PLN Padamkan Listrik di Wilayah Banjir

Kamis 02-01-2020,05:58 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA –Banjir memaksa Perusahaan Listrik Negara (PLN) memadamkan sementara aliran listrik. Manajer Bidang Komunikasi PT PLN Unit Induk Distribusi Banten Eman menuturkan untuk sementara aliran listrik ke daerah terdampak banjir dipadamkan hingga musibah banjir bandang mereda. "Alasan pemadaman kan di sana nanti kalau instalasi PLN nya terseret banjir terus ada kabel yang bocor, jadi keamanan warga," katanya seperti dilansir rmmolbanten. Untuk penormalannya nanti akan dicek ulang, apa memang ada fasilitas PLN yang memang perlu perbaikan dan akan kembali menyala setelah kondisi disana normal. "Sementara kita amankan jaringannya saja dulu terutama di daerah yang terdampak bencana saja. Pengamanan saja, semua sama di Jabodetabek juga sama otomatis kita melihat untuk keamanan dan jiwa juga," ucapnya. "Jadi intinya pengamanan terhadap bencana nanti recoveryanya akan dilakukan pengecekan ulang terhadap instalansi PLN yang rusak dan kondisi sudah normal PLN akan menyalakan kembali," ujarnya. Sementara di Jakarta, 724 wilayah listrik dipadamkan. Pemadaman listrik ini dilakukan demi menjaga keselamatan warga agar terhindar dari bahaya arus listrik. Hingga pukul 09.30 WIB, kemarin, PLN memadamkan listrik di wilayah Jakarta yang mengalami banjir. "Kami turut prihatin atas musibah ini, kami amankan listriknya sampai benar-benar siap untuk dinyalakan agar masyarakat terhindar dari sengatan listrik," ungkap General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta, Ikhsan Asaad, kemarin. PLN mengimbauan masyarakat apabila wilayahnya mulai tergenang air agar matikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB), mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak, dan menaikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman. "Apabila aliran listrik di sekitar rumah belum padam, segera hubungi Contact Center 123, aplikasi PLN Mobile atau kantor PLN terdekat meminta untuk dipadamkan," kata Ikhsan. Setelah banjir surut, kata Ikhsan pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering. PLN juga memastikan semua jaringan distribusi listrik dalam keadaan kering dan aman untuk menyalurkan energi listrik. "PLN dan perwakilan warga nantinya akan menandatangani berita acara penormalan aliran listrik bila semua perangkat listrik dari sisi warga maupun PLN sudah sama-sama siap," tambah Ikhsan. Hujan deras yang turun sejak Selasa, 31 Desember 2019 menimbulkan banjir di beberapa wilayah Indonesia. Banjir melanda sebagian wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Labuhan Batu di Sumatera Utara, Lahat di Sumatera Selatan, Bandung Barat di Jawa Barat sampai Jalan Tol Cipali Km 136 Indramayu di Jawa Barat. Hujan dan banjir juga menyebabkan aktivitas penerbangan di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma lumpuh.  Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana Banguningsih Pramesti mengatakan untuk alasan keamanan dan keselamatan, aktivitas penerbangan di Bandara Halim Perdana Kusuma ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Sejumlah penerbangan dengan keberangkatan dari dan dengan tujuan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma dialihkan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. "Untuk alasan keamanan dan keselamatan, aktivitas di Halim Perdana Kusuma kita tutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan. Semua penerbangan dari Halim dialihkan ke Soetta (CGK)," ungkap Polana. Kondisi terkini, air setinggi 30 sentimeter masih menggenangi runway Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Area bandara yang tergenang kurang lebih 500 meter. Banjir juga menggenangi area di luar bandara yang membuat penumpang sulit untuk mengakses ke bandara. "Sesuai dengan Notam Nomor A0002/20 yang menyebutkan terjadinya standing water di landasan Pacu Bandar Udara Halim Perdana Kusuma," jelas Polana. Polana mengatakan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan terus memantau situasi di seluruh bandara dan mengambil langkah-langkah tepat sesuai ketentuan yang berlaku untuk mengantisipasi dampak dari perubahan cuaca yang diperkirakan akan terjadi hingga bulan Februari. Perubahan cuaca memungkinkan adanya penundaan jadwal penerbangan (delay) dan pengalihan bandara tujuan pendaratan pesawat (divert). Polana berharap agar para pengguna jasa transportasi udara dapat memaklumi jika adanya penundaan dan divert akibat perubahan cuaca. "Cuaca ekstrem dan hujan lebat memungkinkan terjadinya delay dan divert penerbangan. Untuk kepentingan penerbangan yang selamat, aman, dan nyaman, saya berharap penumpang dapat memaklumi jika ada delay dan divert akibat cuaca buruk. Semua demi kepentingan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan kita semua," tutup Polana. (dim/fin/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait