TANGERANGEKSPRES.ID, CIPUTAT — Ratusan pesilat di Kota Tangsel akan mengadu jurus di Balai Kota Tangsel. Mereka, akan mengikuti festival pencak silat yang diadakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Tangsel.
Acara bertajuk C-more Championship jilid 2 tersebut diadakan di Plaza Rakyat Balai Kota Tangsel, Jumat, 18 Juli hingga Minggu, 20 Juli 2025.
Ketua IPSI Kota Tangsel Delima Bungsu Andy mengatakan, ada ratusan peserta yang ikut ambil bagian dalam festival pencak silat C-more Championship 2025. ”Festival pencak silat bertajuk C-more Championship ini festival kedua yang IPSI Tangsel adakan namun, pertama bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (18/7).
Delima menambahkan, total ada sekitar 100 peserta dari 15 perguruan tang terlibat dalam C-more Championship jilid 2 tersebut. ”Jumlah peserta meningkat dibanding tahun sebelumnya dan festival ini memperebutkan Piala Wali Kota,” tambahnya.
Menurutnya, ada beberapa kelas dan penilaia dalam festival tersebut, yakni usia dini, pra remaja dan sama remaja. Sedangkan untuk penilain untuk masing-masing kelas sama, mulai dari keragaman gerak, yakni Wiraga, Wirama dan Wirasa.
Ibu dua anak ini mengaku, festival pencak silar tersebut dilakukan sebagai bentuk sosialisasi pencak silat kepada masyarakat, termasuk melestarikan kebudayaan.
”C-more Championship jilid 2 ini adalah komitmen Pemkot Tangsel terhadap pencak silat yang menjadikannya sebagai muatan lokal pembelajaran di sekolah-sekolah yang telah ditetapkan Wali Kota Tangsel,” tuturnya.
”Selain itu tujuan festival pencak silat ini juga untuk untuk melestarikan budaya Indonesia dan khususnya pencak silat. Saat ini perguruan pencak silat berlomba-lomba untuk mencari prestasi,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan, festival pencak silat tersebut sebagai ruang strategis untuk memperkenalkan komitmen Kota Tangsel alam menjaga akar budaya dan khususnya pencak silat.
”Seni budaya yang paling mudah untuk ditunjukkan ke mata dunia itu adalah silat. Dan itu memang karakter bangsa Indonesia, seni budaya yang khas bangsa Indonesia,” ujarnya.
Pilar menambahkan, kolaborasi antara Dindikbud dengan IPSI Kota Tangsel dan khususnya bidang kebudayaan menjadian festival pencak silat tersebut lebih meriah dibanding tahun sebelumnya.
Hal tersebut terlihat dari peserta yang mengikuti, tak hanya dari Kota Tangsel maupun berasal dari Kabupaten Kota yang ada di Banten namun, dari luar Banten juga.
”Ini membuktikan pencak silat diminati semua kalangan, usia dan semua daerah mencintainya,” terangnya.
Bapak satu anak tersebut menuturkan, pihaknya sejak 2 tahun terakhir telah memasukkan silat dalam kurikulum muatan lokal tingkat SD dan SMP negeri. Langkah tersebut penting untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya sejak dini di kalangan sekolah.
”Kalau kenal dan mencintai ya pastinya mereka akan mempertahankan budaya silat ini sebagai ciri khas bangsa atau identitas bangsa kita,” tutupnya.