TANGERANGEKSPRES/ID, SERANG - Banten resmi memiliki klub yang berlaga di kasta tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia. Juara 2 Liga Indonesia 2025 Dewa United resmi berkandang di Banten Internasional Stadium (BIS), Kota Serang. Klub dengan nilai pasar Rp95,3 miliar itu menjadi Jawara Banten setelah berubah nama menjadi Dewa United Banten FC.
Laga perdana Super League Dewa United Banten FC melawan Maluku United Sabtu (9/8) akan digelar di BIS. Ini setelah Pemprov Banten dan manajemen Dewa United Banten FC menandatangani perjanjian kerjasama penyewaan BIS. Dewa United Banten FC akan menggunakan BIS sebagai kandang pertandingan home selama satu musim, 2025/2026. Untuk satu musim, Dewa United Banten FC harus merogoh kocek Rp850 juta untuk menyewa stadion tersebut.
Nantinya, di BIS akan menggelar laga kandang sebanyak 17 pertandingan. Warga Serang, Cilegon dan Pandeglang akan disuguhi aksi-aksi menawan pemain top Dewa United Banten FC yang menjadi langganan timnas senior seperti, Egy Maulana Fikri, Ricky Kambuaya, dan Rafael Struck. Juga kehebatan pemain asing, seperti Taisei Marukawa (Jepang), Alex Martins (Brasil), Nick Kuipers (Belanda) dan lainnya.
Gubernur Banten Andra Soni optimistis kehadiran Dewa United Banten FC akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. "Akan ada 17 pertandingan di BIS, dan kita bisa bayangkan akan banyak klub sepakbola yang datang ke Banten," ujarnya usai penandatanganan kerjasama Pemprov Banten dengan Presiden Klub Dewa United Banten FC Ardian Satya Negara di Pendopo Lama Gubernur Banten, Kamis (7/8).
Menurut Andra, benefit yang diterima bukan hanya berasal dari biaya sewa stadion. Melainkan akan membangun pertumbuhan ekonomi di Banten. Mulai dari perhotelan, UMKM, dan lain sebagainya. "Kita bisa bayangkan jumlah penonton dan juga pemanfaatan hotel dan restoran dan sebagainya. Kuliner UMKM dan sebagainya. Dan ini akan membangun sebuah ekosistem pertumbuhan ekonomi baru sesuai dengan janji kami kepada masyarakat untuk menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru," ungkapnya.
Tim ini juga berkomitmen untuk terus mensuport pemprov dan masyarakat Banten dalam pengembangan untuk ke depan," sambungnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banten Arlan Marzan menjelaskan biaya sewa stadion BIS sekitar Rp50 juta per pertandingan. Maka biaya sewa Dewa United Banten FC mencapai sekitar Rp850 juta untuk satu musim. Ia menjelaskan, langkah ini menjadi awal pemanfaatan stadion bertarap internasional yang sejak berdiri 3 tahun lalu atau tepatnya pada 2022.
Sementara itu, Presiden Klub Dewa United Banten FC Ardian Satya Negara mengatakan, bahwa pemilihan BIS sebagai home base karena beberapa faktor. Yakni stadion megah bertarap internasional, sekaligus sebagai klub putra daerah asal Banten. "Alasannya satu stadionnya sudah bagus. Kedua kita juga orang Banten jadi kita ingin mewakili untuk memberikan manfaat banyak untuk orang Banten," katanya.
Ia menjelaskan perjanjian kerjasama ini baru ditandatangani untuk mengarungi satu musim Super League. Selanjutnya akan dievaluasi untuk kerjasama berikutnya. "Sementara ini untuk satu musim dulu, untuk 17 pertandingan, ke depan kita evaluasi lagi," jelasnya. Sebagai salah satu bentuk kontribusi, nantinya pihaknya juga akan membangun lapangan latihan di sekitar BIS, yang tentunya bisa digunakan untuk masyarakat Banten.
Mungkin ke depannya Dewa United Banten FC akan membangun lapangan latihan di sini, untuk anak-anak muda agar bisa memanfaatkan fasilitas," tuturnya. Meski begitu, pihaknya juga meminta dukungan dan suport dari masyarakat untuk bisa mengarungi kompetisi hingga menjadi kampiun di Super League.
Kehadiran suporter begitu penting untuk menggugah semangat klub, sekaligus berpartisipasi untuk menumbuhkan perekonomian baru di Banten. "Seperti yang disampaikan pak gubernur tadi, bahwa hadirnya Dewa United Banten FC dapat bermanfaat untuk orang banyak," paparnya.
Di tempat yang sama, Kepala DPUPR Provinsi Banten Arlan Marzan mengatakan, adanya kerjasama dengan Dewa United Banten FC akan mengurangi beban Pemprov Banten untuk pengelolaan BIS yang membutuhkan biaya perawatan sekitar Rp1 miliar. "Dari kerjasama ini kita hitung itu kurang lebih sekitar 800 juta. Belum nanti tambahan-tambahan pertandingan resmi. Belum nanti masyarakat kalau memang mau pakai. Minimal biaya pemeliharaan 1 tahun sudah tertutup untuk pemeliharaan stadion ini, dari biaya sewa dan kontrak kerja sama dengan Dewa United," katanya.
Belum lagi, efek domino yang memungkinkan perputaran ekonomi terus tumbuh signifikan. "Tadi yang disampaikan Pak Gubernur, dampak ekonominya. Memang sewanya cuma Rp50 juta yang masuk ke Pemprov, cuman dampak ke masyarakatnya bisa miliaran. Mulai dari hotel, UMKM, kuliner, banyak hal," jelasnya. (mam)