Jam tangan atau arloji merupakan alat penunjuk waktu yang juga berfungsi menjadi aksesoris pergelangan tangan. Terkadang bagi kalangan tertentu, jam tangan menunjukkan eksistensi. Pandangan tersebut membuat evolusi desain jam tangan begitu cepat. Perusahaan-perusahaan jam tangan berlomba-lomba menghadirkan produknya dengan desain-desain terbaru. Perkembangan desain jam tangan juga terjadi di Indonesia. Kini desain yang tengah mencuat adalah jam tangan yang terbuat dari kayu. Salah satu produsen jam tangan kayu yang telah sukses menunjukkan eksistensinya adalah Pala Nusantara. Jam tangan kayu Pala Nusantara punya tampilan beda. Founder sekaligus CEO Pala Nusantara Ilham Pinastiko menyusupkan identitas beberapa wilayah eksotis di Indonesia ke jam tangannya. Ada 3 varian jam tangan Pala Nusantara yang dibedakan berdasarkan warna, yakni Merah, Biru dan Coklat. Pala Merah mewakili suku Toraja, di mana kebanyakn dari kerajinan ukiran kayu khas setempat berwarna merah. Pala Biru diadaptasi dari suku Baduy yang memiliki kekhasan dalam berpakaian. Kemudian, Pala Coklat diadaptasi dari warna tanah yang menjadi simbol rakyat Jawa dalam berpikir dan berperilaku. "Selain warna kami sisipkan juga simbol yang menunjukkan identitas dari ketiganya. Jadi kami bukan hanya buat produk desain tapi grafik desain dengan buat simbol baru," tutur Ilham kepada detikFinance, pekan lalu. Untuk bahan baku, jam tangan Pala Nusantara terbuat dari perpaduan kayu sonokeling, eboni dan maple. Sementara untuk mesin jam diimpor langsung dari Jepang. Boks yang juga terbuat dari kayu menambah kesempurnaan atas cita rasa eksotis dari produk Pala Nusantara. Adapun harga dari masing-masing jam tersebut senilai Rp 960 ribu. Selain itu, Pala Nusantara juga membuat dasi kupu-kupu yang juga terbuat dari kayu. Dasi kupu-kupu tersebut dihargai senilai Rp 370 ribu. Ilham menuturkan, ide awalnya membuat jam tangan bercita rasa Nusantara berawal ketika dirinya masih menggarap proyek Napak Rasa. Proyek itu merupakan perjalan koki keliling Indonesia untuk mencicip cita rasa makanan khas di seluruh Indonesia. Namun proyek tersebut terhenti di 2015. "Karena saya memiliki hasrat di situ saya pikir kenapa proyek ini tidak bisa saya aplikasikan ke produk jam tangan. Kebetulan saya juga memiliki latarbelakang untuk mendesain produk jam tangan untuk salah satu brand ternama," kenang pria kelahiran Bandung itu. Idenya itu langsung dijalankan dengan melakukan riset dan pengembangan produk, sampai akhirnya dia menemukan desain dan bahan baku yang tepat meracik produknya. Dengan modal Rp 35 juta, Pala Nusantara pun akhirnya lahir di 2016 lalu. Namun selama 10 bulan pertama Ilham terus menyuntikan tambahan modal. Sebab modal tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya produksi dari permintaan yang ada "Karena pasarnya bagus, jadi butuh perputaran modal yang cepat. Rp 35 juta itu tidak bisa cover semua. Sampai setelah bulan ke 10 sudah mulai kelihatan ada hasilnya," jelas Ilham. Saat ini rata-rata penjualan Pala Nusantara mencapai 100 produk per bulan baik jam tangan maupun dasi kupu-kupu. Ilham mampu meraup omzet hingga Rp 48 juta per bulan. Kelola omzet Pria berusia 30 tahun itu juga memiliki resep pengelolaan keuangan perusahaan tersendiri. Dari omzet tersebut sekitar 50% dia gunakan untuk biaya operasional termasuk menggaji 4 karyawannya. Lalu 5% untuk uang kas, 30% untuk cash flow dan 15% untuk riset dan pengembangan. Menurut Ilham porsi tersebut cukup ideal baginya yang ingin terus melakukan pengembangan produk. Hingga saat ini Ilham belum puas atas produk yang telah dia ciptakan. "Walaupun sudah dijual tapi ini statusnya masih dikembangkan. Saya belum puas, saya masih mencari titik sempurnanya. Jadi uang yang saya dapat untuk modal pengembangan lagi, perputaran modalnya seperti obat nyamuk, semakin membesar. Kami tidak money oriented tapi pengembangan," terang Ilham. Ilham mengaku saat ini dia hampir menemukan bahan baku maupun desain terbaru yang akan diimplementasikan di produk jam tangan terbarunya. Namun dia masih merahasiakannya. "Saya sudah temukan paduan material yang belum ada di Indonesia, yang memadukan objek a dan b yang menjadi kan produk baru dan belum ada, tunggu saja," pungkasnya.(dtc)
Suksesnya Berbisnis Jam Tangan Kayu
Kamis 08-02-2018,08:55 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :