CIPUTAT — Traffic Light (TL) atau lampu merah di Simpang Duren Ciputat mulai diuji coba hari ini, Rabu, 12 November 2025. Uji coba di mulai pukul 06.00 WIB disaat jam sibuk berlangsung. Rencananya uji coba dilakukan sampai pukul 20.00 WIB selama 1 hingga 2 minggu kedepan.
Uji coba tersebut dilakukan untuk mengurai kemacetan yang kerap kali terjadi, terutama pada pagindan sore hari. Saat uji coba terlihat belasan petugas dari Dinas Perhubungan Kota Tangsel dan Sat Lantas Polres Tangsel melakukan pengaturan lalu lintas lantaran masih banyak pengendara atau masyarakat yang melum mengetahui penerapan TL di simpang tersebut.
Meskipun TL sudah beroperasi dan ada petugas yang mengatur namun, masih banyak pengendaran yang tetap menerobos rambu meskipun masih lampu merah. Terutama bagi pengendara sepeda motor yang banyak menutup jalur kendaraan lain, sehingga petugas harus mengarahkan agar tidak mengganggu kendaraan lain.
Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Tangsel, Martha Lena mengatakan, sejak pagi pihaknya telah melakukan uji coba aktivasi TL Simpang Duren. ”Saat uji coba kondisi lalu lintas lebih tertib, teratur, nyaman, selamat dan aman. Ini berkat kolaborasi antara Dishub Kepolisian, kewilayahan dan stake holder terkait,” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 12 November 2025.
Martha menambahkan, saat uji coba TL pihaknya menjalan 2 skema, yakni 4 fase dan 3 fase. Namun, seiring berjalannya waktu dan melihat kondisi kepadatan kendaraan, maka dipilih 3 fase karena lebih efektif.
”Yang paling efektif adalah 3 fase, dimana total waktu siklus yang ada 155 detik.
Menurutnya, pihaknya melakukan pengaturan untuk simpang Barat dan Timur, yakni arah dari Jalan Cendrawasih dan Jalan Kihajar Dewantara dilakukan bersamaan karena, mengingat kendaraan yang belok ke kanan masing-masing masih sedikit.
”Ini awalnya 2 fase dan kita jadikan 1 fase. Di uji coba baru hari pertama, artinya masyarakat belum terbiasa dengan pola pergerakan yang ada. Minimal 1-2 minggu kedepan diharapkan akan lebih efektif lagi,” jelasnya.
Wanita berkerudung tersebut mengungkapkan, TL yang dipasang di Simpang Duren bukan peralatan baru tapi, hasil relokasi dari TL yang ada di simpang Gaplek, Pamulang. TL yang ada di Simpang Gaplek mendapat alokasi dari Kementerian Perhubungan, sehingga TL lama dipindahkan ke simpang Duren.
”Kondisi TL ini sudah lama ada sejak Tangsel berdiri. Dishub mencoba mengoptimalkan sumberdaya yang ada dengan merelokasi TL yang lama ke Simpang Duren,” tuturnya.
Martha mengaku, pengoperasian TL Simpang Duren dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pengendara dan masyarakat. Dalam waktu jangka pendek pihaknya melakukan aktivasi Simpang Duren. Sedangkan dalam jangka panjang pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi (DSDABMBK) Kota Tangsel agar melakukan perbaikan geometri simpang.
”Usulan kami kedepan untuk geometri simpang minimal bisa ada 2 lajur masing-masing pendekat simpang. Artinya kondisi eksisting yang 5-8 meter lebih bisa ditingkatkan jadi 2 kali lipatnya, sehingga nanti optimaliasi untuk TL lebih ptimal lagi,” tuturnya.
Ia berharap masyarakat dapat bersabar untuk mendisiplinkan dirinya untuk lebih mematuhi rambu yang ada. Dengan adanya sistem tersebut artinya masyarakat jadi lebih mudah dan lebih pasti.
”Tangsel inikan kota smart city, sehingga pengaturan by sistem semua. Mari sama-sama semua pihak sama-sama melakukan kolaborasi untuk melakukan rekayasa pada satu lokasi, sehingga Tangsel keamanan, keselamatan ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltiblancar) bisa terwujud,” ungkapnya.
”Saya berharap masyarakat bisa lebih berdisiplin dalam berlalu lintas, mematuhi rambu dan menghormati petunjuk yang ada. Aktivasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) pertama di Tangsel itu di Alam Sutera, dulu antriannya sampai Cikokol dan seminggu pertama bergejolak luar biasa. Di TL Simpang Duren ini lebih baik dan efektif,” tutupnya.