JAKARTA - Nama Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dipastikan menjadi calon presiden (capres) yang diusung Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Tanpa kejutan berarti, para ulama GNPF resmi merekomendasikan sosok Prabowo sebagai capres, dengan posisi cawapres diisi Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Aljufri dan Ustaz Abdul Somad Batubara. Keputusan itu merupakan rekomendasi politik hasil Ijtima Ulama yang digelar GNPF sejak Jumat (27/7). Dalam rekomendasi itu, GNPF sepakat merekomendasikan Prabowo-Salim dan Prabowo-Abdul Somad sebagai capres dan cawapres yang diusung koalisi keumatan. Ketua GNPF Yusuf M Martak menyatakan, keputusan itu merupakan hasil kesepakatan para peserta Ijtima UIama dan tokoh nasional. “Ijtima menyampaikan dan mengusulkan keduanya karena mereka berdua mempunyai ketokohan sebagai ulama dan tokoh nasional,” kata Yusuf dalam keterangannya, kemarin (29/7). Yusuf menyatakan, saat pembukaan Ijtima Ulama, para pimpinan parpol mulai dari Gerindra, PKS, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang dan Partai Berkarya hadir memberikan dukungan. Karena itu, pihaknya optimis bahwa lima partai yang digadang masuk dalam koalisi keumatan akan menerima rekomendasi capres dan cawapres itu. “Saya rasa ini rekomendasi yang akan kita sampaikan insya Allah akan dipertimbangkan, walaupun setiap partai memiliki hak menentukan ke mana dan dengan siapa mereka akan menentukan siapa capres dan cawapres,” kata Yusuf. Partai Gerindra memberikan respon positif atas rekomendasi ulama GNPF. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan, rekomendasi itu merupakan masukan penting yang patut menjadi perhatian. “Tentu ini masukan kita akan menjadi bahan pembicaraan kami, masukan kami,” ujarnya. Menurut Fadli, hasil rekomendasi GNPF akan dibahas bersama koalisi. Tentunya, Partai Gerindra akan menyampaikan hal ini dalam pembahasan bersama PKS, PAN dan Partai Demokrat. “Semuanya harus kita bicarakan mana yang terbaik,” ujarnya. Ketua DPP Bidang Media PKS Ledia Hanifa menyatakan rasa terima kasih atas rekomendasi ulama yang mengusulkan pasangan Prabowo-Salim dan Prabowo-Abdul Somad. Terkait masuknya Salim, Ledia menegaskan bahwa mantan Menteri Sosial itu masuk dalam sembilan nama yang diusung sebagai capres maupun cawapres PKS. “Ini jadi salah satu pertimbangan untuk dibahas dalam koalisi,” kata Ledia. Usai pengumuman itu, Abdul Somad memposting foto Prabowo dengan Salim dalam akun instagramnya. Dalam postingannya, Abdul Somad menilai pasangan Prabowo dan Salim adalah pasangan tawazun (seimbang), antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama. Prabowo-Salim adalah kombinasi Jawa-non Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim. Somad juga menyatakan penolakannya untuk menjadi cawapres. “Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo,” kata Somad dalam akun instagramnya. Terpisah, koalisi partai oposisi hingga saat ini belum terbentuk. Berbagai pertemuan sudah dilakukan, namun belum manghasilkan kesepakatan. Partai pemerintah pun mendesak mereka untuk segera membentuk koalisi dan mendeklarasikan capres-cawapres penantang Joko Widodo. Sekjen DPP Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, partai koalisi pendukung Jokowi sudah sangat solid. Koalisi yang terdiri dari enam partai itu sekarang sedang menyusun visi – misi dan program kerja untuk kabinet kerja jilid dua. “Kami sudah sangat siap menyambut Pemilu 2019,” terang dia kepada Jawa Pos kemarin (29/7). Cawapres Jokowi sudah disepakati dan tinggal mengumumkan ke publik. Namun, politisi asal NTT itu masih enggan membuka sosok yang akan menjadi pendamping Jokowi lima tahun mendatang. Pengumuman cawapres diserahkan kepada capres yang akan bertarung. Apakah diumumkan sebelum pedaftaran atau disampaikan kepada publik saat pendaftaran, itu semua bergantung mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Plate mengatakan, selain menyusun visi-misi, dan program kerja, koalisinya juga sedang menyiapkan pendaftaran. “Semuanya sudah siap, tinggal daftar saja,” papar anggota DPR RI itu. Sekarang, lanjutnya, yang belum siap adalah calon penantang Jokowi. Sampai sekarang belum jelas siapa yang akan diusung partai oposisi. Plate menilai koalisi partai penantang semakin rumit. Saking rumitnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sampai pasrah jika ada capres lain yang diusung. Hal itu tidak lepas dari sikap masing-masing partai yang mengusulkan kadernya sebagai cawapres. Dia pun berharap, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PAN, dan PKS bisa segera membentuk koalisi dan mendeklarasikan capres-cawapres yang akan diusung. Walaupun banyak yang mengusulkan cawapres, tapi tetap yang akan dipilih adalah satu calon. “Kami sangat senang jika capres-cawapres segera diumumkan,” kata dia. Sementara itu, pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Prabowo yang semula dijadwalkan pada pukul 19.30 kemarin ditunda dan akan digelar hari ini pukul 10.00. Jubir Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membenarkan penundaan itu. Menurut dia, pertemuan antara kedua tokoh partai batal dilaksanakan, karena masing-masing melakukan rapat internal. Majelis Tinggi Partai Demokrat masih melakukan rapat untuk mendengar laporan tim kecil terkait pembentukan koalisi dua partai. Namun, Ferdinand enggan membuka suara tentang format koalisi yang akan dibangun. Dia mengatakan, hasil rapat masing-masing partai akan dibawa ke dalam pertemuan kedua partai. “Semoga besok (hari ini) bisa disahkan,” ucap dia. Ia belum bisa memastikan apakah Partai Demokrat dan Partai Gerindra sepakat berkoalisi dan mengusung capres–cawapres. “Tunggu saja, sabar lah,” lanjutnya. (jpg/bha)
Rekom Ulama Dibahas di Koalisi
Senin 30-07-2018,04:10 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :