Gubernur Kecam Aksi Teror Selandia Baru

Selasa 19-03-2019,04:07 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengecam keras aksi teror terhadap umat Islam di Kota Christcruch, Selandia Baru, pekan lalu. Aksi penembakan brutal itu telah melukai 40 warga muslim yang tengah melaksanakan salat Jumat. Kecaman keras itu disampiakan WH saat memimpin apel gabungan memperingati HUT Satpol PP ke-69, HUT Damkar ke-100, HUT Satlinmas ke-57, Hari Bhakti Rimbawan ke-36 dan Hari Kesadaran Nasional di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, di Lapangan Setda Provinsi Banten, KP3B, Kota Serang, Senin (18/03). WH menegaskan, pelaku teror yang menimpa warga muslim yang tengah salat di masjid adalah prilaku biadab dan tidak memiliki rasa kemanusiaan yang patut untuk dikecam dan mendapat hukuman seberat-beratnya. Ia menilai teror yang dilakukan adalah perilaku keji. “Bahkan, seekor binatang tidak berlaku sekeji itu, jadi pelakunya benar-benar jahat dan tidak punya hati,” ujar WH. Dikatakan WH, peristiwa tersebut mengingatkan kesadaran sebagai seorang umat yang harus saling melindungi, menghormati dan tidak menyakiti satu sama lain. Hal ini penting untuk ditanamkan agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di belahan dunia manapun. “Padahal, yang saya tahu, Selandia Baru merupakan negara yang relatif aman, semangat toleransi yang kuat, gotong royong yang tinggi bahkan disebutnya sebagai negara yang islami dan termasuk ke dalam 7 besar negara yang paling bahagia. Tapi, tiba-tiba orang jahat masuk ke sana, dengan nafsu syaitoniyah dan provokasi akhirnya muncul hal seperti itu,” katanya. Atas peristiwa tersebut, WH meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Banten agar lebih meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama dan mempererat silaturahim. Karena, hal tersebut merupakan syarat utama sebagai warga negara untuk bisa hidup berdampingan, bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Senada, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga Kanwil Kementerian Agama Banten mengutuk keras penembakan umat Islam di Selandia Baru. Dan meminta masyarakat tidak terpancing dengan kasus penembakan umat muslim di salah satu masjid di Selandia Baru. Ketua MUI Banten, HM Romly menyesalkan aksi penembakan di Selandia Baru. Masyarakat diharapkan tidak terpancing. "Kami sebagai umat Islam tentunya mengutuk keras aksi tersebut dan berharap aparat di sana segera mengungkap motif penembakan tersebut. Kami berharap umat Islam jangan terpancing oleh pihak-pihak yang dikhawatirkan memancing-mancing konflik dari kasus ini," kata Romly saat dihubungi melalui telepon. Ia berharap pelaku penembakan segera ditangkap pihak berwenang di Selandia Baru dan mengungkap motif di balik penembakan yang menewaskan puluhan umat muslim di Selandia Baru. MUI Banten juga mendoakan semoga orang-orang yang menjadi korban penembakan menjadi orang-orang yang mati syahid. "Mudah-mudahan motifnya bukan karena kebencian terhadap umat Islam di sana. Mudah-mudahan karena faktor depresi atau karena persoalan-persoalan kejiwaan pribadi si pelaku," ujarnya. Terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Banten Bazari Syam mengatakan, peristiwa yang terjadi di Selandia Baru jangan sampai mengusik kerukunan umat beragama di manapun. Sebab perbuatan yang dilakukan oleh si pelaku penembakan tersebut tidak dibenarkan oleh agama manapun dan sebagai bagian dari kehidupan umat beragama, kerukunan beragama adalah suatu kata kunci dalam kehidupan beragama. "Kita masyarakat Banten yang heterogen diharapkan untuk selalu membuka diri dengan pemeluk agama lain. Bahwa inti dari ajaran agama itu adalah rukun dan rukun adalah inti dari ajaran agama," kata Bazari. Siapapun yang terlibat dalam persoalan ini harus mendapatkan pelajaran karena apa yang dilakukan tersebut bertentangan dengan nilai ajaran agama apapun. "Ajaran agama apapun tidak ada perintah untuk melakukan perbuatan tersebut. Apalagi perintah seperti itu, mengusik ketenangan dan kenyamanan beragama saja dilarang," ujarnya. Ia mengajak seluruh umat beragama di Banten berpikir jernih, menjaga kerukunan dan mengendalikan emosi. "Bisa saja kita bersedih melihat peristiwa ini, tapi jangan sampai melahirkan kesedihan-kesedihan yang lain," katanya.(tb)

Tags :
Kategori :

Terkait