Seminar dan Workshop Kewirausahaan STIE Dwimulya, Mahasiswa Diajak Jadi Entrepreneur

Jumat 22-03-2019,04:18 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dwimulya, Kota Serang diajak untuk menjadi entrepreneur (wirausahawan). Sebab, salah satu indikasi kemajuan sebuah bangsa adalah dapat dihitung dari seberapa banyak entrepreneur dalam suatu bangsa tersebut. Hal itu disampaikan oleh Ketua Unit Penelitian STIE Dwimulya, Agus Gunawan seusai sambutan di acara Seminar dan Workshop Kewirausahaan di Aula STIE Dwilmulya, Kota Serang, Kamis (21/3). "Kemajuan bangsa diukur dari pendapatan per kapita, dan indikatornya dihitung berapa banyak entrepreneur dalam suatu bangsa, itu adalah fakta yang memang harus kita sadari," katanya. Apalagi, kata dia, kemudahan berwirausaha didukung dengan adanya akses internet atau digital entrepreneur. Dengan begitu, mahasiswa dapat melakukannya dengan bebas dimana dan kapanpun yang dia mau. Hal itu juga bernilai positif sebab mahasiswa tidak perlu lagi meminta uang jajan kepada orangtuanya. "Dengan berwirausaha, mereka bisa kuliah sambil usaha juga, apalagi semua kampus sekarang mindsetnya menyarankan bisa menjadi entrepreneur," ujarnya. Ia mengatakan jumlah entrepreneur muda di Banten masih sangat sedikit, karena mereka cenderung lebih memilih bekerja di pabrik dan menjadi pegawai negeri sipil (PNS), padahal menjadi entrepreneur sangat menyenangkan. "Kalau kerja di bawah tekanan orang lain terkadang bisa saja bosan, tapi kalau jadi pengusaha itu kita kerja mandiri meskipun penghasilannya tidak menentu, tapi itu tergantung orangnya," paparnya. Dalam acara tersebut, pihak Kmapus Dwimulya bekerja sama dengan Komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Banten Indonesia (KUBI) dan telah melakukan kesepahaman (MoU) untuk mendorong mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur. "Kalau di kampus mereka hanya diberikan teori saja, sementara dengan kerja sama ini mereka juga akan menjadi pelakunya, dan itu akan di-support oleh KUBI. Kalau memang mahasiswa membutuhkan modal maka kita juga menghadirkan pihak Bank BJB untuk men-support itu," paparnya. Ketua KUBI Agus Hasanudin mengatakan bahwa saat ini penggunaan media sosial sangatlah rumlah. Namun tidak disangka hal itu akan dapat menguntungkan dengan cara berwirausaha melalui sosial media. "Jadi kami beri gambaran kepada mereka bagaimana seharusnya penggunaan sosial media untuk bisa digunakan berwirausaha," katanya. Selain itu, pihaknya juga akan membuat klinik bisnis, sehingga bagi mahasiswa pemula, bisa bersama-sama dengan KUBI untuk menjalankan usahanya. "Kita bareng-bareng agar omsetnya baik. Kalau ada kendala, kita bisa konsultasi dengan teman-teman yang sudah lama di bidang entrepreneur," ujarnya. Sementara itu, Head of Community Development Smartfren, Dani Akhyar mengatakan Smartfren secara konsisten selalu mengajak kolaborasi empat pihak yaitu perguruan tinggi, swasta, pemerintah, dan komunitas dalam mendiring kemajuan UMKM di Provinsi Banten. "Dalam mewujudkannya, tentunya kita harus bisa memberikan pemahaman terlebih dahulu, khususnya bagi entrepreneur pemula, dengan begitu semua dapat sinergi dalam mewujudkan perekonomian yang lebih baik," paparnya. (mg-03/tnt)

Tags :
Kategori :

Terkait