Wiranto Dioperasi 3 Jam, Kapolsek Dirujuk

Jumat 11-10-2019,06:37 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Operasi yang dilakukan tim medis dokter RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, terhadap Wiranto akhirnya selesai. Prosesnya memakan waktu tiga jam, atas lukanya. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebutkan proses operasi terhadap Wiranto berjalan lancar. "Tadi saya berbicara langsung dengan Dokter Terawan (Kepala RSPAD) yang menangani secara langsung operasi," kata Pramono usai menjenguk Wiranto. Ia bersyukur operasi berjalan lancar dan Wiranto saat ini menjalani pemulihan di ruang ICU (Intensive Care Unit) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Namun, Pramono enggan menjelaskan secara detail kondisi Wiranto. Karena merupakan kewenangan dari tim dokter dan mereka yang lebih paham. "Kondisinya secara resmi tentunya lebih baik pihak rumah sakit yang akan menyampaikan. Namun, yang jelas dari proses 3 jam operasi berjalan dengan baik," katanya. Sementara itu, Kapolsek Menes Komisaris Polisi Daryanto masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Sari Asih, Serang, Banten. "Kami mengabulkan rujukan ke RS Sari Asih atas kemauan sendiri," kata Direktur Utama RSUD Berkah Pandeglang Firmansyah, kemarin. Ia menyampaikan kondisi Daryanto relatif stabil. Meski mengalami luka akibat penusukan. Sedangkan, Fuad, ajudan Wiranto mengalami luka pada bagian dada atas sebelah kiri. Beruntung, kata dia, korban penusukan itu tidak pada bagian jantung. "Kami berharap semua korban penusukan di Alun-alun Menes kembali sembuh," katanya pula. Menurut dia, rujukan untuk perawatan Kapolsek Menes itu atas kemauan sendiri sehubungan tempat tinggalnya berada di Kota Serang. Sehingga mudah dikunjungi oleh anggota keluarganya. Saat ini, kata dia, korban penusukan yang masih mendapatkan perawatan medis di RSUD Berkah Pandeglang hanya ajudan Fuad. Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku prihatin dengan peristiwa ini. Ia pun berharap Wiranto segera pulih. "Kita doakan kesehatan Bapak Wiranto kembali sehat," kata Wahidin. Pihaknya merasa prihatin atas kejadian yang menimpa Wiranto beserta pengawal dan Kapolsek Menes. "Kami tidak bisa memberikan komentar soal kejadian itu, karena bukan kapasitasnya," katanya lagi. Terpisah, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menduga pelaku ada kaitannya dengan lima orang yang ditangkap membawa bom di Bekasi, Jawa Barat beberapa hari lalu."Ini ada kaitannya dengan lima yang kemarin ditangkap di Bekasi beberapa hari lalu. Yang merencanakan membom," ujar Budi Gunawan, di RSPAD Gatot Subroto. Ia mengatakan BIN sudah memprediksi bahwa menjelang pelantikan (presiden, Red) itu memang ada rencana yang ingin dilakukan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD), khususnya JAD Bekasi. Budi melihat arah pergerakan pelaku yang kini menggunakan pisau kunai untuk melakukan aksinya menjelang pelantikan presiden nanti. Namun Budi belum berpikir JAD akan menggunakan bom. Budi akan menginstruksikan jajarannya untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan adanya rencana susulan yang dilakukan JAD menjelang pelantikan presiden 20 Oktober nanti. "Kita akan terus pantau, khususnya pelaku ini. Dalam waktu bersamaan, satuan tugas gabungan dari BIN dan Densus 88 sedang mengembangkan untuk mengambil yang lainnya," kata Budi. Sedangkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo belum berpikir akan meningkatkan pengamanan menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden nanti. "Belum, kami belum berpikir ke arah sana," ujar Tjahjo. Hal itu, karena Tjahjo meyakini kepolisian akan menumpas semua jaringan yang terkait dengan pelaku itu. "Saya yakin polisi akan mengungkap dengan detail. Karena memang dia tergabung dalam jaringan. Dan sangat terencana sekali," ujar Tjahjo. (tim/ful/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait