Presiden Perintahkan Evakuasi, Kemenkes akan Karantina WNI dari Wuhan di Indonesia

Jumat 31-01-2020,02:50 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Jakarta -- Presiden Joko Widodo telah meminta jajarannya segera mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Keputusan ini diambil oleh Presiden setelah bertemu dengan menteri terkait di ruang tunggu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (30/1) sore. Presiden melakukan pertemuan dengan sejumlah menteri membahas soal evakuasi WNI di Wuhan, China. Menteri yang dipanggil yakni Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, dan Kepala BNPB Doni Monardo di ruang tunggu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (30/1). "Tadi Bapak Presiden sudah memerintahkan agar evakuasi WNI Provinsi Hubei dilakukan segera," ucap Retno yang dikutip dari keterangan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden. Pada Kamis siang, Menlu Retno Marsudi memimpin rapat internal membahas penanganan WNI di Wuhan setelah virus Corona menyebar ke berbagai negara. Seusai rapat yang digelar di kantor Sekretariat Negara, Menlu Retno pun segera menemui Presiden Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma sebelum bertolak ke Yogyakarta. Berdasarkan data dari Kemenlu, sebanyak 243 WNI masih berada di China. Pemerintah China sendiri sudah menutup akses keluar-masuk dan menghentikan operasi transportasi publik di titik awal penyebaran virus corona itu. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Fajar Adriyanto mengungkapkan, bahwa TNI AU bakal menyiapkan tiga pesawat untuk mengevakuasi WNI di Wuhan. Tiga pesawat tersebut antara lain dua pesawat Boeing 737 dan satu pesawat C130 Hercules. "Kami menunggu perintah dari Mabes TNI atau dari Panglima TNI karena Mabes TNI akan berkoordinasi terus dengan Kemenlu," jelas Fajar, Kamis (30/1). Fajar mengatakan ketiga pesawat tersebut mampu menampung sebanyak 300 orang sekali jalan. Ia juga menegaskan bahwa TNI AU siaga 24 jam. "TNI AU yang jelas siap 24 jam kapan diperintahkan untuk berangkat kita akan berangkat," ungkapnya. Berbicara terpisah, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan, TNI telah menyiapkan sejumlah sarana pendukung untuk evakuasi WNI yang berada di Wuhan, China. Beberapa sarana yang disiapkan di antaranya pesawat terbang, tenaga medis, hingga baju tahan virus. Hadi menyatakan, telah memberi instruksi pada Kepala Pusat Kesehatan TNI bersama Dinas Kesehatan TNI untuk menyiapkan segala peralatan yang mungkin dibutuhkan dalam proses evakuasi dari daerah asal Virus Corona itu. "Termasuk baju astronot yang putih-putih itu, termasuk juga ruang isolasi itu saya juga minta, termasuk juga alat untuk memonitor panas tubuh manusia. Itu sudah saya siapkan semua," ujar Hadi di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta (30/1). Mahasiswa Indonesia dan WNI di Wuhan, China mengaku telah diminta untuk menyiapkan paspor, izin orang tua, dan administrasi lainnya di tengah persiapan evakuasi. Namun, mereka menuntut kepada Pemerintah Indonesia untuk tidak mempublikasikan nama-nama mereka jika evakuasi nantinya jadi dilaksanakan. "Sehingga potensi perundungan di masyarakat tidak terjadi," ujar mahasiswa Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, Cina, Khoirul Umam Hasbiy, Kamis (30/1). Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan akan melakukan karantina terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China terkait dengan wabah virus corona di daerah itu. Proses karantina akan dilakukan saat mereka tiba di Tanah Air. "Kita akan persiapkan semuanya jika seandainya mereka pulang. Kesiapan tersebut nantinya disesuaikan dengan proses evakuasi yang dilakukan," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Anung Sugihantono di Jakarta, Kamis (30/1). Sebelum melakukan karantina, ia menjelaskan para WNI yang akan dipulangkan tersebut nantinya dikelompokkan menjadi dua yakni people under observation atau orang dalam pemantauan dan suspect atau orang dengan pengawasan. "Kalau dalam proses evakuasi dari Wuhan kita bisa dalam satu pesawat semuanya, maka mulai dari pesawat sudah mulai dikelompokkan," katanya. Menurutnya, langkah tersebut dinilai akan memudahkan proses-proses selanjutnya yang harus dilalui oleh WNI dari Wuhan tersebut. Sebagai contoh, ujar dia, bagi mereka yang pulang dalam keadaan sehat atau tidak menunjukkan gejala terindikasi virus corona, maka mereka akan dititipkan di tempat tertentu misalnya asrama haji atau lain sebagainya nanti. Nantinya, mereka yang dikarantina hanya dibatasi untuk tidak boleh berinteraksi dengan orang lain selama satu kali masa inkubasi. Hal itu untuk benar-benar memastikan keadaan mereka dalam kondisi tidak terinfeksi virus corona. "Untuk masa inkubasi itu masih ada dua pendapat, yakni ada yang sampai 14 hari dan ada pula sampai 10 hari. Yang pasti berkisar itu," ujar dia. Di sisi lain, untuk para WNI yang pulang dengan menunjukkan sejumlah gejala sakit maka akan dikategorikan sebagai suspect. Terkait hal itu mereka harus masuk dalam ruang isolasi untuk penanganan lebih lanjut. Ia menjelaskan isolasi berarti mereka akan berada di ruangan khusus dan dirawat dengan cara khusus, termasuk terus dilakukan pemantauan selama 24 jam, antara lain terkait dengan suhu tubuh, darah, dan napas.(rep/cnn)

Tags :
Kategori :

Terkait