8 Menit Bertemu Jokowi, Aisyah Irit Bicara

Rabu 13-03-2019,06:55 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA – Langit di atas Istana Merdeka cukup cerah kemarin. Ditemani angin Ibu Kota yang saat itu bertiup cukup kencang. Sambil berjalan, sesekali Siti Aisyah menyeka jilbab hitam yang terburai lantaran tersapu angin. Ya, Siti bersama keluarganya hendak bertemu Presiden Jokowi kemarin. Tepat sehari setelah dirinya menghirup udara bebas. Meski, tidak sepenuhnya bebas. Setidaknya, lolos dari ancaman hukuman mati peradilan Malaysia. Perempuan asal kampung Rancasumur, Serang, itu ditemani kedua orangtuanya, Asria Nur Hasan dan Benah. Mereka tiba di Istana pukul 13.00. Segala prosedur pengamanan harus dilalui demi dapat bertemu orang nomor 1 di Indonesia itu. Satu setengah jam Siti harus menunggu. Baru pukul 14.30, presiden yang akrab disapa Jokowi itu menerima dirinya dan keluarga di Credential Istana Merdeka. Wajah Siti seketika memerah. Dia lantas bersalaman dan mencium tangan Jokowi sebagai ungkapan terima kasih yang kemudian diikuti Asria dan Benah. Jokowi tidak sendiri. Dia didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly. Sejurus kemudian rombongan melangkah menuju ruang tengah Istana. Pertemuan berlangsung tertutup. Tidak lama. Hanya  delapan menit. Wajah Siti tampak memerah. Sesekali kedua tangannya menyeka air mata yang keluar dari kedua matanya. Terlihat haru, bahagia, dan bersyukur. Sayang, Siti belum mau berbagi ceritanya bertemu Jokowi. Tidak ada keterangan pers dari Siti maupun keluarganya setelah pertemuan. Mereka langsung berpamitan untuk pulang ke rumahnya di Serang. Siti masih saja irit bicara sambil terus berjalan menuju pintu keluar gerbang Istana. ”Senang, ngucapin terima kasih,” ucapnya lirih yang terkesan cuek. Baru melangkah lima meter, dua golf car yang dikendarai paspampres menawarinya untuk mengantar. Tak mau menyerah. Saat ditanya, apa yang akan dilakukannya di kampung? ”Belum tahu,” jawabnya singkat. Sambil dikawal empat polisi, Siti dan keluarga diantar masuk menuju mobil Toyota Avanza Silver dengan nopol B 1680 WOD untuk kemudian mengantar mereka pulang ke rumah. Dalam keterangan pers, Jokowi bersyukur salah satu warga negaranya terbebas dari hukuman mati. Mantan Walikota Solo itu menuturkan, bahwa Siti mengucapkan terima kasih kepada dirinya. Dia juga berpesan agar Siti tetap berada di rumahnya untuk sementara waktu. ”Sampai nantinya agak tenang dan bisa merencanakan kehidupan yang baik,” pungkas Jokowi. Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan penanganan kasus yang menjerat Siti Aisyah masuk kategori hot. ’’Karena terkait tiga negara,’’ katanya di kantor Wakil Presiden kemarin (12/3). Ketiga negara itu adalah Indonesia sebagai negara dari Aisyah, Malaysia sebagai lokasi kejadian pembunuhan, dan Korea Utara sebagai negara asal korban pembunuhan. Terkait dengan nasib WNI lain yang terancam hukuman mati, Wapres JK menuturkan tidak semuanya bisa diberlakukan sama seperti Aisyah. Sebab tergantung kasusnya masing-masing. Dia mengatakan pemerintah Indonesia menghormati keputusan pengadilan Malaysia yang menyatakan bahwa si Aisyah tidak cukup bukti. ’’(Kasus WNI, Red) Yang lain tergantung kasusnya,’’ tandasnya. Meskipun begitu JK mengatakan pemerintah tetap berusaha membebaskan atau mengurangi masa hukuman bagi para WNI yang tersangkut persoalan hukum. Upaya pendampingan tetap dilakukan oleh perwakilan Indonesia di negara setempat. Kepala Disnakertrans Banten, Al Hamidi mengungkapkan, masih terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk keluarga Siti Aisyah. Ada rencana segera memberikan bekal keterampilan kepada wanita yang sempat dituduh membunuh kerabat Pemimpin Tertinggi Korea Utara tersebut. "Sejak kemarin (Senin, 11/3), kami terus berkoordinasi dengan keluarga Siti Aisyah, imigrasi dan pemerintah pusat. Kami sudah menyiapkan beberapa pilihan agar yang bersangkutan (Siti Aisyah,red) dapat bisa bekerja atau berusaha sesuai kemampuan dibidangnya," ujar Al Hamidi saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor Disnakertrans Banten, KP3B, Kota Serang, Selasa (12/3). Dijelaskan Al Hamidi, ada beberapa pilihan untuk Siti Aisyah seperti dilatih memasak atau keahlian lainnya seperti menjahit atau merias kecantikan. "Yang lebih cepat memang diberikan pelatihan kewirausahan mandiri. Misalnya memasak dan membuka rumah makan," jelasnya. Khusus untuk rumah makan lanjut dia, pihaknya berjanji akan sepenuhnya memberikan fasilitas dari modal sampai tempat. "Insya Allah kalau buka rumah makan, kita akan upayakan semuaya. Kalau memang Siti Aisyah bersedia dan serius, kita akan coba buat rumah makan 'Siti Aisyah' di sekitaran KP3B (kawasan pusat pemerintahan Provinsi Banten)," ujarnya. Namun jika Siti Aisyah kurang berminat untuk usaha mandiri dan lebih memilih bekerja di perusahaan, Disnakertrans Banten berjanji akan memfasilitasinya. "Jika lebih tertarik di industri, kami akan coba tempatkan sesuai dengan keahliannya. Insya Allah kita akan fasilitasi," katanya. Seperti diberitakan, Siti Aisyah Warga asal Kampung Ranca Sumur, Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang terhindar dari hukuman mati atas kasus pembunuhan Kim Jong-Nam yang tak lain adalah kaka tiri dari pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un. (tb)

Tags :
Kategori :

Terkait