Banjir Bandang Hantam Ratusan Rumah

Jumat 24-05-2019,05:46 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

LEBAK-Bencana banjir bandang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Lebak. Kecamatan Sajira, Muncang, Leuwidamar dan Cimarga, Rabu (22/5) sekitar pukul 17.30 wib. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam. Puluhan rumah rusak berat. Beberapa fasilitas umum seperti jalan, jembatan, masjid dan sekolah mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menuding bencana alam banjir bandang akibat penebangan hutan secara liar. Sehingga mengakibatkan hutan menjadi gundul. Dia mengaku heran dengan adanya banjir bandang yang baru kali pertama ini terjadi sejak 53 tahun silam. Sehingga, patut dicurigai ada hal yang mengganjal pada penyebab terjadinya banjir. Di mana salah satunya akibat hutan yang sudah mulai gundul. "Ini aliran sungai Cilaki-Cibeurih yang sumber mata airnya dari Citoko. Citoko ini masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, kita akan coba koordinasi dengan tim agar melakukan pengecekan menggunakan drone. Khawatir pohon-pohon ini ternyata hanya di pinggiran saja, ternyata tengahnya gundul," kata Iti ketika meninjau langsung korban banjir bandang di Desa Margaluyu, Kecamatan Sajira, Kamis (23/5). Iti menegaskan pemerintah tengah membahas untuk penanganan pasca bencana. Sedangkan untuk tindakan tanggap darurat seluruh tim sudah berjaga dan menyalurkan logistik sejak malam kemarin. "Sejak malam tim kita sudah di lokasi banjir, logistik juga sudah kita salurkan. Bantuan logistik tersebut guna mencegah terjadinya rawan pangan pasca bencana," ujarnya. Ia mengungkapkan, akan melakukan pengecekan mulai dari hulu sampai hilir. Karena, tidak mungkin banjir bandang hanya akibat hujan saja. "Curah hujan tidak terlalu tinggi saat kejadian. Bahkan luapan sungai akibat hujan biasa saja dan normal," ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Lebak, Dede Supriatna menambahkan, sesuai instruksi bupati, pihaknya segera membentuk tim dan akan melakukan koordinasi dengan tim pengawasan Taman Nasional Halimun Salak. "Kita nanti akan cek bersama mereka, apakah ada penggundulan hutan di bagian tengah. Sebab jika diliat dari luar atau sisi Taman Nasional Halimun Salak masih asri dan penuh dengan tanaman besar. Tapi kita tidak tahu di bagian tengah hutannya seperti apa," ucapnya. Banjir bandang yang menerjang empat itu terjadi saat hujan mengguyur selama beberapa jam di wilayah tersebut. Sekitar pukul 17.30 WIB warga dikejutkan dengan kedatangan air bah yang menerjang rumah-rumah warga. Dari empat kecamatan yang diterjang banjir bandang, kecamatan Sajira yang mengalami kerusakan cukup parah. Sebanyak 29 rumah rusak berat, 15 rumah rusak ringan dan 50 rumah termasuk gedung sekolah dan masjid terendam. "Seluruh warga khususnya yang ada di bantaran sungai Cibeurih tidak sempat menyelematkan harta bendanya. Karena air datangnya tiba-tiba dan cepat," kata Yahya, kepala Desa Margaluyu, Kecamatan Sajira, Kamis (23/5). Camat Muncang Lingga Segara menyebutkan bukan hanya banjir. Bencana tanah longsor juga telah merusak beberapa rumah di dua desa di Kecamatan Muncang. Masing-masing desa Pasir Nangka dan Pasir Eurih. "Hujan dari sore sampai isya, banjir bandangnya di aliran sungai Cilaki," terang Lingga. Menurutnya, di kecamatan Muncang sendiri terdapat enam desa yang terdampak banjir bandang. Beberapa rumah rusak bahkan hilang terbawa derasnya arus sungai Cilaki. "Memang hanya sebentar langsung surut, ketinggiannya berbeda-beda ada yang sampai dua meter. Tapi memang banyak rumah, kendaraan hingga hewan ternak hilang terbawa derasnya air," ujarnya. Saat ini, sambung Lingga untuk warga yang terdampak banjir mengungsi di rumah warga lainnya atau tetangga sembari membersihkan lumpur-lumpur yang telah menggenangi rumah. "Sementara ngungsi di tetangganya atau di rumah saudaranya sambil bersih-bersih pasca banjir," ucapnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lebak Kaprawi menyatakan, bersama seluruh relawan dan dibantu TNI mencoba untuk mengevakuasi serta membersihkan sisa-sisa banjir bandang. Banjir bandang bukan saja air. Melainkan membawa serta lumpur, sampah sampai pohon-pohon besar. "Bantuan logistik kebencanaan telah kita berikan kepada masing-masing korban. Serta kita juga membuat posko dan tenda pengungsi di sekitar tempat kejadian," terangnya. Lanjut Kaprawi, untuk data sementara sebaran bencana banjir di kecamatan Sajira yang mengalami kerusakan cukup berat di antaranya 29 rumah rusak berat, 15 rusak ringan, 50 rumah terendam termasuk gedung sekolah madrasah ibtidaiyah. Kerusakan tersebut meliputi tiga desa yakni Desa Margaluyu, Desa Maraya dan Desa Sindangsari. Untuk kecamatan Muncang sebaran kerusakan akibat banjir bandang di empat desa. Desa Cikarang, Desa Leuwicoo, Desa Sekarwangi dan Desa Sukanegara. Sementara, untuk kecamatan Cimarga yang terdampak di Desa Sangiang Jaya sebanyak 118 rumah terendam dan dua rumah rusak sedang. Sedangkan di Kecamatan Leuwidamar rumah yang terendam sebanyak 40 rumah di Desa Margawangi. "Jadi data yang kami himpun untuk sementara dengan jumlah keseluruhan yang terdampak banjir bandang yaitu rumah rusak berat 29 unit, rumah rusak ringan 27 unit, rumah terendam 209 unit, jembatan rusak 3 unit, pondok pesantren rusak berat 3 unit, majelis taklim 2 unit dan gedung sekolah 1 unit," papar Kaprawi. (mg-5)

Tags :
Kategori :

Terkait