HARAPAN Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo untuk hat-trick gelar juara Dr Akhilesh Das Gupta India Open akhirnya terwujud. Ganda putra terbaik dunia tersebut mengandaskan perlawanan pasangan Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dua set langsung 21-14, 21-16. Hasil ini membuat pasangan terbaik Indonesia ini menjadi menjadi untouchable (tidak tersentuh) di lima turnamen terakhir yang diikuti keduanya dengan meraih gelar juara. Lima gelar itu didapat dari China Open Superseries Premier 2017, Hongkong Open Superseries 2017, BWF World Superseries Finals 2017 di Dubai, Indonesia Masters 2018, serta India Open 2018. Laga berlangsung ketat pada menit-menit awal hingga papan skor menunjukkan angka 5-5. Setelah itu, Marcus/Kevin meningkatkan tempo permainan. Variasi serangan bola pendek cepat dan smes tajam The Minions seakan-akan tak terbendung oleh lawan. Pada set kedua, Marcus/Kevin tidak menurunkan tempo permainan. Mereka pun unggul cepat 10-4. Namun, Astrup/Rasmussen juga tidak mau peluang juaranya sirna. Keduanya bermain taktis hingga sempat menipiskan poin 11-12. Momen-momen krusial terjadi saat skor 18-15 bagi keunggulan Marcus/Kevin. Pasangan yang mengenakan jersey keramat, kuning-kuning, itu terus menekan. Serobotan Kevin di depan net beberapa kali membuat pasangan Denmark frustrasi. Marcus/Kevin pun berhasil menyelesaikan pertandingan dua set langsung. Meski menang mudah, Kevin menyatakan bahwa laga final tersebut cukup sulit. "Mereka (Astrup/Rasmussen, red) memiliki pertahanan yang bagus,” terang Kevin setelah memastikan Marcus merasa senang mendapat hat-trick di turnamen tersebut. Dia berharap, gelar kali ini bisa mengawali perjalanannya pada 2018 untuk tampil lebih gemilang. "Kami harus bisa mengatur kondisi dengan jadwal turnamen yang padat tahun ini," ujarnya. Di laga sebelumnya, ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga tak mau kalah. Mereka keluar sebagai kampiun India Open 2018 setelah mengalahkan Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai dari Thailand 21-18, 21-15. Pasangan senior-junior tersebut bermain menekan meski sempat tertinggal pada awal laga. Greysia belajar dari kekalahan di laga final Indonesia Masters sebelumnya. Menurut Greysia, saat itu, dirinya dan Apriyani terlalu menggebu-gebu. "Itu yang nggak boleh. Kami ingin mendapat ritmenya dulu. Memang, kami masih butuh banyak pengalaman main di final," ujar pemain 30 tahun tersebut. Apriyani bersyukur atas gelar juara yang diraihnya. Meski begitu, dia tidak mau cepat puas. Menurut dia, banyak kekurangan dalam permainan kemarin yang harus dibenahi. "Saya sadar bahwa saya sering menjadi sasaran lawan. Tapi, saya berusaha melawan dan tetap konsentrasi. Fokus sama diri sendiri," ungkap pebulu tangkis kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, itu. Kampiun di India Open 2018 merupakan gelar ketiga bagi Greysia/Apriyani sejak kali pertama dipasangkan pada Mei 2017. Sebelumnya, mereka berhasil menjuarai Thailand Open dan French Open Super Series tahun lalu. Indonesia sebenarnya berpotensi merebut tiga gelar. Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Oktavianti kalah oleh pasangan Denmark Mathias Christiansen/Christinna Pedersen 14-21, 15-21. Di pertandingan lain, tunggal putri tuan rumah India Pusarla V. Sindhu dikalahkan Beiwen Zhang, pemain Amerika Serikat yang berdarah Tiongkok, melalui rubber game. Kemudian, di tunggal putra, gelar juara direbut pemain Tiongkok Shi Yuqi yang mengalahkan Chou Tien Chen, unggulan ketiga dari Taiwan. (jpg/apw)
?Duo Minions Untouchable
Senin 05-02-2018,07:22 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :