Sempat Langka, Kini Harga Ayam Naik

Kamis 10-09-2020,03:34 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA - Pasokan daging ayam broiler sempat langka di Kabupaten Tangerang pada pekan lalu. Hal tersebut disinyalir buntut aksi protes peternak ayam yang mengeluhkan murahnya harga jual ditingkat produsen yang hanya mencapai Rp 7.000 hingga Rp 9.000 setiap kilogram. Namun, Pemkab Tangerang memastikan pasokan daging ayam jenis broiler kini kembali stabil di pasar tradisional. Kepala Seksi Bahan Pokok dan Logistik (Bapoklog) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Kabupaten Tangerang, Ahmad Apid mengatakan, kelangkaan pasokan daging ayam jenis broiler terjadi akibat sepinya peminat sehingga para peternak menurunkan tingkat produksinya. Ia memastikan, peristiwa kelangkaan pasokan tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan harga daging di pasar tradisional. "Stok daging sebenarnya banyak hanya saja di pasar terjadi sepi peminat. Atau bisa dikatakan masyarakat yang membeli daging ayam lebih sedikit dari ketersediaan daging. Hal ini menimbulkan para distributor dan produsen daging mengurangi pasokan daging ke setiap pasar. Sehingga tidak bisa dihindari kekurangan pasokan daging ayam jenis broiler," katanya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (9/9). Apid mengatakan, pada minggu kedua September harga maupun pasokan daging ayam sudah kembali normal. Ia mengungkapkan, monitoring pasokan serta harga bahan kebutuhan pokok termasuk sembako terus dilakukan setiap minggu. Menurutnya, peristiwa kelangkaan daging ayam dikarenakan kelebihan pasokan masih dikatakan normal. "Sekarang semua sudah kembali lagi seperti sebelumnya. Pasokan aman dan kenaikan harga tidak signifikan. Untuk kebutuhan pokok yang lain mulai dari Minggu kemarin sampai sekarang tidak terlalu banyak terjadi kenaikan," ujarnya. Sementara, salah satu pembeli daging ayam jenis broiler, Mudir (23) asal Tigaraksa, mengaku, kesulitan mencari daging ayam jenis broiler dengan berat satu hingga satu koma tiga kilogram. "Untuk dijual lagi. Saya jualan ayam geprek dan pecel. Ukuran ayam yang dibutuhkan berbeda. Karena langka yang berat ayam  1 sampai 1,3 kilogram akhirnya terpaksa saya beli yang berat 1,5 kilogram. Harga minggu lalu memang Rp 19 ribu per kilogram. Karena langka akhirnya sekarang saya beli harga Rp 23 ribu per kilogram," katanya. Sementara, Iwan penjual daging ayam jenis broiler di Pasar Gudang Tigaraksa, mengatakan, harus menjual daging ayam dengan harga di bawah pasaran. Ia beralasan hal, langkah tersebut diambil lantaran sepinya pembeli daging ayam. "Kalau sekarang sudah balik lagi. Saya dapat informasi banyak peternak ayam broiler yang menahan pasokan karena kemarin sempat jatuh harganya. Saya juga terpaksa harus jual murah di kisaran Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu. Paling untung hanya Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kilogramnya. Alhamdulillah sekarang pembeli, harga dan pasokan sudah stabil," pungkasnya. (sep/din)

Tags :
Kategori :

Terkait