TANGERANGEKSPRES.ID - Bank Rakyat Indonesia (BRI) tak berhenti peduli pada kehidupan sosial disekitarnya, dalam momen bulan ramadhan BRI Cabang Balaraja berbagi bersama di Lansia Pondok Berdikari dengan memberikan sejumlah sembako, Kamis (21/03/2024).
Pemberian ini ternyata bukan yang pertama kalinya dilakukan BRI Balaraja ke Pondok Lansia Berdikari, hampir setiap tahunnya memberikan bantuan.
Pemberiannya berupa Sembako yang terdiri dari beras, talur, terigu,minyak sayur, tepung, sarden, susu, bumbu dapur dan lainnya diharapkan dapat membantu kebutuhan para lansia kedepannya, karena beberapa saat sebelumnya sempat terjadi inflasi pada sembako.
Dalam kunjungan ke kamar para lansia pihak BRI disambut dengan hangat oleh para penghuni, terlihat raut wajah senang mereka perihatkan saat itu.
Dicky Satria Pimpinan Cabang BRI Balaraja mengungkapkan Rasa senang dapat berbagi pada sesama, khususunya di bulan Ramadan ini, menurutnya program BRI peduli ini sangat baik bagi masyarakat khususnya Dalam Ramadhan ini sehingga dengan senang hati dapat meringankan para masyarakat disekitar wilayahnya, dalam momen Ramadhan ini juga memiliki program menarik bagi warga Balaraja dan sekitarnya yakni program Pasar Ramadhan.
"Yang hadir selama Ramadhan, dimana berlokasi di Pasar Cikupa mulai jam 3 sore hingga waktu buka puasa ada 2 program menarik yang diberikan yang pertama bila menabung senilai Rp5 Juta berhak mendapatkan hadiah langsung yang menarik," kata Dicky.
Kedua apabila membuka rekening maka berhak mengikuti undian di akhir Ramadhan yang total hadiahnya puluhan juta.
Suster Penjaga Panti Pondok Lansia Berdikari Yanti , berterimakasih atas bantuan yang diberikan merasa senang dan bersyukur, karena sembako yang berlimpah tersebut dapat penyambung kehidupan lansianya yang berjumlah 38 orang.
Yanti menyampaikan pada masyarakat dan donatur bila ada niat untuk berbagi kepada kami di panti silahkan datang, terbuka dengan senang hati menerima bantuan dalam bentuk apapun jenisnya karena sangat bermanfaat bagi lansia. "Karena yang dirawat disini rata-rata sudah tidak bisa berkatifitas secara normal, jadi tidak bisa produktif, karena kebanyakan lansia menderita lumpuh," tanfasnya. (*)