Jelang MotoGP 2020: Tekanan Buat The Doctor

Sabtu 21-12-2019,03:56 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

LOMBA MotoGP 2020 akan menjadi musim yang krusial buat Valentino Rossi. Selain memutuskan mengganti kepala krunya dari Silvano Galbusera ke David Munoz, The Doctor juga kehilangan pelatih kebugaran pribadinya, Luca Cadalora, yang sudah bersama sejak tiga tahun terakhir. Pria berkebangsaan Italia itu tidak begitu saja melupakan Rossi. Cadalora bahkan menyarankan agar pebalap berusia 40 tahun itu menunjukkan performa ciamik pada paruh pertama musim balap MotoGP 2020. Sebab, waktu-waktu itu sangat krusial bagi Tim Monster Energy Yamaha. Tekanan pada paruh pertama ini diyakini akan menjadi penentu masa depan The Doctor, julukan Rossi, di Yamaha maupun di dunia balap. Kegagalan meraih hasil maksimal diyakini Cadalora akan menjadi momen buat Rossi pensiun. Sekadar informasi, kontrak kedua pebalap tim pabrikan Yamaha akan habis pada akhir musim 2020. Rossi sendiri tengah mempertimbangkan opsi untuk melanjutkan karier atau pensiun ketika kontraknya habis. Dalam situasi tersebut, maka periode Februari-April 2020 akan krusial buat kedua pihak. "Valentino punya keinginan untuk melanjutkan kariernya usai 2020. Dia hanya harus bekerja dengan baik pada awal-awal kejuaraan musim depan," tutur Luca Cadalora, dikutip dari Corse di Moto Jumat (20/12). "Valentino selalu memulai musim dengan baik. Musim lalu saja dia mendapat dua posium dari empat balapan awal, lalu mengalami masalah dengan motor. Menurut saya, capaian itu adalah dasar yang bagus untuk memulai kembali dengan cara yang lebih kompetitif dan meyakinkan," imbuhnya. Tim Monster Energy Yamaha sendiri berada dalam tekanan untuk memilih para pembalap di MotoGP 2021. Duet Valentino Rossi dan Maverick Vinales sudah pasti menjadi pilihan ideal dari segala sisi. Akan tetapi, talenta hebat Fabio Quartararo yang mencuat di MotoGP 2019 tentu terlalu sayang untuk diabaikan begitu saja dan rawan diincar pabrikan lain. Sejauh ini penampilan ciamik Quartararo bersama Petronas Yamaha SRT mencuri perhatian sepanjang MotoGP 2019. Banyak pihak menganggap, pebalap berpaspor Prancis itu bakal menjadi bagian penting dari pengembangan motor YRZ M-1 edisi 2020. Sayangnya, pebalap yang dimaksud adalah Maverick Vinales. Sebagaimana lazimnya peraturan tidak tertulis di dunia balap, pebalap suatu pabrikan atau tim yang memiliki prestasi terbaik musim sebelumnya, akan menjadi acuan dalam pengembangan moto. Status sebagai pebalap terbaik Yamaha disandang oleh Vinales yang finis ketiga di klasemen akhir. Melalui perbandingan hasil balapan pun, Vinales tetap lebih unggul dari Quartararo. The Top Gun sanggup memenangi dua balapan, sementara juniornya itu sama sekali gagal mengecap manisnya kemenangan di MotoGP 2109. Maka, pengembangan motor Yamaha bakal mengacu pada masukan dari Vinales. "Saya sudah sering mendengar soal itu. Orang-orang mengatakan, sekarang ada Fabio di Yamaha sehingga semua personel berusaha menjadi lebih cepat. Menurut saya, tidak demikian adanya," tutur kepala kru Maverick Vinales, Esteban Garcia, dikutip dari Motorsport Total, Jumat (20/12). "Kami adalah acuan utama karena memenangi lebih banyak balapan. Kami sekarang fokus pada masalah sendiri dan bagaimana caranya meningkatkan performa motor," sambung pria berkebangsaan Spanyol itu. Faktanya, capaian Maverick Vinales memang lebih baik dari Fabio Quartararo di segala sisi. Pembalap asal Spanyol berusia 24 tahun itu tujuh kali naik podium dengan dua kemenangan. Sementara El Diablo, juga naik podium tujuh kali, tetapi lebih banyak finis di posisi dua (lima kali) dan tiga (dua kali). (apw/dtc)

Tags :
Kategori :

Terkait