TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Sanggar Tari Eschoda kerap hadir pada event-event besar. Seni Tari Eskoda tampil dengan menghadirkan seni dan budaya lokal.
Seperti pada pembukaan Gelaran Cisadane Digital Festival 2025, Sanggar Tari Eschoda menghadirkan tari Harmoni Cisadane, sebuah konsep yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan antara alam, manusia dan lingkungan di sekitar Sungai Cisadane yang menyatukan budaya khas Tangerang.
Manager sanggar Tari Eschoda, Dodi Gunawan mengatakan, Sanggar Tari Eskoda berdiri sejak November 2001, awal mula berdiri, pihaknya ingin mengenalkan beragam seni budaya di Indonesia khususnya seni dan budaya Tangerang melalui seni tari.
Pada pembukaan gelaran Cisadane Digital Festival 2025, pihaknya menampilkan tari Harmoni Cisadane. Pihaknya menghadirkan puluhan penari dengan gerakan tari mengambil unsur keragaman budaya lokal yang di ada Kota Tangerang.
”Kita setiap tampil dengan gerakan tari yang berbeda-beda dengan menciptakan seni tari yang baru dan aransemen musik yang berbeda,” ungkap Dodi saat ditemui, Rabu, 12 November 2025.
”Aransemen musik pun kita ciptakan sendiri. Kalau pakai lagi orang lain kita pasti kena copyright, itu yang kita hindari,” sambungnya.
Pada gelaran Cisadane Digital Festival 2025 ini, kata Dodi, penampilan tari Harmoni Cisadane bertujuan untuk mengajarkan masyarakat Kota Tangerang untuk menjaga dan melestarikan keindahan alam dengan keanekaragaman hayati serra keindahan kebudayaan di sekitar yang menjadi satu harmoni.
Menurut Dodi, Sanggar Eskoda bukan hanya mengajarkan dan menampilkan seni tari, namun lebih menerapkan filosofi dari seni tari yang diajarkan kepada para penari.
”Jadi anak-anak bukan hanya belajar tarian, tapi anak-anak juga juga belajar dan menghayati budaya dan cinta seni budaya daerahnya sendiri seperti seni dan budaya yang ada di Tangerang,” ujarnya.
Pada even besar yang digelar pemerintah Kota Tangerang, pihaknya kerap menghadirkan penampilan tarian yang memukau. Seperti pada gelaran Pekan Olahraga tingkat Provinsi (Porprov) VI Banten 2022 lalu, penampilan Tari Kolosal Wangkawa Bumi Surosoan dengan menghadirkan 700 penari Sanggar Eskoda berhasil memukau tamu undangan.
Dikatakan Dodi, Tari Kolosal Wangkawa Bumi Surosoan menggambarkan kehidupan masyarakat Provinsi Banten, untuk hidup berdampingan satu sama lain. Selain itu, tari kolosal tersebut juga menggambarkan kekayaan budaya delapan kabupaten kota di Provinsi Banten.
”Kala itu kita mengimprovisasi gerakan tari yang menggambarkan menyatukan seni dan budaya wilayah Provinsi Banten. Satu sama lain antar kota kabupaten di Provinsi Banten,” katanya.
”Jadi even di Kota Tangerang yang digelar Pemkot kita sudah lima kali tampil termasuk Cisadane Digital Festival ini,” sambungnya.
Dodi menambahkan Sanggar Eskoda juga pernah tampil di manca negara seperti Belgia, Qatar dan Malaysia, kesempatan dapat tampil di luar negeri justru dimanfaatkan untuk menghadirkan dan mengenalkan seni dan budaya Indonesia terutama seni budaya Tangerang melalui seni tari.
”Momen itu menjadi ajang untuk mengenalkan kesenian dan budaya khususnya kota Tangerang sendiri di kancah internasional,” kata Dodi.