Generasi Muda Dinilai Banyak Tak Mengerti Apa Itu Pancasila

Jumat 02-06-2017,06:37 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Pancasila sebagai bagian dari ideologi merupakan jati diri bangsa. Sayangnya, pendidikan Pancasila di masa lalu yang diberikan sejak usia dini dinilai tidak berhasil. Sehingga banyak generasi penerus bangsa yang tidak bisa memaknai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Jadi seolah Pancasila itu tidak nampak. Jadi banyak anak muda tak tahu Pancasila itu apa sih. Karena ketidakmampuan kita semua menyampaikan apa itu Pancasila,” tegas Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati kepada JawaPos.com, Kamis (1/6).

Devie menambahkan, sebetulnya mengajarkan makna dan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan mudah. Di usia Sekolah Dasar (SD) misalnya, dahulu sering diajarkan makna toleransi, gotong royong, saling tolong menolong, dan lainnya. “Maka itu Pancasilais. Untuk anak SD, buang sampah pada tempatnya misalnya, itu Pancasila lho. Menolong teman kesusahan, itu Pancasila. Rajin ibadah, itu Pancasila. Menghargai teman yang berbeda, itu Pancasila,” jelasnya. Saat ini menurutnya, di kala semangat Pancasila mulai luntur, banyak pihak baru menyadari Pancasila hanya sebagai doktrin atau slogan saat dulu. Sehingga ini menjadi tantangan yang harus dijawab dalam implementasi pendidikan dasar. Hal ini agar makna Pancasila dapat mudah dimaknai dan diaplikasikan di dalam kehidupan. “Bukan sekadar hafalan atau ritual, diucapkan, tetapi tidak paham dari gerak langkah dan tutur serta sikap. Bagaimana menghargai orang lain berpendapat itu ada di sila ke-4 Pancasila,” tutur penulis buku ini. Ia menilai, saat ini setiap ormas pasti memiliki niat yang sama yaitu ingin mengaplikasikan nilai Pancasila. Namun karena kurang pemahaman, masih banyak masyarakat tidak memahami bagaimana mengaplikasikannya. “Misalnya kerja bakti itu Pancasila juga, jangan nyontek bagi anak sekolah itu juga Pancasila. Tidak ada yang (obok-obok) Pancasila, hanya saja kurang komunikasi sehingga maknanya kurang lengkap,” papar dosen ilmu komunikasi ini. Filosofi Pancasila imbuhnya, juga dapat lebih gencar diajarkan di tingkat SD agar siswa memiliki jiwa Pancasila. Di tingkat mahasiswa juga demikian, misalnya dengan menggenjot ruang-ruang dialog sehingga bukan hanya sekadar mata kuliah. (cr1/JPG)
Tags :
Kategori :

Terkait