AMBON -- Gempa beruntun yang mengguncang kota Ambon, Kamis (10/10) siang menimbulkan kepanikan dan trauma masyarakat Kota Ambon. Sebagian besar masyarakat Ambon memilih mengungsikan diri ke kawasan pegunungan di sekitar ibu kota provinsi Maluku itu. Pemantauan di lapangan, melaporkan, ribuan warga dengan menggunakan kendaraan bermotor maupun berjalan kaki menuju kawasan Kudamati dan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe. Mereka menyelamatkan diri ke daerah yang tergolong tinggi. Serangkaian gempa beruntun tersebut dipicu gempa bermagnitudo 5,2 pada pukul 13.39 WIT dan berpusat di 3,57 Lintang Selatan (LS) dan dan 128,26 Bujur Timur (BT). Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 Km arah Timur Laut Kota Ambon, pada kedalaman 10 km. Suasana kepanikan akibat diguncang gempa beruntun membuat warga tidak sabar dan saling berebutan untukmencapai wilayah tinggi, sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di hampir semua wilayah pusat Kota Ambon. Beberapa orang ibu, terlihat berjalan terburu-buru sambil menangis karena mengkhawatirkan anak-anak mereka yang sedang bersekolah maupun kuliah. "Saya tadi pagi sudah melarang anak saya untuk tidak ke kampus dulu di kawasan Poka, Kecamatan Teluk Ambon, menyusul gempa tadi pagi, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk pergi. Sekarang kondisi panik begini saya sulit menghubungi anak saya," ujar Ny. Betty. Gempa beruntun tersebut membuat warga yang sedang beraktivitas di kantor maupun siswa sekolah berlarian ke luar dan memilih menyelamatkan diri masing-masing ke lokasi aman. "Beta (saya) deng (dengan) tamang-tamang (teman-teman) mengungsi ke Kudamati dulu. Nanti setelah suasana aman baru pulang ke rumah," kata Michael, siswa SMP Negeri 19 Talake, Kecamatan Nusaniwe. BMKG mencatat hingga Kamis siang pukul 14.05 WIT terjadi delapan aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=4,6. Saat terjadi gempa, seorang siswa SMP Kalam Kudus Ambon, Vinsen Yonatan Ananto, 13 tahun, meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan toko di Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. "Korban dievakuasi ke RS TNI Angkatan Laut Halong-Ambon pada pukul 15:00 WIT tetapi diduga sudah dalam kondisi meninggal dunia," kata dokter jaga di RS TNI Angkatan Laut, dr. Wijaya. Bocah yang masih menggunakan pakaian seragam itu mengalami luka patah kaki kanan dan cedera di kepala bagian depan akibat terbentur benda keras. "Dia bukan meloncat dari lantai II bangunan Toko Buyung Hoki, tetapi saat gempa memang sudah berada di lantai bawah dan tertimpa material yang runtuh akibat guncangan gempa," kata dr. Wijaya. Setelah dibersihkan dan luka-lukanya dijahit, jasad korban dibawa pulang ke rumah duka untuk disemayamkan. Satu warga lainnya dilaporkan terkena material gedung yang runtuh adalah Rido Maitimu yang berada di dalam gereja, namun dilaporkan sudah sadarkan diri. Akibat gempa beruntun yang terjadi dengan kekuatan bervariasi dari magnitudo 5,2 hingga 3,8 mengakibatkan sejumlah bangunan rumah dan pertokoan di kawasan Passo mengalami kerusakan.(rep/tmp)
Gempa Beruntun Timbulkan Kepanikan
Jumat 11-10-2019,04:05 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :