TANGERANGEKSPRES.ID, TIGARAKASA — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang, Achmad Taufik menjawab santai saat ditanya soal kesiapan menghadapi ancaman megatrust. Bahkan, jawabanya cenderung nyeleneh.
”Mudah-mudahan tidak terjadi. Saya belum siap-siap juga,” jelasnya, Rabu, (29/10).
Pun saat ditanyai soal jalur evakuasi kebencanaan di wilayah pesisir, Taufik kembali menjawab sekenanya. ”Saya belum siap-siap juga,” timpalnya.
Sebaliknya, Taufic meminta wartawan menunjukkan daerah mana yang sudah siap hadapi Megatrust.
”Masa saya bilang udah disiapin tapi kenyataannya belum. Tapi kalau ada bencana kita sudah biasa lakukan evakusasi dan lain-lain seperti bencana banjir yang sudah kita alami. Kabupaten kota lain sudah pada siap belum?,” tanyanya.
Di tempat lain, Kepala BPBD Kota Tangerang, Mahdiar mengatakan, BPBD Kota Tangerang melakukan langkah-langkah kesiapan dalam mitigasi bencana.
“Walau belum diketahui kapan terjadinya megathrust tersebut, BPBD Kota Tangerang sudah melakukan beberapa mitigasi,” ujarnya.
Seperti, pengecekan gedung-gedung terkait sistem kebencanaan. Memasifkan edukasi dengan simulasi ke sekolah-sekolah. Serta, memperbanyak kunjungan sekolah ke markas besar BPBD Kota Tangerang.
Ada beberapa langkah antisipasi yang disiagakan BPBD Kota Tangerang terkait potensi dampak gempa megathrust. Yakni, mengimbau institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap segala kemungkinan. Melakukan pengecekan kembali kesiapan alat-alat peringatan dini maupun sistem komunikasi kebencanaan.
“Dalam hal ini, BPBD Kota Tangerang juga berupaya memastikan tempat-tempat evakuasi. Bangunan tempat evakuasi sementara atau akhir. Serta memastikan jalur evakuasi dapat digunakan dan mudah diakses,” paparnya.
Dikatakannya, BPBD Kota Tangerang juga meningkatkan pelaksanaan edukasi, sosialisasi dan literasi kepada masyarakat dalam upaya meningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami.
“BPBD Kota Tangerang juga menyebar petugas untuk melakukan pengecekan ketersediaan papan informasi, rambu-rambu, serta arah evakuasi yang memadai,” katanya.
Selain itu, antisipasi ini juga dilakukan dengan memasifkan koordinasi kesiapan mekanisme kedaruratan atau penanggulangan bencana bersama dengan stakeholder daerah. “Sejauh ini, terkait simulasi masih menunggu dan persiapan. Pastinya, edukasi dan koordinasi lebih intensif dilakukan ke pusat,” tutup Ubaidillah.
Sebagai informasi, Masyarakat Kota Tangerang yang membutuhkan bantuan terkait bencana dan kejadian kegawatdaruratan, BPBD Kota Tangerang memiliki layanan emergency di call center 112 dan nomor piket BPBD 24 jam di 021-5582-144. (sep/ziz)