Kader Kesehatan Dapat Kelas Ibu

Kamis 30-08-2018,05:04 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Belum lama ini kader kesehatan dari perwakilan 54 kelurahan mengikuti sosialisasi dan pelatihan kelas ibu dan balita. Pelatihan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kader. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga pada Dinkes Kota Tangsel Eni Rohaeni mengatakan, kegiatan masyarakat selain di puskesmas juga ada di posyandu yang rutin melakukan penimbangan bayi balita usia 0 sampai 6 tahun. "Di luar itu juga ada kelas yang dibuat, yakni kelas ibu hamil dan balita," ujarnya kepada Tangerang Ekpres, Rabu (29/8). Eni menambahkan, tugas kader kesehatan di posyandu adalah mengumpulkan ibu-ibu hamil dan memberi pelajaran terkait kehamilan, bagaimana merawat kehamilan, persipan melahirkan, dan lainnya. Selanjutnya setelah bayi lahir ada kelas ibu balita. Ibu dan balitanya dengan jumlah 10 sampai 15 orang akan dikumpulkan dan diberi penjelasan bagaiaman mengasuh balita, makanan balita, perkembangan balita pada masanya. "Itu yang melaksanakan Puskesmas, ada bidannya sebagai bina wilayah yang kerjasama dengan kader sebagai perpanjang tangan," tambahnya. Masih menurutnya, melalui buku kesehatan ibu dan anak (KIA) semua perkembangan dan pertumbuhan bayi balita dapat dipantau. Dinkes juga memiliki kewajibkan melaporkan kegiatan dan hasil tersebut ke Provinsi Banten, yang selanjutnya diteruskan ke pemerintah pusat. Menurutnya, ibu yang memiliki balita penting untuk datang ke kelas balita, lantaran masih banyak ibu-ibu kurang paham tentang pertumbuhan anak-anak. Ia mencontohkan, belum waktunya balita diberi makan namun, sudah diberi makanan dan lain. Diharapkan peserta yang hadir bisa jadi wakil dan memberikan ilmunya kepada kader lain akan pentingnya mendatangi posyandu untuk memeriksakan bayi balitanya. Yang menjadi penyebab ibu malas ke posyandu karena malu untuk datang lantaran pertumbuhan anaknya kurang sehingga takut diledek, repot dan lainnya. "Jika itu terjadi kader kesehatan harus merangkul warga tersebut untuk bisa hadir dan tangani di tempat. Kalau tidak bisa ditangani bisa dirujuk ke puskesmas maupun RSUD Tangsel," jelasnya. Wanita berkerudung itu menjelaskan, di Kota Tangsel ada 29 rumah sakit swasta. Bagi warga yang ekonominya menengah atas bisanya lebih memeriksakan balitanya ke rumah sakit swasta dibanding ke puskesmas, posyandu, maupun RSUD. Menurutnya, itu tak menjadi maslaah asalkan orangtua jangan membiarkan bayi balitanya tidak terpantau kesehatannya. (bud)

Tags :
Kategori :

Terkait