JAKARTA-Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyampaikan pesan untuk Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Pesan itu terkait pengusutan kasus penyiraman air keras yang dialami Novel pada 11 April 2017 lalu. Pesan itu dititipan kepada Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak yang menjenguk Novel di Singapura, beberapa waktu lalu. Dahnil yang ditemui usai menghadiri diskusi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (26/7) menuturkan, Novel sempat bercerita soal pertemuannya dengan Tito dan Irjen Pol M Iriawan saat masih sebagai Kapolda Metro Jaya. "Novel sempat keras ke Kapolri. ‘Pak, kalau ingin lakukan perbaikan di kepolisian ini saatnya. Karena bapak adalah Kapolri. Buat apa jadi Kapolri kalo enggak mau lakukan perbaikan,” ujar Dahnil menirukan ucapan Novel. Dahnil menjelaskan, Novel ingin membantu Tito jika betul-betul berkomitmen melakukan perbaikan di kepolisian. "Kalau beliau (Tito, red) ingin mendorong reformasi kepolisian atau korupsi lebih luas, Novel akan membantu penuh Pak Kapolri,” sambung Dahnil. Sedangkan aktivis Haris Azhar menambahkan, kasus penyerangan terhadap Novel tidak akan terungkap jika tidak ada pihak yang memiliki keberanian mengungkapnya. Bahkan, kini ada pihak yang terus mencari-cari kesalahan mantan polisi itu. “Kapolri cuma satu. Dia harusnya berani dan bisa. Buktinya, teknologinya, undang-undangnya ada. Ini soal Kapolri-nya mau, berani atau enggak," kata Haris. Menurut Haris, Kapolri tak perlu takut dengan kemungkinan adanya serangan balik apabila berhasil mengungkap penyiram Novel. Sebab, publik pasti akan membela Tito. "Mungkin akan menyerang balik Kapolri, institusi Polri. Pak Tito enggak usah takut. Saya pikir masyarakat akan makin mendukung polri kalo Pak Tito berani bongkar ini," pungkasnya. Sebanyak 50 saksi sudah diperiksa oleh penyidik kepolisian untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel. Namun dari semua saksi itu, belum ada titik terang yang mengarah kepada pelaku. "Kami sudah maksimal, sudah puluhan keterangan ahli, di atas 50 saksi kami periksa. Tapi belum ada yang signifikan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di kantornya, Rabu (26/7). Rikwanto menjelaskan, pihaknya sudah membuat sketsa wajah terduga pelaku berdasarkan keterangan saksi. Namun, sketsa tersebut tidak membuktikan apa-apa mengenai siapa pelakunya. "Setelah dikonfirmasi ternyata hanya dugaan saja. Kami tetap berupaya supaya lebih efektif lagi," kata dia. Dalam penyelidikan kasus ini, kata Rikwanto, rekan Novel yang saat ini bertugas di Detasemen Khusus 88 Antiteror turut terlibat. Rekan seangkatan Novel di Akademi Kepolisian (Akpol) itu bahkan sempat memberikan petunjuk berupa foto yang diduga sebagai penyerang Novel. "Dia ikut care bantu menunjukkan sejumlah foto. Setelah didalami ternyata bukan yang dimaksud," kata dia. Rikwanto menambahkan, rekan Novel tersebut menunjukkan empat foto kepada penyidik. Penyidik pun sudah mencari dan memeriksa keempat orang yang dicurigai itu. "Namun setelah dilakukan pemeriksaan mendalam ternyata alibinya kuat," jelas dia. (jpg)
Novel Kirim Pesan Untuk Kapolri
Kamis 27-07-2017,07:41 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :