz Somad sendiri mungkin ada sesuatu yang tidak sesuai," ujar JK di kompleks Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (4/9). Meski demikian ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu tetap menyesalkan intimidasi dan penolakan terhadap UAS. Menurut JK, ulama lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu merupakan sosok mumpuni di bidang agama dan pandai berkomunikasi. “Baik, lucu-lucu, saya ketawa-ketawa kalau dengar dia. Dan saya kira dia ustaz yang paling banyak punya referensi. Artinya kalau berbuat begini, langsung hadisnya dia tahu, ayatnya dia tahu, ataupun sejarah juga tahu. Luar biasa dia," ujar JK. Oleh karena itu JK memastikan DMI akan memfasilitasi UAS jika hendak berceramah di daerah. Dia memastikan tidak ada masjid yang menolak kedatangan pendakwah berdarah Batak itu. "Ya tentu kami memberikan fasilitas. Kalau dia ceramah di masjid, silakan, bagus, tidak ada masalah, tidak pernah ada masjid yang menolaknya," pungkas JK. Sebelumnya diberitakan pendakwah kondang asal Riau Ustaz Abdul Somad (UAS) diduga menerima ancaman dari sejumlah oknum. Atas ancaman itu, UAS membatalkan ceramah di sejumlah kota di Pulau Jawa. UAS mengaku pembatalan tersebut dilakukan lantaran adanya ancaman dan intimidasi terhadap kegiatan tersebut. Hal itu disampaikan UAS melalui akun Instagram @ustadzabdulsomad pada Minggu 2 September 2018 Hanya saja UAS tidak menyebut dari mana dan seperti apa bentuk ancaman dan intimidasi yang diterima. Dia hanya menyebut bahwa ancaman dan intimidasi ditujukan terhadap tausiyah di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang. Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin mengatakan, seharusnya tidak boleh ada penolakan terhadap ulama dan penceramah. Apalagi jika materi dan tata cara ceramahnya sudah sesuai dengan seruan Menteri Agama terkait kegiatan ceramah di rumah ibadah. ’’(tidak boleh ditolak, Red) apalagi kalau penceramah itu sangat menekankan Islam moderat yang rahmatan lil alamin,’’ katanya di Jakarta, Senin (3/9) lalu. Secara khusus Amin menyebutkan Ditjen Bimas Islam Kemenag belum memiliki regulasi terkait tata cara dan materi ceramah di rumah ibadah. Sehingga patokan yang dia gunakan saat ini adalah sembilan seruan Menteri Agama tentang ceramah di rumah ibadah. Terkait adanya dugaan penolakan bahkan intimidasi, Amin mengatakan Kemenag akan mendalami informasi tersebut di lapangan. Amin menegaskan dirinya baru mendengar kabar adanya penolakan tersebut. Sehingga perlu mengecek kondisi di lapangan untuk mengetahui duduk perkaranya seperti apa. Amin lantas menjelaskan sembilan seruan Menteri Agama tentang ceramah di rumah ibadah. Diantara seruan itu adalah ceramah disampaikan oleh penceramah yang memiliki pemahaman dan komitmen pada tujuan utama agama diturunkan di bumi. Yakni untuk melindungi harkat dan martabat umat manusia. (sat/JPC)

Tags :
Kategori :

Terkait