Pengabdian Masyarakat Dosen UNJ, Siswa Berhamburan Hindari Gempa

Selasa 17-09-2019,04:03 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

LEBAK – Sirine panjang tanda bahaya berbunyi di Aula SMAN 1 Bayah, Kabupaten Lebak. Seluruh siswa dan guru sontak berhamburan keluar kelas. Barang-barang berjatuhan. Meja dan kursi porak-poranda. Beberapa siswa berlarian menuju halaman sekolah. Sementara siswa lainnya tetap tinggal di kelas dan memilih berlindung di bawah meja atau duduk di dekat lemari. Tak lama kemudian sirine berhenti berbunyi. Mereka menghela napas panjang. Artinya, simulasi gempa sudah berakhir. Ya, datangnya bencana memang tidak dapat diprediksi. Sama halnya bencana gempa dan tsunami yang menghancurkan Kabupaten Pandegelang, beberapa waktu lalu. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya bekal menghadapi serangan gempa yang bisa datang kapan saja. Antisipasi dini ini dilakukan perwakilan siswa SMAN 1 Bayah, SMAN 2 Bayah, MAN 2 Lebak, SMKN 1 Bayah, dan SMAN 1 Panggarangan dengan menggelar simulasi gempa diselenggarakan tim dosen Jurusan Geografi, Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Anggota Tim Pengabdian Masyarakat UNJ, Warnadi mengatakan, rangkaian kegiatan ini sebagai sarana edukasi siswa untuk tanggap darurat terhadap bencana alam. Kata Warnadi, Pesisir Kabupaten Lebak secara geografis berada pada zona subduksi lempeng tektonik, antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi dan tsunami yang tidak dapat dicegah. "Karena tidak orang dewasa saja yang harus menyelamatkan diri, tetapi anak-anak juga. Jadi kita harus mengedukasi biar tahu bagaimana menyelamatkan diri apabila terjadi bencana atau gempa. Makanya kita harus siap untuk selamat," tegas Warnadi, didampingi Dr. Muzani, salah seorang pemateri Pengabdian Masyarakat UNJ. Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Bayah, Ipik Indawansyah menyampaikan, pentingnya pelaksanaan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami kepada para pelajar, mengingat Kabupaten Lebak adalah wilayah yang memiliki potensi gempa bumi dan tsunami. Ipik berharap, pihak dosen Pendidikan Geografi UNJ harus memberikan sosialisasi bahaya bencana ini secara berkala. Sehingga jika bencana tersebut terjadi, maka anak-anak sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan dirinya. “Daerah kami memang rawan bencana, untuk itu kami meminta kegiatan seperti ini harus dilakukan secara berkala,” ucap Ipik, yang didampingi Sunandar, guru mata pelajaran geografi MAN 2 Lebak. Puja Susmitasari, siswa MAN 2 Lebak, mengapresiasi kegiatan mitigasi bencana ini. Ia mengaku memperoleh pengetahuan baru, pengalaman baru, dan kenalan baru. "Saya akan bagikan pengetahuan ini kepada teman-teman di sekolah," tutur siswa kelas XI IPS 2, MAN 2 Lebak ini. (mas)

Tags :
Kategori :

Terkait