Jakarta - Pemerintah berupaya menstabilkan harga telur ayam. Salah satu contohnya Kementerian Pertanian (Kementan) menyebarkan telur ke pasar di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek). Operasi pasar telur ayam ini ditandai dengan pengangkatan bendera dan buyi sirine oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Toko Tani Indonesia (TTI) Center, Jakarta Selatan, kemarin. Menurut Amran pelepasan operasi telur ayam murah dilakukan untuk menstabilkan harga yang melambung tinggi. Mentan mengatakan, dalam operasi pasar ini, telur ayam dibadrol murah Rp 19.500 per kilogram (kg). Telur ayam yang dilepas ke pasar sebanyak 100 ton. Hal ini dilakukan setelah pihaknya melakukan rapat di Istana Presiden. "Hari ini kami diminta dari sidang kabinet guyur pasar Rp 19.500 per kg. Kami kirim 100 mobil, 100 ton di kota Jabodetabek ini bukan simbolis ini terus menerus kami kirim," ungkapnya, Kamis (19/7). Lebih lanjut, ia menjelaskan operasi pasar telur tersebut juga dilaksanakan di kota-kota besar lainnya dan dipasok langsung oleh peternak dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. "Ini juga akan dilaksanakan di kota-kota besar seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan lain-lain," sambungnya. Lebih lanjut ia menuturkan, masalah harga telur ayam ini bukan terjadi di hulu. Menurutnya, melonjaknya harga telur ayam disebabkan karena rantai pasok yang belum dibenahi. Hal ini, lanjut dia, terlihat dari disparitas harga telur dari produsen dengan penjual eceran. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), rata-rata harga telur ayam ras nasional mencapai Rp27.200 per kilogram (kg). Namun, di tingkat produsen, harga telur ayam hanya berada di kisaran Rp18 ribu per kg. "Masalah rantai pasok ini bukan saja terjadi pada telur, namun bawang merah juga begitu. Di produsen bisa Rp12 ribu per kg tapi di ujung bisa mencapai Rp36 ribu per kg. Hanya karena rantai pasok ini harga bisa naik tiga kali lipat," jelas dia. Indonesia malah mengalami surplus produksi telur, sehingga ia meyakini pangkal masalah bukan berada pada hulu produksi. Data Kementerian Pertanian mencatat, produksi telur antara Januari hingga Mei tercatat 733.421 ton, sementara kebutuhannya terbilang 722.508 ton. Artinya, ada surplus telur sekitar 10.913 ton. Sementara itu, operasi ini dilepas ke 50 titik yang terdiri dari 43 pasar Jabodetabek, 6 perumahan dan 1 Toko Tani Indonesia Center. Manajer TTI Center Kementan, Inti Pertiwi Nashwari mengatakan telur tersebut akan disebar melalui 100 mobil pick up atau setara dengan berat 100 ton. "Rencana ada 100 mobil pick up sekitar 100 ton lebih," katanya. Sebelumnya, harga telur ayam di beberapa daerah sempat meningkat tajam. Bahkan, harga telur ayam sempat dipatok Rp 30.000 per kg. (hns/hns)
100 Ton Telur Ayam Dijual Murah
Jumat 20-07-2018,03:37 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :