Kabar Flu Wuhan Gemparkan Gedung BRI

Jumat 24-01-2020,06:42 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Kemarin (23/1) Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) II sempat gempar. Ada isu, karyawan Huawei yang berkantor di gedung tersebut terkena virus Corona. Instruksi untuk memakai masker pun sempat dilakukan. Kabar tersebut tersebar hingga keluar. Membuat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melakukan tinjauan. Kemarin, Jawa Pos kebetulan sedang ada di lokasi gedung BRI II, karena adanya agenda konferensi pers dan analyst meeting paparan kinerj BRI. Ada yang berbeda dengan perlakukan securiti pada tamu. Tidak hanya pemeriksaan barang bawaan. Namun, juga memberikan masker. Hampir seluruh orang di lingkungan Gedung BRI memakai masker. Hal ini membuat beberapa orang kasak-kusuk menanyakan tindakan yang tidak biasa ini. ”Mulai dibagi masker sekitar jam 2 siang,” ujar salah seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya. Pemakaian masker tak hanya sebentar. Masih banyak ditemui karyawan yang mengenakan masker saat jam pulang kantor pada sore hari. Usai konferensi pers paparan kinerja BRI digelar sore harinya, Dirut BRI Sunarso langsung angkat bicara mengenai kabar virus tersebut. Dia menampik keras adanya kabar simpang siur tentang virus yang menyebar di gedung tersebut. “Pertama, BRI selalu menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. Kedua, bahwa sebenarnya berita tentang bahwa di BRI ada virus Corona tidak benar,” ujarnya dengan nada tinggi. Sunarso juga menjelaskan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah orang yang sakit itu bukanlah karyawan BRI. “Bukan karyawan BRI itu dan dibawa ke rumah sakit dan sudah diidentifikasi didiagnosis radang tenggorokan biasa,” tegasnya. Dia menegaskan, BRI selalu menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja. “Sekali lagi berita tentang ada virus Corona di BRI tidak benar,” imbuhnya. Kabar ini juga membawa Menkes Terawan berkunjung ke gedung yang berada di Jalan Sudirman tersebut. Begitu sampai di Gedung BRI II, Terawan langsung menuju lantai 20. Di lantai tersebut terdapat kantor Huawei. Berbeda dengan tamu-tamu sebelumnya, Terawan dan rombongannya tidak diberikan masker. Setelah puas berkeliling dan menanyakan karyawan mana yang katanya terkena 2019-nCoV (Corona), Terawan menemui Sunarso. Pertemuan tersebut berlangsung hanya sekitar 10 menit. ”Saya di sini sengaja untuk mengecek apa yang terjadi. Ternyata tidak terjadi apa-apa,” katanya. Menurutnya karyawan tersebut hanya mengalami radang tenggorokan biasa. Tidak ada perawatan khusus. Hanya rawat jalan di RS Siloam. Meski demikian, Terawan menyatakan bahwa Kemenkes melakukan antisipasi menyebarnya virus ini. Langkah pertama adalah menemukan di pintu kedatangan wisatawan asing. Bisa bandara atau pun pelabuhan. Mengingat virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok, dan telah menyebar ke beberapa negara. ”Mereka yang dari Tiongkok maupun negara yang sudah ada kejadian virus tersebut, dideteksi. Kalau tidak ada demamnya, bisa dilihat dengan tanda lain. Peralatan di bandara siap,” ujarnya. Menurutnya yang perlu dilihat adalah riwayat perjalanan seseorang. Jangan sampai mereka yang tidak berpergian ke daerah yang terkena 2019-nCoV tapi mengalami demam sampai sesak napas, lantas dituduh memiliki penyakit tersebut. ”Berperilaku hidup sehat. Kalau sedang flu maka pakai masker,” ucapnya. Terpisah, Media Strategy PT Huawei Tech Christina Ou menjelaskan, kabar itu bermula usai adanya seorang karyawan yang datang dari Tiongkok. ”Seorang laryawan dari China yang mengunjungi kantor kami di Jakarta mengalami demam. Kami dengan tanggap telah mengantarkan karyawan tersebut segera melakukan pemeriksaan di rumah sakit,” ujarnya. Hingga kemarin siang, Huawei menyebut bahwa belum dapat menyatakan apakah karyawan tersebut terjangkit Virus Corona atau tidak. Pihak Huawei baru akan mengabarkan usai menerima konfirmasi dari pihak rumah sakit selaku otoritas dalam bidang kesehatan. Adapun pembagian masker di kantor Huawei disebut merupakan bagian dari prosedur antisipasi. “Hal itu juga bentuk kepedulian kami terhadap kesehatan di lingkungan kerja kami,” tutup Christina. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Vensya Sitohang menyatakan untuk memeriksa awal memang sudah dilakukan. Namun bisa dimungkinkan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh Badan Litbang Kemenkes. Sebab hanya badan ini yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi 2019-nCoV. ”Baru akan komunikasi melalui Dinas DKI Jakarta ke Rumah Sakit Siloam,” tuturnya. Menurutnya Kemenkes masih akan melakukan konfirmasi lebih lanjut. Termasuk riwayat perjalanannya hingga hasil laboratorium awal. ”Kalau memberi tanda-tanda yang bisa dicurigai, maka akan ditindaklanjuti,” kata Vensya. Sementara itu, tingkat penularan Corona ini diketahui lebih berisiko pada orang dengan penyakit bawaan. Tingkat keparahannya pun jauh lebih besar. Sama ketika terjangkit MersCoV atau SARSCov meski beda strain. "Virus ini kan menyerang saluran pernapasan, sampai saluran pernapasan bawah. Makanya radang paru. Makanya orang dengan kondisi tertentu itu kesehatannya lebih mudah memburuk," jelas Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta Anas Ma'ruf . Misalnya, orang dengan kanker, hipertensi, hingga usia lanjut. Kemudian, yang perlu dicermati lagi ialah ketika gejala tak muncul pada hari kedatangan. Mengingat, masa inkubasi terhitung 2-7 hari. Artinya, bisa saja lolos dari thermal scanner di bandara meski alat ini sudah sensitif. "Ya kalau gejalanya belum muncul, akan susah," ungkapnya. Berkaca dari kasus-kasus di negara lain, seringkali, gejala baru muncul dua sampai tiga hari setelah kepulangan. Muncul demam yang kemudian dilanjutkan dengam batuk sampai sesak nafas. "Ini fungsinya health alert card yang dibagikan sebelum turun," ujarnya. Kartu ini sebagai pengingat perjalanan Anda. Yang mana, bisa jadi alat untuk mempercepat proses deteksi. Kerena itu, bagi Anda yang baru saja pulang dari luar negeri sangat diwajibkan menyimpan  baik-baik kartu tersebut. Sehingga, begitu  mengalami gejala mengarah ke pneumonia, Anda bisa langsung berobat dengan menunjukkan kartu tersebut. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan 35 ribu health alert card untuk dibagikan pada penumpang. (jpg)

Tags :
Kategori :

Terkait