Lomba Menulis Artikel, Tanamkan Cinta Budaya

Kamis 17-10-2019,06:09 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel menggelar Lomba Menulis Artikel Situs Cagar Budaya di Aula Blandongan Lantai 4, Balai Kota, Rabu (16/10). Lomba tersebut untuk meneruskan kegiatan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) yang dilaksanakan Sepetember lalu. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Taryono mengatakan, peserta lomba 150 orang yang berasal dari pelajar, mahasiswa dan umum. Dan saat ini sudah masuk tahap final lomba menulis artikel budaya. "Acara ini dilakukan dalam rangka membangun generasi Kota Tangsel yang cerdas, berkarakter, berbasis pada budaya lokal," ujarnya kepada Tangerang Ekspres," Rabu (16/10). Taryono menambahkan, dalam lomba tersebut peserta menulis langsung dan bercerita di hadapan juri. Harapannya para generasi muda dapat mengenali dan memahami sejarah budaya daerahnya. "Ini kegiatan penting untuk menumbuhkan cinta pada sejarah budaya lokal dan kami yakin membangun generasi muda dan berkarakter tentu berangkat berbasis papa akar budaya bangsa dan daerahnya," tuturnya. Sementara itu, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, menulis artikel situs cagar budaya akan menambah hasanah peserta. "Anak-anak sekarang bukan jadi anak milenial yang seluruh rohnya dipenuhi oleh teknologi informasi, tetapi, ruhnya harus diperkaya dengan budaya," ujarnya. Pak Ben menambahkan, jika generasi muda tidak mengenal budaya kita maka akan menjadi separuh robot. Budaya akan mengimbangi jalan pikir otak muda. Tidak semua fenomena dunia kita serahkan pada teknologi. "Akal pikiran perlu dibantu oleh kebudayaan dan kesenian," tambahnya. Di tempat yang sama, Kepala Bidang Kebudayaan pada Dindikbud Kota Tangsel Iis Nur Asih mengatakan, situs cagar budaya di Kota Tangsel ada 20 dan yang memiliki legalitas hanya satu, yakni Situs Kramat Tajuk. "Kramat Tajuk sudah masuk Kepwal dan sisanya ada 19 masih dalam tahap pendataan," ujarnya. Iis menambahkan, dinas maunya tiap tahun ada pendaftaran situs dengan balai pelastilarian cagar budaya (BPCB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tiap tahun kita akan daftarkan 19 itu karena ini untuk perlindungan situs dari segi keamanan, ketertiban dan lainnya. "Kami adakan acara ini karena sejarah sangat penting bagi generasi muda dan ini warisan budaya dan sejarah," jelasnya. (bud)

Tags :
Kategori :

Terkait