Mendag Impor Beras Berdasarkan Rakor

Senin 27-08-2018,04:09 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Jakarta -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita buka suara soal polemik penambahan impor beras sebanyak satu juta ton. Ia mengklaim pemberian izin impor beras terhadap Bulog tersebut diambil bersamaan dengan izin impor sebelumnya dan melalui rapat koordinasi yang sama di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian. "Bukan ada penambahan (impor). Itu sudah empat bulan yang lalu. Jadi, impor beras 500 ribu ton, 500 ribu ton, dan 1 juta ton. Dan, itu keputusan rakor," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip CNNIndonesia.com, Minggu (26/8). Ia menjelaskan keputusan impor secara bertahap diambil untuk mengendalikan harga beras sebagai antisipasi kemarau. Ia mensinyalir musim kemarau berpotensi membuat produksi beras turun. Dengan stok saat ini, ia menegaskan pemerintah belum berencana untuk melakukan impor beras lagi. Apalagi, Lebaran, yang trennya membutuhkan pasokan beras lebih banyak, sudah lewat. "Lebaran cukup. Itu sudah lewat. Jadi, sudah cukup. Ngapain sekarang (impor) kalau barang cukup. Itu kan sudah lewat. Kalau sudah cukup, ya sudahlah," imbuh Enggar. Berdasarkan data yang dirilis Perum Bulog, pasokan beras Bulog masih berkisar 1,86 juta ton per Juli 2018. Data itu dirilis Bulog melalui surat yang dikeluarkan pada 9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018. Stok cadangan nasional dinyatakan aman jika Bulog menyimpan 1 juta ton - 1,5 juta ton beras. Surat itu langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani. "Stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) per akhir Juli 2018 sebesar 1.861.404 ton yang terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton. Dengan stok yang dikuasai tersebut Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah," tulis data tersebut. Produk Dalam Negeri Sementara itu Kementerian Pertanian (Kementan) yakin mampu memenuhi kebutuhan beras nasional melalui produksi dalam negeri. Meski kondisi kemarau yang melanda berbagai wilayah cadangan beras pemerintah hingga Selasa 21 Agustus 2018 jumlah meningkat hingga 2,027 juta ton atau meningkat sebanyak 166.418 ton dari bulan Juli 2018. Melansir Facebook Kementeriaan Pertanian (Kementan), Minggu (26/8), Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan melakukan berbagai hal untuk menjaga produksi pangan di musim kemarau, juga menjaga ketersediaan stok beras nasional. Dengan jumlah penduduk tergolong tinggi dengan kebutuhan untuk konsumsi beras nasional mencapai 2,3 - 2,4 juta ton per bulan, ketersedian cadangan beras menjadi hal yang krusial. Untuk di sektor hulu sendiri, sejak pemerintahan Jokowi – JK, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai upaya yang mampu mendongkrak produksi gabah terutama pada musim kemarau. Konsep “tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa panen” yang di jalankan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjaga ketersedian beras yang berkesinambungan setiap bulannya berdampak pada berbagai kebijakan yang mendukung hal tersebut. Pendistribusian alat mesin pertanian (alsintan), pompa air yang masif serta pemanfaatan lahan rawa yang sebelumnya tidak pernah dilirik sebagai lahan produktif menjadi berbagai kebijakan yang diharapkan mampu mendongkrak produksi beras nasional. Di musim kemarau sendiri, Kementan telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan. Dibandingkan periode Juli 2017, tercatat kondisi puso di Juli 2018 menurun drastis tepatnya dari 2.074 ha di Juli 2017 menjadi 1.725 ha di Juli 2018. Di samping itu, kondisi pertumbuhan Luas Tambah Tanam cukup menjajikan. Tercatat data yang dihimpun oleh Kementan, Luas area tanam pada periode Januari hingga April tahun 2017 ke tahun 2018 meningkat, tepatnya 5,4 juta ha ke hampir 5,9 juta ha. Untuk mengetahui jumlah cadangan beras pemerintah yang dimiliki Bulog, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Bulog terjun langsung ke lapangan mengumpulkan cadangan beras pemerintah langsung dari petani. Hasilnya, terhitung Selasa (21/8) pukul 10.00 WIB, diketahui jumlah cadangan beras pemerintah meningkat hingga 2,027 juta ton atau meningkat sebanyak 166.418 ton dari Juli 2018. "Iya jumlahnya naik hanya dalam waktu satu bulan dari Juli hingga Agustus 2018," terang Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi. Agung menuturkan cadangan beras pemerintah juga ada di tingkat penggilingan. Tercatat hingga 21 Agustus 2018 terdapat 1,230 juta ton beras masih tersimpan di gudang-gudang penggilingan padi yang besar, sedang atau kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Jakarta, jumlah stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) diketahui mencapai 44 ribu ton. "Dengan jumlah cadangan beras sebanyak ini, pemerintah tak perlu impor," katanya.(cnn/okz)

Tags :
Kategori :

Terkait