SERANG-Bank Banten sedang sakit. Masuk dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Butuh suntikan modal lagi. Selain dari APBD Pemprov Banten, pencarian modal akan dilakukan dengan penerbitan saham baru. Bank Banten saat sedang mengajukan rights issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk menerbitkan saham baru. Hanya saja hal itu harus menunggu kepastian suntikan modal dari APBD Pemprov Banten. Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa bersama jajaran Komisaris dalam kegiatan Media Gathering di salah satu tempat makan di Kota Serang, Selasa (14/7), mengatakan right issue akan dilakukan Agustus. "Hanya saja harus menyelaraskan dengan proses penganggaran di Pemprov Banten. Kami perkirakan bisa dilakukan antara akhir Oktober sampai November mendatang,” katanya kepada wartawan. Meski demikian, rights issue tersebut dapat dilakukan lebih cepat. Namun tetap saja bila proses penganggaran dapat dilakukan lebih cepat. “Kalau prosesnya dari pemprov bisa lebih cepat, kami juga akan cepat. Supaya bisa segera efektif. Kalau Agustus selesai kami bisa lakukan awal Oktober,” ujarnya. Ia menjelaskan, secara resmi Gubernur Banten Wahidin Halim mengusulkan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang penambahan modal Bank Banten sebesar Rp1,551 triliun. Selebihnya Bank Banten terus berkomunikasi dengan Standing Buyyer (calon pembeli saham) agar mau membeli saham. “Dari Standing Buyyer sudah menunjukkan ketertarikan dari korporasi asal Malaysia. Tapi, juga pemegang saham juga support karena mereka juga bagian untuk support,” terangnya. Dikatakan Fahmi, berdasarkan dukungan dari Pemprov dan DPRD Banten tersebut, maka pihaknya optimis akan segera pulih dari pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Memang di awal banyak yang melakukan penarikan dana. Tapi setelah melihat komitmen Pemprov dan DPRD Banten dalam upaya menyehatkan Bank Banten, akhirnya kebanyakan tidak jadi menarik dana,” tuturnya. Komisaris Utama Bank Banten Mediawarman mengatakan, pihaknya akan melakukan rights issue sebesar Rp3 triliun. Dengan rincian Rp1,551 triliuan berasal dari konversi Kasda Pemprov Banten sebagai modal, selanjutnya diharapkan didapatkan dari pasar. “Dari pasar modal itu dari pemegang saham lainnya. Jadi kami akan menerbitkan saham baru, 50 persennya kita tawarkan ke Pemprov Banten. Sisanya pemegang saham yang ada sekarang, apakah mereka akan mengambil haknya atau tidak nanti kita lihat di pasar,” katanya. Meski demikian, kinerja keuangan Bank Banten terus mengalami perbaikan. Yakni telah menurunkan angka kerugian sebesar 23,5 persen atau turun dari Rp83,4 miliar pada kuartal II 2019, menjadi Rp63,7 miliar pada kuartal II 2020. Meski demikian karena terdampak Covid-19, dana pihak ketiga (DPK) perseroan turun sebesar 31,3 persen dari Rp6,7 triliun menjadi Rp4,6 triliun. “Seberapa pun beratnya kami akan terus berupaya untuk menyelamatkan Bank Banten. Kami akan lakukan langkah-langkah yang terbaik, dan itu sekarang mulai berjalan. Kami apresiasi kepada Pemprov Banten khususnya Pak Gubernur yang berkenan mengkonversikan kasnya menjadi penyertaan modal,” terangnya. (mam)
Mencari Modal Baru Rp 3 T di Bursa
Rabu 15-07-2020,03:44 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :