LEBAK, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Warga pedalaman di Kabupaten Lebak hingga saat ini masih mempertahankan kayu bakar untuk keperluan memasak sehari-hari. Warga menganggap kayu bakar itu sebuah tradisi turun temurun sejak dahulu. "Kami sejak dulu hingga kini untuk memasak sehari-hari di dapur memakai kayu bakar," kata Salimah (44) warga Cipasung, Desa Suka Rendah, Kecamatan Warunggunung, Senin 30 Oktober 2023. Kata dia, masyarakat di daerahnya secara turun temurun menggunakan kayu bakar karena persediaan di kawasan hutan dan perkebunan ladang melimpah. Biasanya, kayu bakar itu dari ranting kayu yang sudah mengering maupun pohon yang roboh akibat diterjang angin kencang. Sehingga, masyarakat di Kampung Cipasung tidak menggunakan gas elpiji bersubsidi. "Kami lebih nyaman menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak di dapur, ketimbang pake gas yang rawan meledak dan harganya juga mahal," ujarnya. Ambu Sarti (55) warga Baduy, Kabupaten Lebak juga mengaku dirinya bersama ibu - ibu lainnya setiap hari pergi ke kebun ladang untuk mencari kayu bakar. Menurut dia, masyarakat Baduy hingga kini dilarang adat jika menggunakan elpiji 3 kilogram. "Kami untuk memasak sehari-hari wajib menggunakan kayu bakar," tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Yani mendukung masyarakat di daerah ini masih ada yang mempertahankan kayu bakar untuk keperluan memasak sehari-hari. "Iya mudah-mudahan penggunaan kayu bakar okeh warga di Pedalaman tidak merusak hutan atau kebun yang ada disekitar," ucap Yani.(*) Reporter : Ahmad Fadilah
Warga Perkampungan di Lebak Masih Pertahankan Kayu Bakar untuk Memasak
Senin 30-10-2023,16:33 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :