JAKARTA-Otentitas, gesture, dan pemaparan dalam debat pamungkas Capres-Cawapres 2019 diyakini bakal lebih seru. Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-KH Maruf Amin dan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, akan menutup kampanye dengan debat di Hotel Sultan, Sabtu (13/4), malam. Meskipun secara elektabilitas, tidak terlalu berpengaruh pada swing voter. Pengamat politik dari Rumah Rakyat, Maruli Hendra Utama mengatakan, mesin perdebatan akan lebih panas. Karena keduanya paham betul momentum terakhir ini. "Kedua pasangan sudah membuat skenario. Bagaimana membuat efek dari tema debat. Membuat frame untuk meyakinkan publik. Maka pada posisi ini dibutuhkan kejutan, kecermatan dan dan akurasi data," terangnya. Dosen Ilmu Sosiologi Universitas Lampung itu pun memprediksi, baik petahana dan penantang, bakal mengeluarkan jurus-jurus jitunya. "Dari kartu sakti, sampai ayat-ayat suci. Termasuk, kelantangan berbicara yang menggambarkan ketegasan," tuturnya. Mantan Ativis 98 ini menambahkan, meski penampilan debat yang sudah ditunggu publik ini menarik, tapi tidak berpengaruh pada swing voter. "Angkanya tidak signifikan. Pada bagian itu, analisa lembaga survei yang bisa bermain. Tapi yakinlah, debat pamungkas ini akan menarik dari debat-debat sebelumnya," terang Maruli. Berbeda dengan analis politik Exposit Strategic Arif Susanto. Ia menyebut persaingan politik di Pemilu 2019 bukanlah sebuah peperangan. Fase ini yang seharusnya dimaknai secara bijak. "Saya sependapat, bahwa debat ini akan menarik. Ada jurus-jurus pamungkas yang dilahirkan. Tapi persaingan ini bukan perang. kalau perang menang jadi arang kalah jadi abu," kata Arif. Namun dari narasi-narasi yang disampaikan belakangan ini malah elite politik terkesan seakan sedang berperang atau tidak siap kalah dan ingin menang sendiri. "Banyak yang disampaikan ke publik seperti, kalau kalah berarti pemilu curang, akan menggerakkan people power, mempolitisasi masyarakat, kelompok yang bukan organisasi politik. Ini berbahaya," kata dia. Penyakit tidak siap kalah atau ingin menang sendiri ini, kata Arif memang merupakan suatu penyakit dalam politik nasional. Pelaku-pelakunya menjadi sulit menerima perbedaan, minim empati, bahkan nyaris selalu konfrontatif. Situasi ini bukan hanya buruk untuk pelaksanaan pemilu, tapi ini juga memberi pengaruh negatif terhadap keberlangsungan bernegara. "Kalau pemerintahan akan berganti setiap kali pemilu, tetapi negara tetap berlangsung selamanya. Jadi jangan memakai strategi politik yang mendelegitimasi pemilu karena hanya akan menciptakan ketidakpercayaan publik terhadap negara," kata dia. Seharusnya semangat persaudaraan, melalui momentum kedua calon presiden, Joko Widodo berpelukan dengan Prabowo Subianto ketika debat beberapa waktu lalu dapat mengalir hingga ke rakyat. "Ini bisa terjadi kalau para elite politik tidak hanya ingin menang sendiri, harus siap kalah, timpalnya. Sementara itu, di tengah persiapan pemungutan dan penghitungan suara, KPU juga menyiapkan puncak kampanye Pemilu 2019. Kegiatan tersebut tidak lain berupa debat kandidat edisi kelima. Kemarin KPU menggelar geladi penyelenggaraan debat hari ini (13/4). Debat kelima akan menjadi pemungkas dari empat edisi sebelumnya. Tema yang dibahas tergolong krusial, yakni perekomian Indonesia. Tema yang menyangkut hajat hidup rakyat secara langsung itu paling sering menjadi isu yang dikampanyekan Jokowi-Maruf maupun Prabowo-Sandi. Komisioner KPU Hasyim Asyari menjelaskan, sepuluh panelis yang dipilih KPU berada di Jakarta sejak Selasa lalu (9/4). Mereka dikarantina dan bertugas menyusun materi debat yang akan ditanyakan kepada kedua paslon. Selasa lalu para panelis dipertemukan dengan sejumlah pemerhati ekonomi dalam forum focus group discussion (FGD) untuk memperkaya penyiapan materi. Kemudian, Rabu lalu (10/4) para panelis plus dua moderator juga menandatangani pakta integritas. Mereka tidak boleh memberitahukan sedikit pun materi debat yang disusun kepada siapa pun. Itu untuk menjamin kerahasiaan materi sampai nanti diundi saat berlangsungnya debat. Saat ini materi debat difinalisasi oleh para panelis. Hasyim menambahkan, pihaknya juga akan menggelar pertemuan akhir dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) 01 dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02. "Misalnya, terkait persiapan protokoler dan persiapan lain menjelang hari H debat," tambahnya. Dengan demikian, tidak ada lagi komplain saat hari pelaksanaan debat. Dan kemarin, KPU telah menggelar geladi kotor untuk debat kelima. Dilanjutkan geladi bersih besok beberapa jam sebelum pelaksanaan debat dimulai. Se Tiap-tiap tim sukses diberi jatah 150 tim hore untuk menyaksikan langsung. Sementara itu, KPU mengundang 200 orang perwakilan masyarakat umum nonpartisan. Polda Metro Jaya mematangkan rencana pengamanan debat kelima atau terakhir dalam proses pemilihan presiden 2019, pada Sabtu pekan ini. "Hari ini sedang dirapatkan, nanti bagaimana hasilnya akan disampaikan secara resmi pada media," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Jakarta, kemarin. Hingga saat ini, Argo menyebut, pihak kepolisian belum bisa memberikan detil lokasi debat dan pengamanannya seperti apa termasuk jumlah personel yang diturunkan Polda Metro Jaya. "Untuk debat terakhir ini lokasinya dimana, pengamanannya seperti apa, pengaturan lalin seperti apa, jumlah personelnya berapa, nanti saya sampaikan secara jelas setelah hasil rapat bersama KPU," ucapnya. (fin)
Debat Pamungkas Lebih Panas
Sabtu 13-04-2019,03:46 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :