Guru Diniyah dan Corona

Senin 08-06-2020,04:03 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Oleh: H.Agus Trikarna M.Si Akhir-akhir ini berbagai negara di dunia, tengah dikejutkan dengan wabah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus bernama corona atau lebih dikenal dengan istilah Covid-19. Virus ini mulai berkembang di Wuhan, China. Wabah virus ini memang penularannya sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia. Sehingga oleh World Health Organization (WHO), menyatakan wabah penyebaran virus covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini. Sudah banyak orang di seluruh dunia yang terpapar dengan virus ini, bahkan menjadi korban kemudian meninggal dunia. Wabah virus ini telah memakan banyak korban seperti tercatat di negara Tiongkok, Italia, Spanyol dan juga di Indonesia. Bahkan virus ini tidak hanya mengancam jiwa, bahkan membawa dampak negatif yang sangat terasa bagi perekonomian dan juga penghasilan keuangan. Apapun jenis usaha dan pekerjaannya, semua tentunya terdampak oleh Covid-19. Pemerintah tidak tinggal diam, banyak jenis usaha yang diperhatikan pemerintah, terutama jenis usaha ekonomi bidang pariwisata dan jasa transportasi. Apakah ada perhatian serupa terhadap para guru, karena profesi guru pun tidak luput dari dampak negatif ini. Terlebih terhadap guru diniyah yang hanya mendapatkan penghasilan dari syar'iyyah atau SPP yang bersumber dari wali murid. Lembaga pendidikan Diniyah tak ada Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) seperti halnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), diniyah tak ada BOS seperti halnya Madrasah Ibtidahiyah (MI) dan SD atau tingkatan diatasnya. Guru Diniyah hanya mendapatkan honor dari uang bulanan yang di berikan wali murid meski tak seberapa. Apalagi saat ini, dimana kegiatan belajar mengajar tidak tatap muka, sudah bisa dipastikan SPP tersebut tidak akan masuk. Sungguh dampak negatif ekonomi akibat Covid-19 ini jauh lebih dirasakan oleh guru diniyah.  Karena dihentikannya kegiatan belajar mengajar di kelas, maka secara otomatis berhenti pula honor yang biasa di terima oleh guru diniyah, Tidak sama dengan guru PAUD, TK, MI dan SD. Meski dalam keadaan seperti ini, pemerintah menjamin akan tetap mencairkan dana BOP dan BOS meski mungkin ada beberapa konsekuensi yang harus diterima. Tapi setidaknya mereka masih mempunyai harapan untuk mendapatkan honor. Lalu bagaimana dengan nasib guru diniyah? Tak ada, tak ada satupun harapan yang datangnya dari pemerintah, tak ada harapan selain menggantungkan diri terhadap rejeki dari Allah Tuhan yang Maha Esa. Maka, apabila ada yang bertanya, profesi apa yang paling terkena dampak dari Covid-19? Maka jawabannya jelas guru diniyah. Penulis adalah Ketua FKDT KabupatenTangerang

Tags :
Kategori :

Terkait