"Mudah-mudahan kedepan kita bisa meningkatkan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang memiliki fungsi pelayanan kesehatan masyarakat," tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kadinkes Kabupaten Tangerang, Ahmad Muchlis mengatakan bahwa dalam rapat ini pihaknya telah mengundang para stakeholder di bidang kesehatan. Kata dia, ini adalah bagian dari upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayibayi serta stunting.
Muchlis menekankan pentingnya implementasi kebijakan yang ditetapkan, baik tingkat pusat maupun daerah. Salah satu upaya strategis yang sedang dilakukan adalah sistem rujukan berjenjang yang mulai dari pelayanan dasar di puskesmas hingga ke rumah sakit rujukan.
Sistem ini bertujuan untuk memastikan setiap kasus darurat ibu hamil dan bayi mendapatkan penanganan cepat dan tepat. “Kami punya sistem rujukan yang terstruktur mulai dari praktek mandiri, klinik, puskesmas, hingga rumah sakit rujukan. Hal ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan,” tambahnya.
Selain itu, Ahmad Muchlis juga menyampaikan kabar baik bahwa Kabupaten Tangerang saat ini tidak lagi menghadapi kendala biaya kesehatan terkait pelayanan maternitas (keperawatan), ini demi memastikan setiap ibu dan anak mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak.
Di sisi lain, dalam upaya pencegahan stunting, pihaknya pun telah melakukan berbagai intervensi. Salah satunya adalah mendorong masyarakat untuk datang ke posyandu setiap bulan guna menimbang dan mengukur anak.
"Selain itu, kami juga menyediakan pemberian makanan tambahan dan penyuluhan untuk memastikan pertumbuhan balita optimal,” ujarnya.
Dirinya berharap agar kolaborasi lintas sektor ini dapat menurunkan angka kematian ibu, bayi, serta pengendalian stunting di Kabupaten Tangerang. "Dengan kolaborasi seperti ini, kita optimis bisa menurunkan AKI, AKB, dan stunting di Kabupaten Tangerang," pungkasnya. (adv)